BENDERRAnews, 4/10/17 (Cikarang): Kehadiran bakal kota mandiri Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat sudah membawa manfaat luas bagi masyarakat Cikarang maupun Bekasi dan sekitarnya. Perekonomian warga setempat bertumbuh signifikan, bahkan melebihi ekspektasi.
Tentunya hal ini merupakan tren positif supaya terwujud percepatan pembangunannya. Meikarta yang dibangun Lippo Group dengan nilai investasi Rp278 triliun, itu telah memberikan manfaat besar walaupun pembangunannya belum rampung.
Tokoh masyarakat Desa Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, Kang Ojan Sarkadut, 45 tahun, mengaku sudah merasakan manfaat kehadiran Meikarta. Sejak dibangun, geliat ekonomi warga Cibatu khususnya, mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
“Alhamdulillah, sejak ada Meikarta, warga jadi terbantu. Dulu, siapa sih yang mau melirik Cibatu? Sekarang, kos-kosan bejibun (ramai, Red). Warga jadi punya penghasilan tambahan dari hasil sewa kos. Harga tanah yang dulunya enggak ada nilainya, sekarang bisa Rp 5 juta sampai Rp 10 juta per meternya, luar biasa,” jelasnya.
Hal sama dirasakan penjual food truck, Yunah, 26. Adanya Meikarta sangat membantu ekonomi keluarganya. Ibu dari dua anak itu merasa senang bisa berjualan di sana. Karena, omset tiap harinya cukup besar.
“Kalau jualan di sini, saya bisa dapat 5 jutaan tiap harinya, alhamdulillah Meikarta sangat membantu kita,” tutur Yunah.
Hal itu, lanjut dia, tak lepas dari ramainya pengunjung yang datang tiap harinya. Ditambah, banyak pekerja yang makan di tempat ia berjualan. “Pengunjung terhibur, banyak sarana hiburan, dan akhirnya mampir ke tempat saya. Para pekerja juga sering makan di tempat saya, semua karena Meikarta,” tandas Yunah.
Ngadiman, 50, warga Villa Mutiara, Kecamatan Cikarang Selatan, mengaku bersyukur atas kehadiran Meikarta. Usaha warung nasi miliknya memiliki omzet besar saat dirinya memutuskan berjualan di sekitar proyek Meikarta.
“Dulu saya buka warung di kantin kawasan, dekat PT Kalbe. Sepi disana, paling ramai cuma dapat Rp 500.000 sehari. Sekarang alhamdulillah, sehari bisa Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Yang belinya, pekerja proyek Meikarta. Alhamdulillah, bisa buat mencukupi keperluan rumah tangga dan sekolah anak-anak,” tandas Ngadiman. (B-Feber S/jr – foto ilustrasi istimewa)