BENDERRAnews.com, 11/9/23 (Manado): Sejak dekade 1980-an, Sulawesi Utara begitu populer dengan sebutan daerah atau “bumi nyiur melambai”. Dari berbagai catatan yang bisa dihimpun, banyak artikel di sejumlah media Manado hingga Jakarta menukil ihwal Sulawesi Utara selaku ‘bumi nyiur melambai’.
Sayangnya, belakangan, terutama sejak pascaera reformasi, gereget itu berkurang. Dan jumlah pohon kelapa (pohon nyiur) diperkirakan terus berkurang karena pemanfaatan lahan untuk kepentingan lain, juga mungkin sudah tidak terurus akibat harga kelapa kurang menjanjikan prospek bagus. Ya, ekonomi kelapa yang berjaya sejak era Permesta mulai kurang diminati, apalagi ada keterlambatan dalam diversifikasi produk.
Nah, di tengah situasi demikian, Uspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Jan S Maringka berharap Sulawesi Utara (Sulut) menjadi ikon pelestarian dan pengembangan bibit kelapa.
Hal ini dikatakannya dalam suatu pertemuan bertajuk “Bakudapa Kong Bacirita bersama Jan Maringka” di Tuna House Karangria, Manado, Sabtu (9/9/23), sebagaimana dilaporkan BeritaManado.com.
Kegiatan yang digagas oleh WhatsApp Group “Justitia Societas” bersama Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) dan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian ini dihadiri para undangan yang mayoritas kalangan akademisi.
Jangan sekedar menikmati hasilnya
Adapun alasan Jan Maringka mengajak seluruh masyarakat, bahkan pemerintah untuk mendukung upaya pelestarian kelapa sebab Sulut dikenal sebagai daerah “Nyiur Melambai.”
Masyarakat pun diingatkan jangan hanya sekedar menikmati hasilnya saja, tapi lupa untuk melakukan peremajaan.
“Cukup banyak pohon kelapa di Sulut yang ternyata sudah berusia 120 tahun. Padahal, pohon kelapa juga punya batas usia. Jadi harus ada upaya pelestarian pohon kelapa,” katanya.
Sebab itu, agar kelapa tetap menjadi keunggulan, dirinya berharap Sulawesi Utara menjadi garda terdepan, bahkan ikon untuk pelestarian dan pengembangan bibit kelapa.
Ditekankannya, pertanian harus menjadi isu bersama, sebab jika dilihat fungsinya, kegiatan pertanian berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
Dirinya pun berharap para pemimpin kabupaten/kota juga memberikan perhatian khusus kepada sektor pertanian, seperti yang telah dilakukan Kabupaten Talaud dengan membuat Perda tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Sosialisasi isu pertanian
Keberadaan WhatsApp Group Justitia Societas juga diapresiasi dirinya karena dapat memberikan kontribusi pemikiran dan pendapat demi masa depan bersama.
Sementara dengan tagline “Jaga Pangan, Jaga Masa Depan” yang diusungnya, diharapkan dapat menjadi semangat untuk terus bergerak maju dalam pelestarian kelapa dan pertanian secara keseluruhan.
“Jika ini dilakukan berkesinambungan maka pasti akan sangat efektif,” katanya.
Dirinya pun telah memulai langkah awal pelestarian ini dengan melakukan penanaman bibit kelapa di anjungan Sulawesi Utara di Taman Mini Indonesia Indah.
Langkah ini diambil saat dia ditunjuk menjadi Ketua Panitia HUT Emas Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK).
Sementara untuk mendukung maksud tersebut, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi isu pertanian dengan melibatkan berbagai pihak lain, termasuk TNI-Polri, dan kelompok masyarakat seperti KNPI, dan lainnya.
Sebab kata dia, isu pertanian memiliki posisi penting yang sama dengan isu-isu lainnya dalam membangun masa depan yang berkelanjutan, khususnya bagi Sulawesi Utara. (B-BM/jr) foto ilustrasi istimewa