BENDERRAnewd, 3/4/18 (Lippo Village): Menampilkan empat pembicara yang merupakan para pakar di bidang masing-masing, yakni Prof Manlian Simanjuntak, ST., MT, D.Min, Guru Besar Manajemen Konstruksi UPH, Prof Dr Ing Harianto Hardjasaputra, anggota Tim Ahli Bangunan Gedung DKI Jakarta, Dr Ir Wiryanto Dewobroto, MT, Anggota Komite Keselamatan Konstruksi, dan Ir Wahyu P Kuswanda, Pemilik/Direktur PT Teknindo Geosistem Unggul, Universitas Pelita Harapan menggelar seminar bertajuk ‘Program Strategis untuk Meningkatkan Daya Saing Pembangunan Konstruksi Indonesia’.
Ini merupakan salah satu ujud komitmen Universitas Pelita Haralan (UPH) untuk terus berkontribusi serta turut berperan dalam Pembangunan Konstruksi Indonesia.
Iven akademik tahunan “Civil Engeering Week” (CEW) yang diadakan Teknik Sipil UPH pada tanggal 2 April 2018 tersebut, berlangsung di Gedung D ruang 503 UPH, kawasan Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten.
Headline program pemerintah
Prof Manlian, moderator sekaligus pembicara seminar, mengemukakan, topik ini sangat penting, karena pembangunan konstruksi juga menjadi headline program dari pemerintah.
Disebutkan, hal ini juga disampaikan secara khusus oleh presiden kepada pihak Kementerian PUPRm agar industri konstruksi Indonesia mencapai prestasi yang terbaik secara nasional.
“Selain itu, adanya semangat pembangunan dari pemerintah (di bidang infrastruktur), yang dikerjakan dengan berbagai ‘terobosan’, yakni d3ngan lebih baik, cepat dan murah,” ungkapnya.
Manlian juga memaparkan, seminar ini juga bertujuan agar prestasi pembangunan konstruksi negara Indonesia dapat berkompetisi secara global maupun internasional.
“Penelitian diukur dari indikator tingkat nasional dahulu, setelah itu tentunya akan mampu bersaing di tingkat internasional. Dalam konteks pembangunan nasional, setiap pemerintahan di republik ini harus bernafaskan sustainability (keberlanjutan). Siapa pun pemerintah hendaknya keberlanjutan, dimana perencanaan pembangunan tetap berjalan dengan baik”, jelas Manlian.
Bahas enam terobosan
Seminar ini membahas lima terobosan yang menjadi langkah-langkah strategis peningkatan daya saing. Yakni, pertama, regulasi dan hukum yang disederhanakan. Kedua, koordinasi antar lembaga. Ketiga, pendanaan yang inovatif.
Kemudian keempat, kepemimpinan. Lalu kelima, penerapan hasil riset dan teknologi.
“Hal inilah yang juga diharapkan oleh pemerintah, serta (tentu) bagaimana (harus di-)-respon dari para pihak terhadap masing-masing hal tersebut,” katanya lagi.
Disebutkan pula, salah satu penyebab kegagalan konstruksi, karena belum terlibatnya secara penuh semua pihak baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat. Sehingga seminar ini juga membagikan pemikiran apa yang sama-sama sebenarnya perlu dilakukan. “Tidak hanya diserahkan kepada satu pihak saja, namun diharapkan terlibatnya secara penuh semua pihak baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat,” ujarnya.
Menilik segi akademis
Sejalan dengan hal tersebut, Harianto menilik dari segi akademis, fimana ia mengimbau agar tidak menyepelekan apa yang disebut dengan teori.
Dikatakannya, teori dan praktek saling terkait. Teori mencoba menyelaraskan apa yang di dalam praktek, dituliskan, sehingga dapat menjadi pembelajaran bersama.
“Contoh dalam seminar ini sendiri, seakan-akan hanya teori. Namun memberikan suatu wawasan, dan kesiapan. Karena kalau dilihat di dalam praktek di mana terjadi kecelakaan, maka itu masalahnya menyepelekan dan mengabaikan dunia teknik..,” tegasnya.
Di sini yang terpenting bagaimana dalam dunia pendidikan mencoba menyelaraskan teori dan praktek. Selain itu, masalah yang terutama ialah kesiapan SDM. Ini tak bolrh menggangap gampang, hanya gambar saja. “Padahal kenyataannya tidak begitu, gambar juga merupakan hasil dari proses perhitungan yang cermat. Di samping mahasiswa, dosen juga harus berani terima koreksi dan feedback sehingga ada timbal balik,” tegas Harianto.
Dilaporkan, seminar ini dihadiri oleh sekitar 250 orang, baik dari mahasiswa Teknik Sipil maupun kalangan profesional di bidang konstruksi.
Untuk memperluas jangkauan peserta seminar, Pogram Studi Magister Teknik Sipil UPH kembali akan mengupas topik konstruksi ini di Jakarta, pada tanggal 5 April 2018 di kampus Pascasarjana UPH Plaza Semanggi, bertopik ‘Mengantisipasi Kegagalan Konstruksi’ dengan pembicara perwakilan dari pemerintah; Dr. Ir. H. Syarif Burhanuddin, M.Eng; Dirjen Bina Konstruksi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, demikian rilis dari Staf PR UPH. (B-r/TM/jr)