BENDERRAnews, 4/8/17 (Mangunpuea): Publik tak perlu mempertanyakan lagi soal apakah PDI-P akan kembali mengusung Jokowi di Pilpres 2019. Sebab bagaimanapun Jokowi merupakan kader PDI-P, yang didukung sejak awal, bahkan dijaga agar bisa sukses melaksanakan tugasnya.
“Dalam konteks hubungan politik antara Presiden Jokowi dan PDI-P sebagai rahim politik tempat dia dibesarkan, saya kira secara psikopolitik, masyarakat luas akan senantiasa mengkaitkan keduanya,” jelas Wasekjen DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, usai hadir di acara pembukaan Rapimnas I Hanura, Jumat (4/8/17).
Sebagai gambaran, Basarah mengatakan seandainya rakyat menilai Jokowi gagal mengemban amanat rakyat, pasti dampak langsungnya adalah hukuman ke PDIP. Oleh karean itu, prioritas PDIP adalah memberi dukungan politik pada kebijakan pemerintah hingga 2019 agar penilaian dan apresiasi rakyat tinggi.
“Rakyat merasakan dampaknya, sekaligus rakyat puas. Rasa puas itu pasti berimplikasi pada kesukaan Jokowi dan elektabilitas, termasuk PDIP,” kata Basarah.
Soal kapan waktunya PDIP mendeklarasikan dukungan ke Jokowi sebagai capres di Pemilu 2019, Basarah menyatakan bahwa itu hanya menyangkut tata cara organisasi. Di PDIP, hal itu diserahkan kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang dimandatkan kongres partai sebagai pemegang hak prerogatif.
Yang jelas, PDIP tentu akan mempertimbangkan banyaknya dukungan parpol serta elektabilitas yang tinggi kepada Jokowi. Pada akhirnya, kata Basarah, pihaknya bukan melihat siapa yang akan didukung, tetapi apakah figur itu mampu menyejahterakan rakyat atau tidak.
“Faktor ini menjadi satu paket, nafas dari figur pemerintahan Jokowi,” kata dia.
Sekaligus harus diingat juga, lanjut Basarah, bahwa bicara calon presiden juga harus sekalian bicara calon wapres. Sehingga dalam hal memutuskan capres, PDIP akan memaketkan keputusan dengan cawapres. “Dan untuk itu, dinamika politik masih tinggi. Sehingga bagi PDIP kami menunggu dulu proses pemerintahan melaksanakan tugas dan janji politiknya sambil kita terus melakukan pengamatan dinamika yang ada,” katanta lagi.
“Kamis (3/8/17) malam saya bertemu 34 Ketua DPD Hanura seluruh Indonesia, mereka sepakat mencalonkan Joko Widodo sebagai calon presiden 2019-2024,” kata Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang (Oso) pada pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Hanura.
Pengukuhan dukungan itu disampaikan setelah partai mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Hanura pada Desember 2016.
Oso mengatakan Hanura sebagai partai pendukung pemerintah tetap berkomitmen pada sikap politiknya, dan akan terus mengawal program pembangunan yang dijalankan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Hanura, kata dia mendukung kebijakan membubarkan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang anti-Pancasila dan anti-Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Bagi Hanura, Pancasila sebagai ideologi sudah final. Membubarkan ormas yang menolak Pancasila adalah konstitusional,” ujarnya.
Oso menegaskan bahwa Hanura sebagai anggota partai pendukung pemerintah tidak akan menjegal kebijakan pemerintah. Seperti pertemanan, ia melanjutkan, berkoalisi dalam pemeritahan juga harus tulus. “Hanura sebagai anggota koalisi pemerintahan, tidak akan melakukan perbuatan yang menjegal teman apalagi ‘menggunting dalam selimut’,” katanya seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Partai Hanura melaksanakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I tanggal 4-5 Agustus 2017. Rapimnas I akan membahas berbagai masalah yang bersifat khusus dan mendesak, serta agenda politik strategis nasional termasuk Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu-Pilpres 2019.
Pada kesempatan itu, Oesman menegaskan Partai Hanura selalu sejalan dengan pemikiran Jokowi. Karena itu, Hanura mendukung sikap Pemerintah yang mengutuk perbuatan pasukan Israel dalam penyerangan di Mesjid Al Aqsa.
”Hanura juga menolak seluruh penjajahan di atas dunia. Karenanya Hanura mendukung sikap Pemerintah Indonesia mengutuk kekerasan yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga Palestina di masjid Al Aqsa,” demikian OSO. (B-BS/jr — foto ilustrasi istimewa)