BENDERRAnews, 29/11/18 (Jakarta): Posisi likuiditas Lippo Karawaci untuk memenuhi semua kewajiban pembayaran hutang semakin kuat.
Hal ini terjadi pasca-suksesnya PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) tuntaskan ‘Manager First REIT’ dan penjualan sebagian unit First REIT yang menghasilkan dana senilai Rp2,2 triliun. Bersama dengan divestasi aset yang akan datang, Perseroan akan memperoleh dana tunai bersih lebih dari Rp6 triliun.
Ini sekaligus merupakan pernyataan dan klarifikasi LPKR atas sejumlah berita yang beredar, baik di media online, maupun media lainnya.
Selengkapnya, sebagaimana rilis yang diterima redaksi, sebagai tanggapan atas hasil liputan berita akhir-akhir ini, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) ingin memberikan klarifikasi mengenai, pertama, tentang Model bisnis LPKR. Dan kedua, ihwal pertanyaan terkait dengan perusahaan terafiliasi yang memperoleh aset dari LPKR sebagai bagian dari rencana divestasi aset.
Pertama, likuiditas dan model bisnis
Disebutkan, LPKR telah sukses melaksanakan rencana divestasi asetnya dengan menyelesaikan penjualan “Manager First REIT” dan penjualan sebagian unit First REIT yang menghasilkan dana senilai Rp2,2 Triliun. Sehingga, bersama dengan divestasi aset yang akan datang, Perseroan memperoleh dana tunai bersih lebih dari Rp6 triliun.
Hal ini dipastikan semakin lebih memperkuat posisi likuiditas LPKR untuk memenuhi semua kewajiban pembayaran hutang termasuk obligasi senilai US$75 juta yang jatuh tempo pada Juni 2020. Demikian pula terhadap obligasi LPKR berikutnya yang akan jatuh tempo yakni obligasi tahun 2022.
Saat ini, pihak perseroan juga akan mempertimbangkan beberapa opsi untuk meningkatkan ekuitas LPKR di masa mendatang.
Selain kekuatan likuiditas dan neraca, disebutkan, LPKR akan tetap menjadi salah satu pengembang properti yang paling dinamis dan terdepan di Indonesia.
Sejauh ini, LPKR telah mengembangkan perusahaan-perusahaan besar dengan pangsa pasar terdepan di beberapa sektor sebagai berikut:
• Rumah sakit /jasa layanan kesehatan melalui PT Siloam International (SILO), di mana LPKR memiliki 51 persen. Perusahaan dengan neraca kokoh yang memiliki platform layanan kesehatan terdepan dan paling cepat berkembang.
• Lifestyle Malls: LPKR secara langsung dan tidak langsung memiliki/mengelola portofolio mall retail dan lifestyle terbesar di Indonesia, termasuk Lippo Mall Puri, yang saat ini merupakan mall terbesar di Indonesia.
• Pengembangan Kota Mandiri: LPKR juga merupakan pengembang kota mandiri terkemuka dan selalu terdepan dalam inovasi. LPKR saat ini salah satu pengembang dengan landbank terbaik di negara ini.
• Hotel melalui jaringan Hotel Aryaduta: Aryaduta merupakan salah satu dari hanya dua atau tiga brand lokal yang terkenal serta mempunyai peluang pertumbuhan besar, mengingat pesatnya pertumbuhan pariwisata domestik dan internasional di Indonesia.
• Manajemen Aset/REIT: LPKR merupakan pelopor REIT dari Indonesia dan telah membangun portofolio besar melalui dua REIT di Singapura, yang berfungsi sebagai pondasi strategi asset recycling perseroan.
Hal-hal di atas mencerminkan keunikan track record LPKR dalam menciptakan nilai dan kemampuannya untuk membuat konsep, berinovasi, merealisasikan, dan memanfaatkan peluang bisnis. Hal ini merupakan ciri khas LPKR dan akan terus berlanjut.
Kedua, rencana divestasi aset
Berkaitan dengan pertanyaan mengenai beberapa perusahaan Lippo lainnya yang memperoleh aset dari Lippo Karawaci dalam konteks rencana divestasi aset, berikut penjelasannya:
LPKR, seperti perusahaan Lippo lainnya, dikelola secara independen dan mandiri, menjunjung tinggi standar tata kelola perusahaan yang baik. Program divestasi aset LPKR dilakukan dalam konteks memaksimalkan nilai pemangku kepentingan.
Transaksi dengan perusahaan terafiliasi, tetap mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi pemangku kepentingan kedua perusahaan, dan memenuhi semua persyaratan peraturan dan hukum yang berlaku.
Transaksi First REIT, misalnya, memberikan kesempatan bagi LPKR untuk lebih memperkuat posisi likuiditas serta memperoleh hasil dari bisnis yang telah dibangunnya. Dan pada saat yang bersamaan memberikan kesempatan bagi pembeli untuk memperoleh salah satu platform REIT kesehatan terbesar di Singapura dengan valuasi menarik.
Ketiga, tentang Lippo Karawaci
PT Lippo Karawaci Tbk ini memiliki nama emiten LPKR (www.lippokarawaci.co.id), terdaftar di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).
LPKR merupakan perusahaan publik properti terbesar di Indonesia berdasarkan total aset dan pendapatan. Ini karena didukung oleh landbank yang luas dan basis pendapatan recurring kuat.
Bisnis LPKR terdiri atas Residential/Townships, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management.
LPKR mengembangkan kawasan perumahan, industri, komersial, serta ritel properti di seluruh Indonesia.
Melalui anak-anak usahanya, LPKR mengelola dan mengoperasikan rumah sakit, mal dan hotel di kota-kota besar di Indonesia serta menyediakan berbagai layanan infrastruktur bagi para penduduk di kota kota mandiri LPKR, juga jasa manajemen properti serta jasa manajemen REIT.
Melalui dua anak perusahaan publik utama, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD), dimana LPKR memiliki masing-masing 54,4 dan 62,7 persen, Perseroan telah mengembangkan serta saat ini mengelola kawasan perkotaan di Lippo Cikarang di Bekasi, juga di Tanjung Bunga di Makassar.
Selain itu, LPKR memiliki 51,05 persen dari PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia, yang saat ini mengelola dan mengoperasikan 34 rumah sakit modern di 25 kota tersebar di seluruh negeri. Yakni terdiri atas 12 rumah sakit di Jabodetabek dan 22 rumah sakit lainnya yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, didukung oleh lebih dari 2.700 dokter spesialis, dokter umum maupun lebih dari 10,000 perawat juga staf medis.
LPKR telah mendirikan dan mensponsori dua REIT yang tercatat di Bursa Efek Singapura, yaitu First Real Estate Investment Trust (First REIT) dan Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIR Trust).
Selain itu, LPKR memiliki jaringan bisnis di sejumlah negara, baik di kawasan Asia Tenggara, hingga Asia Timur (Hong Kong dan Shanghai), juga di Amerika Serikat.
Di samping itu, LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kapitalisasi pasar IDR 6,3 triliun, atau sekitar USD 433 juta per 27 Nopember 2018. (B-r/jr)