BENDERRAnews.com, 1/8/23 (Jakarta): Dr Soni Sumarsono, MDM, demikian nama lengkap mantan Penjabat Gubernur Sulawesi Utara ini. Ketika itu dia masih menjabat Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, lalu ditunjuk menjadi Pejabat Gubernur Sulut (2015/2016).
Kini, birokrat berpengalaman ini kembali mendapat jabatan baru, yakni ditunjuk selaku Ketua Tim Reformasi Birokrasi Nasional (TIRBN) di negeri ini.
Penunjukkan itu diucapkan langsung Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) RI, Azwar Anas akhir pekan lalu di Jakarta.
Soni -panggilan akrab Sumarsono- menggantikan ketua TIRBN sebelumnya Dr JB Kristiadi yang telah wafat. Selama ini Soni termasuk anggota tim tersebut bersama sejumlah tokoh nasional.
Menteri Azwar Anas menyebutkan, ketika bersilaturahmi dengan TIRBN, telah disepakati oleh tim untuk memilih Soni selaku ketua tim.
“Alhamdulillah tadi, disepakati (oleh tim) terpilih Prof Soni Sumarsono sebagai ketua,’ ujar Azwar Anas di Jakarta.
Saat memberikan keterangan, menteri yang mantan Bupati Banyuwangi ini diapit oleh Soni bersama sejumlah anggota TIRBN.
MenPAN-RB juga bersyukur saat bertemu TIRBN, pihaknya mendapatkan banyak masukkan. Terutama untuk menata birokrasi di Indonesia.
Sekaligus, Menteri dan TIRBN menyepakati perlunya memilih dan menunjuk ketua baru. “Ketua lama (Doktor JB Kristiadi) telah wafat,” kata Azwar Anas.
Menuntaskan agenda reformasi birokrasi
Selain berucap terimakasih Kepada MenPAN-RB, Soni menyatakan TIRBN siap mendampingi Azwar Anas, guna menuntaskan agenda reformasi birokrasi di Indonesia.
Soni dan segenap tim independen siap mendampingi MenPAN-RB dalam sisa masa tugasnya hingga Oktober 2024.
“Itulah misi utama kami. Yaitu siap mendampingi dan menjadi mitra MenPAN,” tegas Soni.
Sosok dan profil Sumarsono bukan asing lagi di negeri ini.
Birokrat yang ‘media darling’ di semua lokasi penugasan negara tersebut, kini masih berkarir selaku dosen Pasca Sarjana di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Republik Indonesia.
Sebelum alih status sebagai fungsional dosen, Soni merupakan Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Ditjen Otda) di Kementrian Dalam Negeri RI.
Dalam posisi Ditjen Otda, sejumlah gagasan, ide dan terobosan birokrasi disumbangkan dari otak Soni, dimana akhirnya menjadi regulasi penting di negeri ini. Cukup banyak regulasi tercetus dari gagasannya.
Selaku birokrat mumpuni, Presiden Ri Joko Widodo mempercayakan Soni menjadi kepala daerah di tiga provinsi berbeda.
Pada tahun 2015/2016, Jokowi mengeluarkan surat keputusan Presiden pengangkatan Soni selalu Penjabat Gubernur (Pj Gubernur) di Provinsi Sulawesi Utara. Di daerah ini Soni sukses mengemban misinya.
Soni menjadi “jembatan’ peralihan dari Gubernur Sinyo Harry Sarundajang (2005/2010, 2010/2015) kepada Gubernur Olly Dondokambey.
Sukses mengemban misi negara di Bumi Nyiur Melambai, Jokowi melalui Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, tak segan mengangkat Soni menjadi pelaksana tugas gubernur (Plt Gubernur) Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam dua tahap.
Tahap pertama terjadi tahun 2016 dan tahap kedua 2017. Saat itu, Soni meneruskan tugas pokok dan fungsi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang wajib cuti kampanye Pilkada 2016.
Di Jakarta yang suhu politik sangat panas membara dalam susana Pilkada, Soni mendinginkannya dengan dua tageline yaitu “Kita Semua Bersaudara” dan “Birokrasi Netral”.
“Berkat kepiawaian Soni, Jakarta lumayan agak adem; dan setiap birokrat di Balai Kota DKI hingga level kelurahan, bekerja fokus bangun Jakarta. Mereka tidak terpengaruh hiruk pikuk Pilkada.”
Kalimat di atas, pernah diucapkan Dr J Kristiadi, pengamat/pakar politik CSIS pada 2017.
Tak hanya Sulawesi Utara dan DKI Jakarta, Soni mampu pula membuat suasana Pilkada yang panas di Provinsi Sulawesi Selatan menjadi dingin.
Sebagaimana di dua daerah sebelumnya, Soni selalu melakukan pendekatan budaya lokal kepada birokrat dan masyarakat yang dia pimpin.
Tatkala Presiden Jokowi menunjuk Soni menjadi Pj Gubernur di Sulsel, daerah lumbung beras nasional pada 2018, sejumlah tokoh Sulawesi Selatan sempat melakukan resistensi di awal.
Namun demikian, akhirnya Soni yang rajin turun ke jalan, kampung, pasar dan akrab dengan jajaran birokrasi, berhasil memimpin Sulawesi Selatan. Dalam kurun waku singkat, walau cuma enam bulan.
Soni mampu membangun “jembatan” yang kuat dari Gubernur Syahrul Yasin Limpo kepada Prof. Nurdin Abdullah.
Ketua STIPAN
Demi mencetak kader birokrat unggul yang siap mengabdi di daerah seluruh Indonesia, Soni mengabdi pula di bidang pendidikan.
Soni kini juga Ketua (Dekan/Rektor) Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN). Kampusnya terletak di kawasan Lenteng Agung Jakarta Selatan.
Daerah otonom di bumi Bekasi pu hingga kini masih mempercayai Soni sebagai advisor mereka.
Tercatat, Soni merupakan Ketua Tim Percepatan Pelayanan Publik (TP3) Pemerintah Kota Bekasi.
Selain itu, Soni menjadi Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Kabupaten Bekasi.
Kepiawaian Soni selaku birokrat karir, pemimpin yang suka mendengar staf, serta kepala instansi loyal ke atas, ke samping bahkan ke bawah itu, sangat cocok memimpin TIRBN.
“Pilihan Azwar Anas dan sejumlah tokoh terhadap Soni mengetuai TIRBN, sangat pas. Kami berharap amanah ini sukses diemban Soni dan tim,” harap Ferry Rende, Staf Khusus Soni sewaktu Ditjen Otda dan Kepala Daerah di Provinsi Sulut, DKI Jakarta dan Provinsi Sulsel. (B-CM/r/jr)