BENDERRAnews, 4/7/17 (Jakarta): Mulai membaiknya kondisi perekonomian sepanjang 2017, membuat pihak PT Multipolar Technology Tbk atau MLPT membidik pertumbuhan usaha sebesar 10 persen dengan menggenjot bisnis penjualan perangkat lunak.
Dilaporkan, Multipolar Technology sepanjang 2016 lalu meraih pendapatan Rp1,927 triliun turun 9,9 persen dibandingkan periode 2015 sebesar Rp2,14 triliun. Realisasi ini dibawah target yang dicanangkan pada 2016 dimana dibidik pertumbuhan usaha sekitar sembilan persen.
“Kami akui tahun lalu itu kinerja tak begitu bagus karena faktor kondisi perekonomian yang berdampak kepada dua pelanggan utama yakni sektor perbankan dan telekomunikasi. Di kedua sektor ini mereka memotong biaya belanja Teknologi Informasi (TI) sehingga berdampak ke bisnis Multipolar Technology,” ungkap Presiden Direktur Multipolar Technology Wahyudi Chandra kala paparan publik di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bergesernya fokus
Faktor lainnya yang menekan kinerja Multipolar Technology ialah bergesernya fokus dari penjualan perusahaan dari menjual perangkat keras ke perangkat lunak.
“Kalau dilihat penjualan perangkat keras kita hanya Rp1 triliun di 2016 turun dibandingkan 2015 sebesar Rp1,2 triliun. Tapi kalau dilihat di bisnis perangkat lunak dan konsultansi itu naik. Kita mencari margin yang lebih bagus dengan perangkat lunak ini,” ulasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan Multipolar Technology, Hanny Untar menambahkan, perseroan menyiapkan belanja modal sebesar Rp123 miliar untuk mendukung ekspansi tahun ini. Dimana Rp88 miliar dialokasikan untuk anak usaha PT Visionet Data Internasional (VDI) dan Rp17 miliar bagi PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), lalu sisanya di bisnis lainnya.
“Kami ingin genjot bisnis VDI agar bisa berkontribusi dari 20% ke 22-25% untuk total pendapatan dan GTN maksimal menjadi 5% bagi total pendapatan,” kata Wahyudi.
Tebar dividen
Selanjutnya Hanny menjelaskan, sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, perseroan akan menebar dividen sebesar Rp59,06 miliar atau 40 persen dari total laba yang diatribusikan kepada entitas induk perusahaan di tahun 2016 sebesar Rp130,165 miliar.
“RUPS menyepakati pembagian dividen tunai atas 1.875.000.000 saham sebesar Rp 31,50 per saham,” demikian Hanny Untar, seperti dirilis ‘Indotelco.com’. (B-IT/jr)