BENDERRAnews, 31/5/17 (Lippo Village): Pihak Universitas Pelita Harapan telah menghasilkan setidaknya 1500 guru, dan terus menunjukkan komitmen teguhnya untuk ‘memproduksi’ tenaga-tenaga pengajar berkualitas yang siap diterjunkan serta diutus ke daerah-daerah terpencil maupun terisolasi.
Terkini, Melalui ‘Teachers College’ Universitas Pelita Harapan (TC-UPH), pihak perguruan tinggi yang masuk papan atas nasional ini kembali melantik 191 guru. Mereka semua dinyatakan siap diutus mengajar di seluruh nusantara, termasuk daerah-daerah terpencil seperti pegunungan Papua.
Sebagaimana dikemukakan Dekan Teachers College UPH, Connie Rasilim, secara keseluruhan guru-guru yang dihasilkan mengalami kemajuan cukup merata. Baik dalam hal konten dan ketrampilan serta kematangan cara berpikir maupun pengembangan karakter.
Connie menuturkan, pencapaian ini merupakan anugrah TUHAN di dalam menyertai proses pembentukan yang dilalui para guru selama menjalani pendidikan dan hidup berkomunitas di asrama ditetapkan di UPH.
Termasuk saat para mahasiswa menjalani magang empat bulan di sekolah-sekolah dalam lingkungan Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH), pada tahun terakhir mereka.
“Pendidikan guru bukan hanya soal bagaimana supaya mahasiswa mendapatkan konten dan mengerti pedagogi yang baik, tetapi pendidikan yang sejati adalah bagaimana mempersiapkan manusia untuk masuk dalam proses persiapan untuk hidup yang sejati,” katanya lagi.
“Di Pelita Harapan, kami yakin bahwa hanya Kristus yang mampu memberikan makna yang sesungguhnya akan proses persiapan yang utuh menuju hidup yang sejati. Hal inilah yang dituangkan dalam proses belajar mengajar”.
Ia menambahkan, berpegang pada KRISTUS membentuk para guru ini untuk dapat mengaplikasikan kebenaran di kelas saat mengajar. “Inilah visi yang terus kami tanamkan kepada mereka yaitu memproklamirkan keutamaan Kristus di dalam segala hal,” jelasnya seperti diberitakan Suara Pembaruan.
YPPH konsisten
Selanjutnya, Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) melalui TC-UPH konsisten menghasilkan guru-guru Kristen dan menempatkan mereka di seluruh sekolah yang berada di bawah YPPH di seluruh Indonesia.
Seiring perkembangan sekolah yang dikelola YPPH, saat ini telah mencapai 53 sekolah, termasuk penambahan sekolah baru di beberapa daerah seperti Medan, Bogor, dan Lubuk Linggau. Juga sejumah sekolah di daerah terpencil Papua seperti di Nalca, Danowage, dan Korupun.
Sementara itu, untuk mengukur perkembangan para guru, Connie mengatakan, TC UPH melakukan evaluasi profil lulusan mulai dari mahasiswa masuk hingga lulus. Hal ini dilakukan untuk lebih mengenal perkembangan mahasiswa akan diutus.
Guru internasional
Ia mengatakan, selain program TC, UPH juga melantik 12 lulusan dari program ‘Internasional Teachers College’ (ITC).
Program ini yakni menaungi mahasiswa yang berasal dari berbagai negara.
Sehingga secara keseluruhannya tercatat dari 10 tahun keberadaan TC UPH, total guru yang dihasilkan saat ini sebanyak 1.500 orang.
Sementara program ITC yang baru dimulai pada 2014 pada kesempatan ini meluluskan angkatan pertamanya.
Pancasila mengokohkan
Lebih lanjut dia mengatakan, melalui para guru yang dihasilkan TC dan ITC, UPH telah memberikan warna bagi pendidikan di Indonesia.
Pancasila sebagai dasar konstitusional Indonesia juga memberikan dasar yang kokoh untuk pendidikan Kristen dapat terus berkembang dan ikut memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan Indonesia secara umum.
Hal ini terbukti dari kepercayaan dan sambutan masyarakat di mana sekolah-sekolah YPPH berada, selalu banyak diminati. Karena keberadaannya dapat dirasakan langsung dalam membangun kehidupan komunitas sekitarnya.
Connie juga mengatakan, dalam meningkatkan mutu, UPH melalui program TC bekerjasama dengan Corban University, Amerika Serikat, mengadakan program pendidikan guru berstandard internasional dengan memberikan dua gelar kepada lulusannya, yaitu Sarjana Pendidikan (S.Pd) dari UPH dan Bachelor of Education (B.Ed) dari Corban University.
Selanjutnya, menegaskan, para lulusan TC ini juga harus memenuhi empat kriteria yang dikenal dengan 4C. Yakni menjadi seorang Kristen yang dewasa. Kedua, ‘Calling’, yakni yang menjalankan panggilannya sebagai guru. Ketiga, Competence, memiliki kemampuan di tingkat internasional. Dan keempat, Compassion, yakni dapat melayani komunitas dengan penuh kepedulian, menjadi karakteristik yang terus dipantau.
“Seluruh kriteria tersebut berpusat pada satu sumber yaitu Kristus, sebagaimana dalam Biblical Christian worldview yang mendasari program TC UPH dan membedakan dengan program pendidikan guru lainnya,” demikian Connie Rasilim. (B-SP/BS/jr)