BENDERRAnews, 26/10/18 (Cikarang): Secara resmi melalui sebuah proses aksi korporasi, pendapatan Meikarta tidak lagi masuk Laporan Keuangan PT Lippo Karawaci Tbk pada Semester I 2018. Karena, sahamnya di anak usaha tidak langsung, yakni PT Mahkota Sentosa Utama selaku pengembang properti Meikarta, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sudah dilepas.
Sebagaimana dilansir Warta Kota, Jumat (26/10/18) mencuplik ‘Kompas.com’, dinyatakan, saham Lippo Group, yakni dari Divisi Propertinya PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), yang disetor oleh anak usahanya PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) kepada PT Mahkota Sentosa Utama (PT MSU) selaku pengembang Meikarta (yang menjadi anak usaha tidak langsung), sudah dijual.
Disebutkan, saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dari PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) di PT MSU, tidak lagi mayoritas, karena sebagian besar dilepas kepada Hasdeen Holding.
Dari penjualan saham tersebut, LPKR memperoleh dana senilai Rp2,35 triliun. Dan kini, sisa saham LPKR melalui LPCK di PT MSU tinggal 49,99 persen.
Dilaporkan, pelepasan saham tersebut membuat LPCK meraup keuntungan Rp2,35 triliun. Jumlah tersebut merupakan selisih antara nilai investasi LPKR pada entitas saham sebelum hilangnya pengendalian, dengan bagian investasi yang diukur pada nilai wajar (saat hilangnya pengendalian pada PT MSU).
Tidak ada kontribusi Meikarta
Karena itulah, pendapatan Meikarta yang dikelola anak usaha tidak langsung, yakni PT MSU tersebut, tidak lagi dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan LPKR di Semester I 2018.
Dengan demikian, proyek tersebut tak lagi berkontribusi terhadap perseroan.
Dalam Laporan Keuangan LPKR Semester I 2018 ini, kontribusi terbesar pendapatan perseroan, datang dari Divisi Residensial dan ‘Urban Development’.
Tidak ada lagi kontribusi Meikarta yang dikelola PT MSU selaku anak usaha tidak langsung. “Pendapatan Meikarta tidak lagi dikonsolidasikan dalam laporan keuangan LPKR,” ujar Danang Kemayan Jati, ‘Head of Corporate Communication’ Lippo Karawaci.
Pendapatan LPKR melonjak
Selanjutnya, sebagaimana rilis resmi pihak berkompeten, dalam Laporakn Keuangan LPKR pada Semester I 2018, pertumbuhan pendapatan perseroan melonjak 13,33 persen, menjadi Rp5,56 triliun dibanding Rp4,91 triliun di tahun 2017.
Seperti diulas di atas, dua segmen bisnis yang berkontribusi terbesar, ialah Divisi Residensial dan Urban Development. Kedua divisi ini menyumbang 17 persen dari total kenaikan pendapatan LPKR.
Selanjutnya, jika dirinci, pendapatan LPKR ini, disumbang oleh lini bisnis Healthcare sebesar Rp2,84 triliun, atau tumbuh 13.37 persen year on year (yoy). Selanjutnya Urban Development Rp 1,35 persen, atau naik 48,78 persen. Sisanya dari Large Scale Integrated Development, mal ritel, hospitality infrastruktur dan jasa manajemen.
Mengenai mega-proyek Meikarta, tidak lagi memberi kontribusi ke LPKR, karena anak perusahaan tidak langsung yang memilikinya, PT MSU, sudah tak dikonsolidasikan per kuartal II 2018. (B-WK/KC/jr)