Lippo Village-CS, 22/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): RUPST PT Siloam International Hospitals Tbk menunjuk Ketut Budi Wijaya, seorang ‘senior eksekutif’ berpengalaman di lingkungan Lippo Group sebagai Presiden Direktur yang baru.
Para pemegang saham PT Siloam International Hosiptals Tbk (Siloam) kompak menyetujui penujungan presiden direktur baru tersebut dalam forum Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (22/3/17) di kawasan Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten, Indonesia.
Sesudah itu, secara resmi Siloam hari ini mengumumkan persetujuan pemegang saham atas penunjukan kepemimpinan baru di Dewan Direksi dalam RUPST tersebut.
Dengan demikian, Ketut Budi Wijaya mengambil alih tanggung jawab Romeo Lledo yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris Siloam. Selain itu, diangkat pula Tati Hartawan sebagai anggota baru Dewan Direksi.
Sebagaimana diketahui, Ketut Budi Wijaya telah memegang beberapa posisi senior selama bekerja di Lippo Group sejak tahun 1987. Dan saat ini menjabat juga sebagai Presiden Direktur PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sejak Mei 2010.
Sementara Tati Hartawan telah bekerja di bidang jasa keuangan selama lebih dari 27 tahun termasuk 24 tahun di Citibank.
Laba bersih
Dilaporkan, RUPST juga menyetujui dan meratifikasi Laporan Tahunan untuk periode keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2016.
Siloam memperkuat rekam jejaknya di tahun 2016 dengan pembukaan tiga rumah sakit di Labuan Bajo, Buton dan Samarinda. Sehingga total rumah sakit operasional menjadi 23.
Selain itu, Siloam juga telah menyelesaikan pembangunan tiga rumah sakit di Yogyakarta, Bogor dan Bekasi Blu Plaza yang saat ini sedang menunggu penerbitan izin operasional untuk dapat mulai menerima pasien.
Disebutkan, volume pasien meningkat secara stabil dengan pertumbuhan 19 persen pada kunjungan blended Rawat Jalan (OPD) dan pertumbuhan 18 persen untuk admisi Rawat Inap (IPD). Ini menghasilkan 64 persen Utilisasi Tempat Tidur (BOR) dengan 208 tempat tidur tambahan di tahun 2016 (meningkat dari BOR tahun lalu sebesar 60 persen).
Dengan demikian, Siloam berhasil mempertahankan laju pertumbuhan Pendapatan Operasional Kotor (GOR) yang kuat dengan peningkatan sebesar 25 persen menjadi Rp5.168 miliar.
Sementara Pendapatan Operasional Bersih (NOR) bertumbuh menjadi Rp3.719 miliar, meningkat sebesar 22 persen. Lalu, Laba Kotor sejumlah Rp2.243 miliar, atau meningkat sebesar 23 persen. Sedangkan EBITDA meningkat sebesar 17 persen menjadi Rp674 milyar.
Dilaporkan pula, laba bersih setelah pajak sejumlah Rp86 milyar, meningkat sebesar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
BPJS Kesehatan
Siloam pun terus menunjukkan dukungannya terhadap BPJS Kesehatan. Itu dibuktikan dengan mendaftarkan tiga rumah sakitnya pada tahun 2016 untuk melayani pasien BPJS Kesehatan di Surabaya, Labuan Bajo dan Buton.
BPJS Kesehatan berkontribusi sebesar 20 persen dari total GOR dengan 16 rumah sakit yang terdaftar.
Sebagai bentuk pengakuan atas keunggulan layanan Siloam dalam bidang kesehatan, Siloam telah dianugrahi “Indonesia Hospital of The Year” oleh Frost and Sullivan.
Apresiasi perseroan
Sementara itu, Lee Heok Seng, Presiden Komisaris Siloam, menyatakan, pihaknya senang dengan dukungan yang terus menerus dari para pemegang saham untuk kepercayaan dan keyakinannya pada Perseroan.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada para pemegang saham atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami. Kami memberikan apresiasi kepada para staf medis dan non-medis yang telah bekerja sepenuh hati berdasarkan tanggung jawabnya,” ujarnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para pasien yang telah memberikan kepercayaan kepada Siloam dalam pemenuhan layanan kesehatan.
“Saya ingin menyambut Bapak Romeo Lledo ke dalam Dewan Komisaris dan berterima kasih atas kontribusi dan bimbingannya selama masa jabatannya sebagai anggota Dewan Direksi,” katanya.
“Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada Bapak Ketut Budi Wijaya dan Ibu Tati Hartawan untuk pengangkatan mereka masing-masing sebagai Presiden Direktur dan Direktur Independen. Pengalaman mereka yang luas di bidangnya masing-masing akan memberikan kontribusi dan memperkuat manajemen, operasional dan tata kelola perseroan.” demikian Lee Heok Seng.
Kiprah Siloam
Siloam merupakan salah satu anak perusahaan dari LPKR, sebuah perusahaan properti terkemuka dan terbesar di Indonesia dinilai dari total aset dan pendapatan. Perusahaan ini didukung dengan land bank yang luas dan pendapatan tetap yang solid. Bisnis LPKR terdiri dari residensial/township, retail mall, rumah sakit, hotel dan manajemen aset.
Siloam mengelola 25 rumah sakit, 16 klinik di 18 kota di seluruh Indonesia, dengan 5.200 kapasitas tempat tidur serta didukung oleh lebih dari 2.300 spesialis dan dokter umum serta lebih dari 8.800 perawat dan staf pendukung.
Siloam juga merupakan rumah sakit yang pertama di Indonesia yang diakreditasi oleh JCI dan beberapa kali mendapatkan penghargaan dari Frost & Sullivan untuk “Indonesia’s Healthcare Service Provider of the Year”.
Siloam kini terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode “SILO” dan kapitalisasi pasar Rp 18,2 trilyun atau USD 1.367,7 juta per tanggal 20 Maret 2017. Demikian rilis yang disampaikan Staf PR Siloam, Jimmy Rambing untuk ‘Cahayasiang.com’ sebagaimana diolah Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’. (Tim)