Lippo Village-CS, 15/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Beragam strategi jitu dibeberkan Walikota Tangerang, H Arief Rachadiono Wismansyah saat memberikan paparan seputar ‘Strategi Pembangunan Kota Tangerang’ kepada mahasiswa Teknik Sipil UPH pada acara “Civil Engineering Week 2017”.
Perhelatan akademis ini berlangsung pada hari Senin, 13 Maret 2017 lalu di Aula Gedung D 501 Universitas Pelita Harapan (UPH), kawasan Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten.
Pada kesempatan itu, Arief menyingung peran para profesional di bidang teknik sipil begitu besar dalam proses pembangunan kota. Karenanya ia sangat antusias memberikan ceramah kepada para mahasiswa dan dosen jurusan Teknik Sipil UPH.
Tidak hanya itu dalam seminar ini, Arief juga mengajak para mahasiswa untuk tidak ragu dalam memberikan ide atau saran, serta turut serta dalam program pembangunan kota Tangerang.
“Dalam membangun Tangerang dengan luas 184 km2, tidak dapat hanya mengandalkan APBD saja, tapi juga perlu dukungan dari private sector. APBD Tangerang yang hanya 4 triliun tidak dapat mencukupi segala upaya pembangunan. Tentunya bicara pembangunan juga tidak terlepas dari peran para engineer seperti para profesional teknik sipil, terutama mengenai perhitungan dalam mendirikan suatu bangunan,” katanya menyemangati mahasiswa yang juga antusias mengikuti pemaparan Walikota Tangerang.
Ikon Tangerang
Kepada mahasiswa, Arief juga memaparkan strategi pemerintah dalam pembangunan kota Tangerang. Yakni, untuk menjadikan Tngerang sebagai kota yang maju, pemerintah telah mengupayakan beragam cara. Mulai dari program “Tangerang Bebenah”, yaitu, melibatkan peran masyarakat dan pelaku industri yang mendukung untuk mengatasi permasalahan seperti rumah kumuh, saluran air, hingga pembangunan jembatan sebagai saran transportasi sekaligus ikon Kota Tangerang.
Beberapa strategi yang sedang diupayakan diantaranya mengarah pada pembangunan Aerotropolis, yaitu pengembangan kota berbasis pada tata letak, infrastruktur dan ekonomi yang berpusat pada bandar udara.
Arief menyebutkan, luas kota Tangerang 184 kilometer persegi, sepuluh persennya merupakan wilayah Bandara Udara Internasional Soekarno Hatta. Karenanya, Bandara harus menjadi pusat pengembangan Kota Tangerang.
Bukan penyangga
Strategi lainnya yang dikemukakan Arief diantaranya ‘Tangerang LIVE’, yaitu pembangunan kota yang ‘Lifeable’, ‘Investable’, ‘Visitable’, dan ‘E-City’. “Untuk itu harus dimulai dengan tersedianya infrastruktur yang representatif, dan pastinya dibutuhkan sumber daya manusia yang ahli dibidang teknik sipil” papar Arief.
Disebutnya lagi, Tangerang jangan lagi hanya berperan sebagai penyangga ibu kota, tapi menjadi kota yang sama-sama maju.
“Untuk memajukan pembangunan inilah, tidak hanya peran para profesional yang diperlukan tapi juga peran kalian sebagai mahasiswa teknik sipil di UPH kami butuhkan. Kami sungguh terbuka dengan ide-ide dan saran dari kalian mengenai pembangunan,” bebernya.
“Mungkin kalian memiliki ide untuk menjadikan infrastruktur Tangerang seperti jembatan menjadi lebih indah dan efisien, atau yang lain. Kami Pemkot Tangerang akan sangat berterima kasih juga, jika kalian para mahasiswa UPH yang berada di bawah bimbingan para dosen di Teknik Sipil UPH turut serta melakukan riset, meng-update diri dengan perkembangan agar dapat membantu memecahkan permasalahan”.
“Bersama-sama mari kita bangun pemerintah dengan kinerja yang berkualitas”, demikian harapan Arief kepada seluruh mahasiswa Teknik Sipil UPH.
Respons positif
Seminar mengenai pembangunan kota Tangerang ini mendapatkan antusiasme dari peserta ditunjukkan dengan munculnya beragam pertanyaan dan usulan.
Salah satunya usulan dari salah satu dosen Teknik Sipil UPH, Prof Dr Ing Harianto Hardjasaputra mengenai pemaksimalan potensi wisata sungai Cisadane, serta festival budaya etnis Tionghoa, yaitu Festival Pecun sebagai daya Tarik wisata kedepannya bagi Tangerang.
Ia juga mengajukan usulan untuk menata jembatan-jembatan yang ada di kota Tangerang agar lebih menarik. Sekaligus dapat menjadi ikon Kota Tangerang, bahkan dapat menarik minat wisatawan lokal dan internasional.
Arief menyambut positif usulan tersebut dan mengundang para dosen dan mahasiswa untuk melakukan berbagai penelitian terkait pembangunan kota Tangerang untuk menjadikan kota yang maju.
Mahasiswa juga diajak untuk menyampaikan kritik, saran atau pemikiran dan hasil penelitian melalui media yang tersedia seperti aplikasi LAKSA (=Layanan Aspirasi Kotak Saran Anda, Red), sosial media Pemkot Tangerang, sebagai sarana komunikasi langsung dengan pemerintah. Demikian keterangan tertulis yang diterima kontributor Henry Kindangan dan diolah Tim ‘BENDERRAnews’ serta ‘SOLUSSInews’ untuk ‘Cahayasiang.com’. (Tim)