BENDERRAnews.com, 15/11/22 (Nusa Dua): Dengan tegas Presiden Joko Widodo mengingatkan negara-negara anggota G-20 untuk tidak membiarkan dunia jatuh ke era perang dingin lagi. Hal itu, ujar Jokowi, merupakan bagian dari tanggung jawab negara-negara anggota G-20.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat membuka secara resmi penyelenggaraan KTT G-20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/22).
“G-20 tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lagi. Indonesia berharap G-20 dapat terus menjadi katalis pemulihan ekonomi yang inklusif,” kata Presiden Jokowi.
Di hadapan 17 kepala negara dan delegasi, Jokowi menegaskan pentingnya mengakhiri perang yang saat ini sedang terjadi. Disebut Jokowi, sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan dan semangat yang sama harus ditunjukkan G-20.
“Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, maka akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, maka akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan generasi mendatang,” kata Jokowi.
Kesepakatan menyelesaikan krisis
Kepala Negara juga menegaskan, pertemuan G-20 tahun ini harus mencetak keberhasilan melalui sejumlah kesepakatan untuk menyelesaikan krisis.
“Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau, akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G-20 harus berhasil dan tidak boleh gagal,” ujar Jokowi.
Pada hari pertama KTT G-20 akan digelar dua pertemuan, yaitu working session pertama yang akan membahas keamanan energi dan pangan. Kedua, working session kedua dengan tema kesehatan.
Paradigma kolaborasi
Presiden Jokowi mengatakan, G-20 tidak punya pilihan lain.
Paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. G-20 memiliki tanggung jawab, tidak hanya untuk rakyat, tetapi juga untuk warga dunia.
Bertanggung jawab berarti menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten. Bertanggung jawab berarti menciptakan situasi win-win, bukan zero-sum.
Jika perang berlanjut, sulit untuk maju
Indonesia sebagai Presidensi G-20 juga menekankan pentingnya harmonisasi antarnegara di seluruh dunia. Tidak boleh lagi ada ketegangan yang berdampak pada perang antarnegara. Indonesia melihat pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan. Semangat yang sama harus ditunjukkan G-20.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, di tengah ketegangan geopolitik, paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Semua negara memiliki tanggung jawab menjaga kestabilan dunia. Bertanggung jawab berarti menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten.
“Bertanggung jawab berarti menciptakan situasi win-win, bukan zero-sum. Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan mendatang,” ujat Joko Widodo saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi G-20 pada Selasa (15/11/22) tersebut.
Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki 17.000 pulau, 1.300 suku bangsa, serta 700 bahasa daerah. Dia menuturkan demokrasi di Indonesia berjalan dari tingkat desa, gubernur, bupati, wali kota, hingga tataran negara pemilihan presiden.
“Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan dan semangat yang sama harus ditunjukkan G-20,” kata Joko Widodo.
Presiden mengatakan, negara-negara di dunia tidak bisa lagi terbagi dalam blok-blok tertentu. Namun harus berjalan dengan satu tujuan sama. “Tidak membagi dunia menjadi beberapa bagian. Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lainnya,” demikian Presiden Jokowi. (B-BS/ID/jr)