Washington–CS, 22/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Dugaan adanya upaya ‘mengalahkan’ Hillary Clinton dalam Pilpres Amerika Serikat lalu, semakin terungkap saja. Terutama terkait ikut ‘main’-nya Presiden Rusia, Vladimir Putin, sehingga Pilpres itu dimenangkan (melalui ‘electoral vote’) oleh Donald Trump, meski secara ‘popular vote’ tetap pemenangnya Hillary.
Terkini, Direktur Biro Penyidik Federal (FBI) Amerika Serikat, James Comey mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin memang sangat membenci Hillary Clnton. Dan mengindikasikan, Rusia memang mencampuri urusan pemilihan presiden (Pilpres) AS tahun lalu.
Dalam dengar pendapat dengan anggota Komisi Intelijen DPR di Gedung Capitol, Senin (20/3/17) waktu setempat, Comey mengatakan, keberhasilan dalam menjatuhkan popularitas Clinton kemungkinan akan membuat Rusia kembali melibatkan diri dalam pemilihan tahun 2020.
“Putin begitu bencinya terhadap Clinton … sehingga preferensi dia jelas yaitu orang yang melawan orang yang sangat dibencinya,” kata Comey, tampaknya merujuk kepada Donald Trump sebagai orang yang dipilih Putin.
“Menurut pengamatan masyarakat intelijen, seiring berlalunya musim panas, berbagai jajak pendapat menunjukkan bahwa Clinton akan menang, orang-orang Rusia itu seperti menyerah dan akhirnya hanya fokus berusaha merendahkan dia (Clinton),” bebernya lagi.
Comey menambahkan, saat ini FBI tengah menyelidiki upaya Pemerintah Rusia dalam mencampuri proses pemilihan presiden AS 2016.
“Dan itu termasuk menyelidiki bentuk hubungan antara orang-orang yang terkait tim kampanye Trump dengan Pemerintah Rusia, dan apakah ada koordinasi antara tim kampanye dengan upaya-upaya yang dilakukan Rusia,” ujar Comey.
Menjelang Kongres Partai Demokrat untuk mengesahkan nominasi Clinton sebagai calon presiden tahun lalu, beredar bocoran surat-surat elektronik para petinggi partai akibat aksi peretasan. Dalam surel tersebut terungkap, para petinggi partai lebih berpihak ke Clinton dibandingkan kandidat internal satu lagi yaitu Bernie Sanders.
Pemerintahan Barack Obama ketika itu menyalahkan Rusia atas aksi peretasan tersebut. Demikian ‘BeritaSatu.com’ melansir untuk ‘Cahayasiang.com’, sebagaimana diolah Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’. (Tim)