BENDERRAnews, 20/11/18 (Jakarta) – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini digelar Budayawan Jawa Barat, Dedi Mulyani bersama seniman se-Jawa Barat di Gedung Yudhistira, Purwakarta, Jumat (19/11/18) malam. Kegiatan ini dibuka dengan lantunan ayat suci Al Quran.
Selanjutnya, terungkap syair disertai musik dan tarian berisi spirit kerinduan terhadap Rasulullah SAW yang dibawakan oleh para seniman.
Penampilan para seniman ini mengundang decak kagum para hadirin, termasuk Kang Dedi, sapaan Dedi Mulyadi.
Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat tersebut terutama terkesima dengan penampilan seniman Siska Amelia, 28 tahun, pemetik Ku Cheng atau alat musik tradisional Tiongkok sejenis kecapi.
Siska yang merupakan penggemar buku bacaan populer itu juga dikenal sebagai seorang Nasrani, yakni penganut keyakinan Kristen Katolik yang taat.
Jemari Siska telaten memainkan alat musik Ku Cheng itu mengiringi beberapa lagu religi bertema sholawat, asmaul husna, dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Jadi spirit seluruh umat
Dedi menyatakan, kehadiran Siska membuktikan Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar milik umat Islam.
Lebih jauh, karakter dan akhlak adiluhung Nabi Muhammad SAW sudah menjadi spirit seluruh umat.
“Saya terus terang terkesima. Ada teman saya jauh-jauh dari Bandung untuk turut hadir mengisi acara kita malam ini. Saya kira, ini menjadi bukti bahwa maulid bukan hanya milik kalangan muslim,” kata Dedi, dalam siaran pers yang diterima, di Jakarta, Selasa (20/11/18), seperti dilansir Suara Pembatuan.
Jangan terjebak seremonial
Dedi yang juga mantan Bupati Purwakarta dua periode itu mengajak semua pihak untuk tidak terjebak dalam suasana seremonial sebuah peringatan. Termasuk terkait Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
Sebagai kader Nahdlatul Ulama, Dedi berharap nilai keislaman dan keindonesiaan dapat dibumikan sekaligus.
Ketua Presidium KAHMI Jawa Barat itu berkeyakinan, hal tersebut merupakan inti ajaran Rasululullah saw.
“Semangat toleransi itu bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam. Ada spirit rahmatan lil ‘alamiin (rahmat bagi seluruh alam) di situ. Sehingga, perilaku saling menghormati dan saling menghargai antarumat, mutlak diperlukan,” katanya lagi.
Lebih jauh, Dedi mengajak seluruh umat untuk menjaga kelestarian alam. Tanpa itu, umat akan didera kesulitan dalam menjalankan ibadah keseharian.
“Kemuliaan itu bukan hanya untuk sesama manusia, tetapi juga untuk seluruh alam ini. Hutan, sawah, gunung dan lautan harus kita jaga. Kalau tidak, ibadah umat akan terganggu karena negeri ini dilanda banyak bencana. Kelestarian alam merupakan orientasi bagi agama,” demikian Kang Dedi. (B-SP/BS/jr)