BENDERRAnews, 23/8/17 (Yogyakarta): Dalam proyeksi pertumbuhan penduduk, Indonesia ternyata jauh lebih tinggi peningkatannya dibandingkan angka perkembangan dunia.
Disebutkan, pada tahun 2010-2035 atau dalam kurun waktu 25 tahun, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 305,7 juta, melonjak dari 238,5 juta pada tahun 2010.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Razali Ritonga memaparkan prediksi tersebut ketika memberikan kuliah umum di Fakultas Geografi UGM, Selasa (22/8/17) kemarin.
Razali menambahkan, dalam 25 tahun, penduduk Indonesia akan bertambah sekitar 2,9 juta per tahunnya.
Tantangan tersendiri
Angka pertumbuhan ini, dan memberikan tantangan tersendiri bagi pembangunan negara, sekaligus mengandung peluang.
“Tantangannya adalah bagaimana bisa memenuhi kebutuhan dasar dengan jumlah penduduk yang banyak. Tapi ini juga peluang mengingat kebanyakan penduduk berada pada usia produktif,” katanya seperti dilansir ‘Antara’.
Untuk merencanakan pembangunan yang sesuai dengan kondisi demografi penduduk, jelas Razali, pemerintah daerah perlu memiliki pemahaman mengenai kependudukan serta data-data terkait.
Informasi kependudukan seperti struktur umur penduduk, angka kelahiran total, serta angka harapan hidup penduduk, menurutnya, dapat menunjang perencanaan dan pembangunan di masa mendatang baik di tingkat nasional maupun provinsi.
Bonus demografi
Melimpahnya penduduk usia produktif atau yang sering disebut bonus demografi akan terjadi di Indonesia pada tahun 2020-2035. Bonus demografi ini akan menggeser komposisi piramida penduduk Indonesia yang awalnya didominasi oleh penduduk usia 15 tahun ke bawah, menjadi didominasi penduduk usia produktif 15-64 tahun.
“Pemda harus paham soal kependudukan. Desentralisasi harus diikuti dengan pemahaman mengenai isu-isu kependudukan,” ujarnya.
Sedang Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Geografi, Dr Dyah Rahmawati Hizbaron menyampaikan, bonus demografi memiliki potensi yang besar yang harus diolah secara bijak dengan kebijakan yang tepat.
Kajian mengenai kependudukan atau demografi, menurutnya, juga turut berpengaruh terhadap bidang lain termasuk dalam ilmu geografi untuk menghasilkan kajian yang lebih luas serta komprehensif yang dapat digunakan untuk mendukung program-program pembangunan.
“Kajian ilmu demografi digunakan dalam berbagai aspek keilmuan geografi. Dengan semakin banyaknya lulusan ahli geografi yang juga memahami demografi, maka makin banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan Indonesia,” jelas Dyah.
Melimpahnya penduduk usia produktif tersebut, akan diikuti dengan menurunnya rasio ketergantungan. Di tahun 2015 jumlah usia produktif di Indonesia mencapai 67,3 persen dari total populasi. Puncaknya diperkirakan akan terjadi di tahun 2035 yang diproyeksikan jumlah usia produktif sebesar 68,1 persen dari total 296,4 juta penduduk indonesia. Sementara angka ketergantungan pada tahun 2015 sebesar 48,81 persen, akan menurun di tahun 2035 menjadi 45,77 persen. (B-SP/BS/jr)