Lippo Village-CS, 9/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Kengo Kuma, seorang arsitek kelas dunia berhasil didatangkan pihak Universitas Pelita Harapan dan ‘Orange County’ Lippo Cikarang untuk tampil memaparkan kegeniusannya di hadapan khalayak arsitektur serta pebisnis properti nasional.
Sosok ini sengaja didatangkan ‘School of Design’ (SoD) Universitas Pelita Harapan (UPH) bersama pihak ‘Orange County’, untuk menjadi ‘keynote speaker’ pada forum bertemakan ‘Design for The Changing World’, 20 Februari 2016 di D 501 dan 502 UPH Karawaci, di Kawasan Lippo Villagte, Tangerang.
Di kesempatan itu, Kengo sebagai Design Advisor Masterplan Orange County fase 1, memaparkan tren desain baru yang akan diterapkan di Orange County untuk menyikapi urban lifestyle di masa depan.
Dia pun menunjukkan beragam bangunan di beragam negara seperti Beijing, Jepang, Perancis, Italy, dan lainnya sebagai hasil karya desainnya.
Kengo yang juga Profesor di University of Tokyo memperlihatkan konsistensi dalam setiap desainnya yaitu sebuah bangunan yang memiliki harmonisasi dengan landscape alam.
Gaya uniknya dalam mendesain selalu dikolaborasikan oleh penggunaan material lokal.
Sebagai contoh salah satu desainnya untuk ruang publik di Jepang yang disebut ‘Doma’ atau ruang semi-outdoor yang dibangun dengan menggunakan material lokal berupa kayu dengan konsep satu area untuk beragam kebutuhan komunitas atau masyarakat.
Konsep ini juga yang ingin diterapkan Kengo dalam masterplannya untuk Orange County, dimana ia menerjemahkan tema ‘Liveable City’ milik Lippo ke dalam beragam aspek desainnya yang tidak hanya menciptakan ruang fisik semata, namun memberikan sensasi “experience” yang tidak ditemukan ditempat lain dalam beraktivitas.
Selain itu, desain juga diciptakan untuk mengadaptasi perubahan ‘urban lifestyle’ di masa depan.
Wawasan baru
Forum yang dihadiri kurang lebih 900 peserta dengan beragam latar belakang seperti kalangan mahasiswa dan dosen baik dari UPH maupun luar UPH, pengamat, profesional arsitek, dan perwakilan dari perusahaan properti diharapkan mampu memberi wawasan baru terutama terkait dengan tema acara ini, ‘Design for The Changing World’.
Demikian Alwi Sjaaf, Chief Development Officer PT Lippo Cikarang, Tbk yang mengingatkan agar setiap pribadi memahami alasan mengapa harus hadir di forum ini.
“Kita semua harus memahami bahwa kita hadir karena menginginkan adanya perubahan, seperti tema acara ini. Namun perubahan baru bisa terjadi ketika kita juga merubah pola pikir kita. Ketika kita berpikir ingin adanya suatu perubahan, sehingga ini mendorong upaya kita untuk menuju perubahan. Melalui acara ini saya berharap selain kalian ingin melihat Kuma sebagai arsitek dunia, tapi juga ada keinginan terjadi perubahan di sekitar bahkan negara kita,” ungkapnya.
Alwi juga berharap seluruh generasi muda sebagai mahasiswa desain dan arsitektur mulai memikirkan apa yang bisa diberikan melalui desain mereka nanti untuk perubahan bagi lingkungan, masyarakat ke arah yang lebih baik.
Djelaskannya, perubahan inilah yang memang sedang diupayakan Lippo Cikarang melalui Orange County.
Koridor Timur
Sebagaimana diketahui, Orange County diproyeksikan akan menjadi menjadi CBD baru bagi Koridor Timur (Jakarta) yang mampu memenuhi kebutuhan individu dalam satu area melalui penerapan empat aspek.
Adapun ke-empat aspek tersebut, yakni, Walkable City – jalur pejalan kaki yang nyaman dan eksklusif; Interlink Attraction – desain mal diciptakan untuk beragam variasi tren ke depan; Flexibility – desain mal dan kawasan masa depan yang dapat mengakomodir perubahan urban lifestyle; Dan ‘1 Stop Facilities’ – menciptakan ruang yang menarik bagi semua umur sekaligus menjadi wahana atraksi bagi anak-anak, remaja dan kalangan muda, hingga dewasa dan lansia.
Tegasnya, Semua dapat dipuaskan dalam one stop facilities, baik yang bersifat bisnis maupun hiburan dan rekreasi.
Aspek alam
Selain Kengo dan Alwi, acara kali ini juga menghadirkan Antony Liu dari Studio TonTon yang menunjukkan beberapa proyeknya.
Sejalan dengan Kengo, Antony juga turut mengedepankan aspek alam dalam arsitektur yang dibuatnya. Baginya fenomena alam atau ‘framing the nature’ selalui menjadi konsep awalnya dalam mendesain sebuah bangunan.
Seluruh rangkaian acara ini merupakan kesempatan yang baik bagi UPH dan juga seluruh peserta lainnya.
Bagi ide
Rektor UPH, Dr (Hon) Jonathan L Parapak, MEngSc, menyampaikan rasa terima kasih atas hadirnya Kengo Kuma di UPH yang mau membagikan ide-idenya dalam mendesain.
“Saya mewakili UPH berterima kasih kepada Kengo Kuma atas kehadirannya untuk membagikan ide-idenya, saya juga bangga atas antusiasme dari kita semua atas acara ini sehingga mampu memenuhi dua ruangan di UPH untuk menyaksikan acara kali ini. Selain itu untuk SoD UPH sendiri, saya juga turut berbangga dengan perkembangan yang signifikan baik dari fasilitas workshop yang semakin lengkap serta karya-karya terbaik yang telah dihasilkan para mahasiswanya dan juga dosen,” papar Rektor UPH.
Disebutkan, SoD UPH, khususnya Arsitektur yang telah berdiri sejak tahun 1994, memang telah menunjukkan perkembangannya melalui fasilitas dengan menunjang proses belajar mahasiswa. Seperti workshop manual (bengkel kayu dan bengkel besi) serta workshop digital (laser cutting dan beberapa jenis 3d printer).
Jurusan Arsitektur UPH juga selalu berusaha mengikuti perkembangan dunia praktik arsitektur. Mahasiswa didorong untuk mengikuti perkembangan arsitektur Indonesia dan dunia dengan mengundang para arsitek berpengalaman untuk memberikan kuliah umum. Salah satunya melalui penyelenggaran ‘Design Forum’ bersama Kengo Kuma kali ini.
Dilaporkan, setiap tahunnya jurusan Arsitektur UPH menerbitkan buku proses belajar mahasiswa bernama Archive, sejak tahun 2007. Demikian laporan Henry Kindangen yang diolah Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’ untuk ‘Cahayasiang.com’. (Tim)