BENDERRAnews.com, 13/3/20 (Jakarta): Kita semua harus terus waspada, karena pihak virus corona masih terus mewabah di berbagai negara, termasuk di negeri tercinta Indonesia.
Apalagi pihak Badan Intelijen Negara (BIN) memprediksi, masa puncak penyebaran virus corona terjadi pada Mei mendatang. Prediksi itu berdasarkan pengalaman penyebaran virus tersebut di Wuhan, Tiongkok.
“Dari permodelan yang ada, kami memperkirakan bahwa masa puncak di Indonesia itu akan berlaku 60 hari sampai 80 hari sejak infeksi pertama itu diumumkan tanggal 2 Maret. Jadi kalau kita hitung-hitung masa puncak itu mungkin jatuhnya di bulan Mei, berdasarkan permodelan ini. Pas bulan puasa,” kata Deputi V BIN Bidang Intelijen Teknologi, Mayjen TNI Afini Boer dalam diskusi “Bersatu Lawan Corona” di Jakarta, Jumat (13/3/20).
Selain Afini, tampil sebagai pembicara lainnya pada acara itu ialah Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, Satgas Waspada dan Siaga Corona, Erlina Burhan, serta Direktur Eksekutif CSIS, Phillip J Vermonte.
Belajar dari Tiongkok
Afini menjelaskan, di Tiongkok masa puncaknya terjadi 60 hari setelah kasus pertama. Belajar dari Tiongkok, Inggris membuat permodelan, yaitu 130 hari masa puncak. Hal itu dilakukan, karena dihitung sejak orang mengalami gejala. Indonesia bisa mengambil pengalaman di Tiongkok yaitu masa puncak 60 hari.
“Tantangan yang perlu kita lihat sebetulnya gejala asiomatik. Orang tidak menunjukkan gejala saki,t tetapi dia sudah terinfeksi dan bisa menyebarkan ke orang lain, dan dia bisa beredar kemana-mana,” jelas Afini.
Dia juga menyebut ada suatu gejala lain dari virus itu berupa penyebaran yang super spreader. Hal ini sudah terjadi di Korea Selatan dan Italia.
“Jadi satu orang itu bisa menularkan pada banyak orang. Ini terjadi di Korea Selatan, di sebuah gereja. Seorang wanita menyebarkan kepada banyak sekali orang. Kalau tadi penyebaran itu hanya bersifat klaster-klaster kecil, satu menginfeksi ribuan orang lainnya, ini ternyata bisa super spreader. Ini terjadi juga di Italia, seorang atlet marathon menularkan sampai banyak orang. Di Inggris, satu orang menularkan pada banyak orang juga. Ini perlu diwaspadai,” tutur Afini.
Indonesia sudah tepat
Dia menyebut, langkah yang dilakukan pemerintah sudah tepat. Yakni, berupa pemeriksaan berlapis di Bandara terhadap siapa saja yang masuk Indonesia.
Indonesia juga berhasil melakukan observasi terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang berasal dari Wuhan.
“Kita banyak belajar dari apa yang sudah terjadi di negara lain seperti di Tiongkok. Kemudian juga seperti di Italia dan Iran yang menjadi episentrum baru, juga di Korea Selatan. Jadi langkah-langkah yang dilakukan pemerintah sebetulnya sudah cukup bagus. Ini dipuji oleh masyarakat internasional juga seperti ketika kita mengatasi apa namanya observasi warga negara kita ketika dipulangkan dari Wuhan itu berhasil, tidak ada penyebaran infeksi yang terjadi,” kata Mayjen TNI Afini Boer. (B-BS/jr)