BENDERRAnews.com, 9/4/20 (New York): Hingga kini, virus corona (Covid-19) telah menginfeksi lebih dari 1,5 juta orang di seluruh dunia dengan kematian 88.345 orang. Mengacu data worldometers Kamis (9/4/20) pukul 07.00 WIB, dari 1.510.333 kasus, sebanyak 329.684 sembuh.
Sementara kasus virus corona di Amerika Serikat (AS) naik dua kali lipat dalam seminggu terkahir mencapai 427.346, dengan 14.678 kematian. Negara dengan ekonomi terbesar dunia ini mencatat infeksi covid-19 terbanyak dengan total kasus lima kali lipat dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT), tempat virus pertama kali ditemukan pada Desember 2019.
Namun para pejabat AS mempertanyakan Tiongkok apakah telah melaporkan semua kasus yang dikonfirmasi di negara tersebut.
AS mengkonfirmasi 169 kasus tambahan di Missouri pada Rabu, menurut data NBC.
Sementara kematian akibat Covid-19 di Italia mencapai 542 pada Rabu atau lebih rendah dari sehari sebelumnya 604 orang.
Namun jumlah kasus baru naik mencapai 3.836 dibandingkan 3.039 hari sebelumnya. “Total korban tewas sejak wabah itu terungkap pada 21 Februari naik menjadi 17.669 orang,” kata Badan Perlindungan Sipil.
Jumlah kasus yang dikonfirmasi naik ke 139.422, atau ketiga tertinggi di dunia di belakang Amerika Serikat dan Spanyol. Ada 3.693 orang dalam perawatan intensif pada Rabu dibanding 3.792 pada Selasa, penurunan harian kelima berturut-turut.
Hal ini memunculkan harapan, penyakit ini mulai melandai berkat kebijakan lockdown nasional mulai 9 Maret.
Sementara di Spanyol, korban tewas akibat Covid-19 mencapai 757 selama 24 jam terakhir, atau naik dari Selasa sebesar 743 orang. Hal ini menjadikan total kematian mencapai 14.792 kematian. “Jumlah kematian harian akibat virus corona meningkat untuk hari kedua,” kata Kementerian Kesehatan Spanyol.
Jumlah keseluruhan kasus yang dikonfirmasi di negara itu menjadi 146.690 naik dari 140.510 pada hari Selasa. Demikian CNBC memberitakan yang dilansir BeritaSatu.com.
Trump ancam WHO
Dari Washington, juga dilaporkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali terlibat ketegangan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu atau Kamis pagi WIB (9/4/20). Trump juga kembali mengkritik upaya badan tersebut merespons pandemi virus corona (Covid-19) dan mengancam akan menahan pendanaan.
“Jadi kami akan melakukan penelitian, penyelidikan, dan kami akan menentukan apa yang kami lakukan. Sementara itu, kami menahan diri,” kata Trump pada konferensi pers Gedung Putih, Rabu waktu setempat
Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo mengatakan, Pemerintah AS sedang mengevaluasi kembali dana untuk WHO.
Dia menambahkan, organisasi kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu belum optimal dalam menanggapi pandemi virus corona. “Organisasi harus bekerja. Mereka harus memberikan hasil yang diharapkan,” ujar Pompeo.
AS perlu memastikan, tidak hanya Organisasi Kesehatan Dunia, tetapi setiap organisasi internasional lainnya. “Kita ambil uang pembayar pajak dan memberikannya kepada mereka untuk kepentingan Amerika, kita perlu memastikan itu,” kata Mike.
Berpihak pada Tiongkok
Trump sebelumya mengatakan, AS akan menahan dana untuk WHO pada Selasa (7/9/20) karena keberpihakan WHO ke Tiongkok.
WHO dinilai salah memberi saran terhadap pembatasan perjalanan yang dilakukan Tiongkok, sehingga penyebaran corona makin meluas. Namun tidak jelas bagaimana Trump akan melakukan ini.
Kongres memberikan US$122 juta pada WHO untuk tahun fiskal ini, dan sementara Trump mengusulkan US$58 juta pada tahun fiskal 2021. Kongres tidak mungkin untuk mengesahkan pemotongan dana secara signifikan seperti usulan Trump, karena saat in sedang pandemi. “Setiap aspek WHO menurut saya, salah,” kata Trump.
Donald Trump geram pada Rabu ketika Tiongkok menyumbang lebih kecil pendanaan pada WHO setiap tahun dibandingkan AS. “Saya pikir mereka (WHO) harus memberikan prioritas dengan benar, dan prioritas mereka adalah bahwa setiap negara harus diperlakukan dengan baik. Setiap negara. Dan sepertinya tidak seperti itu, bukan? ” ujar Trump.
Ketika ditanya apakah Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus harus mengundurkan diri, Pompeo mengatakan, sekarang bukan saatnya melakukan perubahan semacam itu.
Mempolitisasi wabah Covid-19
Menanggapi ancaman Trump, Tedros pada Rabu pagi, memperingatkan para pemimpin global agar tidak mempolitisasi wabah Covid-19. Jika ini berlangsung akan menimbulkan banyak korban jiwa.
Tedros mengatakan, semua partai politik fokus untuk bekerja sama menyelamatkan rakyatnya. Tanpa persatuan, akan banyak negara maju menghadapi masalah dan krisis. “Tidak perlu menggunakan Covid-19 untuk mencetak poin politik. Tidak dibutuhkan. Anda memiliki banyak cara lain untuk membuktikan diri Anda.”
Sementara Trump tidak percaya Tedros berbicara tentang politik ketika melihat hubungan mereka dengan Tiongkok. “Tiongkok memberi pendanaan pada WHO US$42 juta, dan kami menghabiskan US$450 juta, WHO tampaknya lebih mengikuti cara Tiongkok,” tandas Donald Trump. (B-CNBC/BS/jr)