BENDERRAnews.com, 16/8/24 (Jakarta):
Pelaksanaan Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD yang digelar di gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (16/8/24) memunculkan sejumlah fakta menarik.
Ya, sedikitnya tersaji lima fakta menarik dalam sidang yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin tersebut.
1. Baju adat Jokowi dan Ma’ruf Amin
Salah satu hal menarik dari sidang tahunan MPR setiap tahunnya ialah baju adat mana yang dipakai Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri sidang tersebut. Pasalnya, Presiden Jokowi dikenal sering memakai baju adat dari berbagai daerah di Indonesia saat menghadiri Sidang Tahunan MPR.
Pada Sidang Tahunan MPR 2024 kali ini, diketahui Presiden Jokowi mengenakan baju adat demang Betawi.
Sementara Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang datang bersama istrinya Wury Estu Handayani mengenakan pakaian adat Palembang.
2. SBY dan Megawati tak hadir
Selain Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin, Sidang Tahunan MPR yang digelar pada Jumat (16/8/24) juga dihadiri sejumlah mantan Wapres dan Ketua Umum Partai Politik (Parpol). Mantan Wapres yang hadir ialah Try Sutrisno dan Jusuf Kalla.
Namun, tidak terlihat mantan Presiden yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal, Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar sebelumnya menyebut Megawati akan hadir, sedangkan SBY sudah mengonfirmasi tak akan hadir.
Saat dikonfirmasi, Puan Maharani mengatakan Megawati tidak hadir karena ada acara lain. “Beliau enggak bisa hadir, ada acara lain,” ujar Puan di gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/24).
Sementara SBY tidak hadir karena sudah berada di kampung halamannya di Pacitan, Jawa Timur. “Kebetulan Pak SBY tahun ini sedang berada di Pacitan karena ada syukuran satu tahun Museum SBY-ANI,” ujar Edhie Baskoro di gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/24).
3. Bamsoet sampaikan 11 pantun
Sementara itu, Ketua MPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet) membuka Sidang Tahunan MPR yang satu rangkaian dengan sidang bersama DPR dan DPD. Dalam pembukaannya, Bamsoet menyatakan Sabtu (17/8/24) merupakan momentum kesejarahan yang maha penting, yaitu ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-79.
Bamsoet membuka sidang tahunan MPR dengan memberikan apresiasi untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin atas kepemimpinannya selama ini. Bamsoet juga memberi ucapan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden terpilih.
Menariknya, dalam pidato pembukaan tersebut Bamsoet juga menyelipkan pantun-pantun teruntuk Jokowi, Prabowo-Gibran hingga mantan presiden terdahulu. Tercatat, ada 11 pantun yang disampaikan Bamsoet dalam sidang tahunan MPR 2024.
4. Jokowi empat kali meminta maaf
Di pengujung masa jabatannya sebagai presiden, Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Jokowi menyadari, yang dicapai saat ini belum sepenuhnya tuntas mencapai hasil akhir. Juga belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan keinginan.
Namun, Jokowi meyakini dengan persatuan dan kerja sama, serta keberlanjutan yang terjaga, Indonesia sebagai negara kuat lagi berdaulat akan mampu melompat untuk menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
“Saya dan Prof KH Ma’ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi, kami mohon maaf, kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik, yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia,” kata Jokowi.
5. Jokowi beberkan prestasi selama jadi Presiden
Dalam pidato terakhirnya di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD, Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan yang dijalankan selama periodenya telah mampu mengangkat perekonomian Indonesia termasuk menurunkan biaya logistik hingga 14 persen.
“Dengan pembangunan itu, kita berhasil menurunkan biaya logistik dari sebelumnya 24 persen menjadi 14 persen di tahun 2023,” kata Jokowi.
Tak hanya itu, Indonesia juga mampu meningkatkan daya saing dari sebelumnya peringkat 44 menjadi peringkat 27 di tahun 2024. “Kita mampu memperkuat persatuan karena akses yang lebih merata dan berkeadilan,” tegasnya.
Pemerintah dinilainya juga berhasil membangun dasar peradaban dengan berlandaskan asas Indonesiasentris. Demikian Presiden Jokowi. (P-BSC/jr) — foto ilustrasi istimewa