BENDERRAnews, 6/12/18 (Cikarang): Saat ini, beban Kota Jakarta dinilai sudah sangat berat. Selain sebagai ibukota negara, Jakarta juga dijadikan pusat kegiatan ekonomi, yang membuat jutaan orang datang untuk mengais rezeki. Akibatnya muncul beragam persoalan perkotaan, utamanya masalah permukiman.
Karenanya, guna mengurangi beban Jakarta, dibutuhkan daerah-daerah penyangga yang berfungsi sebagai penyeimbang. Ini penting, agar Jakarta tidak terlalu padat, sehingga meminimalisasi persoalan-persoalan turunan lainnya.
“Kota penyangga itu kita menyebutnya ‘hinterland’. Kalau boleh dianalogikan, itu seperti pembantu rumah tangga, sangat dibutuhkan untuk kestabilan sebuah rumah tangga,” kata akademisi dan pakar perencanaan wilayah serta kota dari Universitas Islam Bandung (Unisba), Ina Helena Agustina, sekitar dua pekan silam.
Disebutnya, kebutuhan permukiman untuk kota sebesar Jakarta mau tidak mau memang harus didukung oleh ‘hinterland’. Karena itu, lalu muncul kota-kota baru di daerah penyangga yang mengusung konsep new town.
Wilayah permukiman ini biasanya memiliki fasilitas lengkap. Mulai dari tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, lembaga pendidikan, hingga rumah sakit.
Meikarta kurangi beban kota inti
Dengan konsep ini semestinya new town dapat mengurangi beban di kota inti, karena orang tinggal, bekerja, dan menjalankan aktivitas di satu kawasan tersebut.
Namun di Indonesia, kata Helena, tidak ada yang murni berperan seperti new town ini. Orang-orang yang tinggal di hinterland umumnya tetap bekerja di kota inti. Begitu pun yang tampak di Jakarta dan daerah-daerah penyangganya.
“Karena itu, si hinterland (daerah penyangga) ini harus dikoneksikan dengan si kota inti (Jakarta) dengan transportasi yang baik, nyaman, dan aman. Bukan sekadar jaringan infrastruktur jalan, tapi moda transportasi publiknya harus dirancang seperti itu,” jelasnya.
Hal inilah yang menjadi dasar pembangunan Meikarta, kawasan permukiman baru di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Meikarta yang berada di hinterland, terkoneksi langsung dengan metropolitan Jakarta sebagai kota inti.
Aneka infrastruktur dan fasilitas
Hebatnya lagi, Meikarta memiliki kelebihan dibanding new town lainnya. Yakni, ada beberapa infrastruktur yang mendukung transportasi di wilayah Meikarta.
Antara lain light rail transit (LRT) koridor Cawang-Bekasi Timur-Cikarang, jalan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek, dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Selain LRT, transportasi ke Cikarang akan semakin lancar dengan dibangunnya mass rapid transit (MRT) dari Bekasi hingga Cikarang. “Dia (Meikarta) sangat mem-backup Jakarta dan dekat dengan kawasan industri,” paparnya.
Disebutnya lagi, keberadaan fasilitas permukiman di kota penyangga juga harus lengkap. Di sebuah kawasan permukiman harus ada sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan pelayanan publik lain karena para penghuninya tidak mungkin terus-menerus mengaksesnya ke kota inti.
Pun demikian dengan Meikarta. Selain hunian, di kawasan permukiman seluas 500 hektare tersebut juga dibangun sejumlah fasilitas.
Di antaranya, rumah sakit, lembaga pendidikan dari SD hingga universitas, central park, pusat perbelanjaan, hotel bintang lima, perpustakaan, gedung pertunjukan, serta pusat kesenian dan hiburan.
Dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki, warga Meikarta tidak perlu jauh-jauh keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan keperluan lain. (B-KB/dl/jr)