Jakarta-CS, 28/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Fenomena alam berupa turunnya hujan es melanda beberapa bagian di wilayah Ibukota Jakarta, hari Selasa (28/3/17) ini.
Sejumlah warga kaget dengan turunnya butiran-butiran es sebesar kelereng menyertai hujan deras dan angin kencang yang berakibat pohon tumbang dan di antaranya ada menimpa mobil milik warga di Jakarta Selatan.
Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan, hujan es yang terjadi di sebagian wilayah Jakarta merupakan fenomena alami yang biasa terjadi.
Berdasarkan informasi yang diterima ‘Antara’ di Jakarta, Selasa (28/3/17), beberapa wilayah di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur, terjadi hujan es.
Dari penjelasan BNPB, hujan es bisa terjadi karena saat kondensasi di dalam awan ‘Cumulonimbus’ melewati batas lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di batas level beku.
Istilah hujan es disebut “Hail”. Hujan es di Jakarta ini berasal dari awan ‘Cumulonimbus’ bersel tunggal berlapis-lapis dengan pertumbuhan vertikal sampai tinggi 30.000 kaki dan luasan horisontal awan sekitar 3-5 km.
Kejadiannya lokal dan singkat, kurang dari lima menit.
Kepala Pusdatin dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, Jakarta pernah turun hujan es pada tahun-tahun sebelumnya.
Di daerah lain di Indonesia juga pernah terjadi seperti di Bandung, Yogyakarta, Malang dan lainnya. Biasanya terjadi pada masa transisi atau peralihan musim.
Tidak ada dampak kerusakan akibat hujan es (hail) yang terjadi di Jakarta. Hanya masyarakat merasa heran dengan kejadian tersebut.
“Kondisi aman dan ini peristiwa alamiah saja. Bukan ada yang menjatuhkan es dari angkasa. Hanya saat kondensasi di atsmofer melewati batas level super beku,” kata Sutopo.
Sementara itu, terdapat beberapa informasi juga dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Sejumlah warga Jakarta melalui media sosial Selasa (28/3/17), melaporkan hujan es melanda wilayah mereka, dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menilai sebagai fenomena alami.
“Kejadian hujan lebat/es, disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat, lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya,” demikian @infoBMKG.
Akun resmi BMKG itu dijelaskan bahwa hujan es merupakan fenomena alami yang umum terjadi pada musim transisi (pancaroba), baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya.
Hujan es terjadi disertai petir dan angin kencang dalam durasi singkat, menurut BMKG, biasanya satu hari sebelumnya udara terasa panas dan gerah mulai malam hingga pagi hari karena radiasi matahari dan kelembaban udara tinggi.
Setelah itu, prakirawan BMKG mengemukakan bahwa terlihat awan Cumulus (awan putih berlapis) yang segera berubah menjadi Cumulonimbus yang berwarna abu-abu atau hitam.
Hujan yang turun setelah tanda-tanda tersebut biasanya deras dan tiba-tiba.
BMKG memperkirakan hujan lebat terjadi di Jabodetabek mulai pukul 16.00 di Kelapa Dua Wetan, Cibubur, Pinang Ranti, Kramat Jati, Pejaten Timur, Duren Tiga, Tegal Parang, Pulo, Jati Padang, Ciputat, Pesanggrahan, Bintaro, Lebak Bulus, Pondok Aren, Tanggerang Selatan, Bojong Kulur, Jatisari, Jatiluhur, Jatiwarna, dan sekitarnya. Demikian ‘BeritaSatu.com’ melansir, yang diolah Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’ untuk ‘Cahayasiang.com’. (Tim)