BENDERRAnews.com, 16/7/24 (Jakarta): Ada lima warga NU (Nahdliyin) bikin heboh karena bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog. Sontak berita ini menjadi viral dan bikin heboh.
Namun, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Savic Ali, menyesalkan lima Nahdliyin tersebut yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.
Pihaknya menilai, kunjungan itu sebagai tindakan orang yang tak memahami geopolitik, tidak mengerti kebijakan NU secara organisasi, serta perasaan seluruh warga NU.
Akan terapi jika menengok masa lalu, dua tokoh NU, KH Abdurachman Wahid alias Gus Dur dan KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, juga pernah ke Israel dalam kapasitas berbeda.
Tidak atas nama organisasi
Selanjutnya Savic menegaskan, kunjungan kelima warga NU tidak atas nama organisasi.
Selain itu, PBNU juga belum mengetahui atas dukungan pihak mana mereka berangkat ke Israel. “Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan,” katanya Ahad (14/7/24) malam seperti dikutip situs resmi NU Online, Senin (15/7/24) kemarin.
Ditambahkan Savic, meskipun mengatasnamakan kunjungan pribadi, mereka dikenal sebagai warga dan bahkan aktivis NU. Hal itu akan memperburuk citra NU di mata publik.
Padahal, sambungnya, sikap PBNU dan Nahdliyin sangat jelas sampai saat ini, yaitu berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer Israel. “Israel sampai saat ini tak mengakui Palestina dan terus melakukan agresi militer yang memakan ribuan korban jiwa. Israel masih menjatuhkan bom dan peluru kepada warga Palestina. Korbannya banyak sekali, warga sipil,” katanya.
Berkomunikasi intensif Palestina
Dikatakan Savic, PBNU saat ini sedang berkomunikasi intensif dengan Palestina untuk membahas situasi terkini. Bahkan, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf bertemu dan berbincang secara khusus dengan Duta Besar Palestina Zuhair al-Shun di Gedung PBNU Lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Kamis (11/7/24) lalu.
“Kemarin ada pertemuan antara Ketua Umum Gus Yahya dengan Dubes Palestina membicarakan perkembangan yang terjadi di Pelestina, apa yang bisa dilakukan oleh NU dalam konteks mendukung kemerdekaan Palestina dan menghentikan kekerasan yang terjadi terhadap rakyat Palestina,” jelasnya.
Ketika ditanya soal sanksi dari PBNU kepada warga yang berkunjung ke Israel itu, Savic menjelaskan, kemungkinan PBNU akan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan kunjungan mereka ke Israel. “Tapi yang jelas, keberangkatan mereka sulit diterima karena melukai perasaan warga Nahdliyin. Tidak semestinya warga NU berkunjung ke Israel. Ini tindakan tidak paham geopolitik dan perasaan warga NU,” kata Savic Ali. (B-BP/CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa