BENDERRAnews.com, 11/12/20 (Jakarta): Pihak Amerika Serikat mengindikasikan akan menjual pesawat tempur canggih veesi terbaru jenis F-15 dan F-18 kepada Indonesia, setelah berbulan-bulan pertemuan antara para pejabat pertahanan tertinggi dari kedua negara.
Berdasarkan informasi seorang pejabat pertahanan di Jakarta dikutip dari Nikkei Asia, Rabu (9/11/20), kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan pelaksana tugas (Plt) Menteri Pertahanan AS, Christopher Miller dengan Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto.
Miller berkunjung ke Jakarta dan melakukan pertemuan dengan Prabowo pada Senin (7/12/20) dan Selasa (8/12/20). Selama pertemuan itu, Miller setuju untuk menjual dua model jet tempur ke Indonesia yang memang sejak lama ingin meningkatkan jet F-16 karena sudah menua.
Agenda utama Miller ke Indonesia ialah Laut Tiongkok Selatan (LTS), yaitu perairan sengketa dimana Tiongkok telah membangun pangkalan militer. Kunjungan tersebut dilakukan setelah Washington mencabut larangan masuk dua dekade kepada Prabowo terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa lalu.
Sebelumnya, Prabowo juga telah melakukan kunjungan ke Pentagon dan bertemu dengan Menteri Pertahanan saat itu, Mark Esper, pada 16 Oktober 2020.
Membuat gelisah Tiongkok
Direktur Jenderal Strategi Pertahanan di Kementerian Pertahanan RI, Rodon Pedrason, mengatakan, hubungan Indonesia dan AS yang menghangat telah membuat gelisah Tiongkok.
“Mereka bertanya, mengapa kamu menerima mereka? Kami tanggapi secara diplomatis. Kami tidak ingin Tiongkok atau AS merasa ditolak,” kata Rodon dalam webinar, Selasa (8/12/20).
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Miller juga bertemu dengan Panglima TNI, Hadi Tjahjanto, dan membicarakan rencana untuk meningkatkan pelatihan antara militer kedua negara.
“Plt Menhan (Miller) menekankan pentingnya Departemen Pertahanan menempatkan kemitraan bilateral dan mengamankan Laut Tiongkok Selatan dan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” sebut pernyataan dari Kedutaan Besar AS di Indonesia.
Washington tidak ingkar
Rodon mengatakan, terdapat sejumlah kekhawatiran, dimana kebijakan AS akan berubah di bawah Joe Biden, yang akan dilantik menjadi presiden AS pada 20 Januari 2020. Namun, dia mengakui Washington tidak akan mengingkari kesepakatan yang telah ditandatangani.
“Ini hanya masalah seberapa siap kita untuk menyediakan anggaran. Sejauh ini, belum ada kesepakatan yang ditandatangani,” kata Rodon.
Indonesia telah mendorong AS untuk menjual jet-jet tempur F-15, F-18, dan F-35, tapi akhirnya setuju hanya untuk menjual dua model karena model ketiga membutuhkan waktu untuk dikirim sampai 10 tahun. Jet tempur F-15 dan F-18 diproduksi oleh perusahaan penerbangan AS McDonnell Douglas dan Boeing.
Selain AS, negara-negara utama dunia seperti Prancis, Inggris, dan Jerman, bahkan organisasi pertahanan seperti NATO, belakangan ini juga mendekati Indonesia untuk membicarakan LTS.
Rodon mengatakan, Prabowo dijadwalkan mengunjungi Inggris awal 2021, setelah melakukan lebih dari 20 kunjungan sepanjang 2020 untuk mencari kesepakatan persenjataan yang baik termasuk di Prancis, Rusia, Turki, dan Tiongkok.
Disebut Rodon, Kementerian Pertahanan di bawah Prabowo mempunyai rencana besar pengadaan 100 jet tempur unggul untuk menambah armada Indonesia yang saat ini kurang dari 60. “Kita memiliki sekitar 170 jet tempur pada akhirnya. Luar biasa,” kata Rodon.
Indonesia berharap menyediakan US$9 miliar (Rp126,8 triliun) dan US$11 miliar (Rp155 triliun) untuk senjata baru dan peralatan militer selama 20 tahun ke depan. Indonesia juga berencana mengambil tawaran pinjaman lunak dari negara-negara seperti Prancis, Turki, Tiongkok, dan Rusia.
Sambil menunggu kesepakatan pembelian jet-jet tempur baru bisa membuahkan hasil, Indonesia berencana untuk membeli pesawat bekas seperti Eurofighter Typhoon yang bisa dikirimkan lebih cepat. Laporan sebelumnya menyebutkan Prabowo tertarik akan pembelian 15 pesawat semacam itu dari Austria. Namun, Rodon mengatakan, rencana itu hanya sementara. Demikian Suara Pembaruan. (B-SP/BS/jr)