BEMDERRAnews.com, 9/4/21 (Jakarta): Menyusul kian tegangnya situasi di Laut Tiongkok Selatan, sejumlah negara besar, seperti Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok dan Inggeris telah mengerahkan kapal-kapal perangnya.
Pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut pun dalam waktu dekat ini akan menggelar latihan besar-besaran yang melibatkan sejumlah Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) andalannya di perairan Natuna yang berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan (LTS).
Salah satu Alutsista yang akan dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) tahun 2021 ini ialah kapal perang pendeteksi kapal selam, KRI Raden Eddy Martadinata (KRI REM)-331.
Dilansir VIVA Militer dari keterangan resmi Koarmada II, Selasa (6/4/21), KRI REM-331 akan melakukan simulasi peperangan Anti-Kapal Selam di Laut Natuna.
Dalam latihan itu, kata Komandan Guspurla Koarmada II selaku Pangkogaslagab, Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo, nantinya KRI REM-331 akan mensimulasikan sebagai markas Pangkogaslagab yang menerima informasi dari pesawat intai dimana ada kapal selam musuh berada di titik wilayah laut Indonesia.
Mendapatkan informasi tersebut, Pangkogaslagab kemudian memerintahkan dua unsur kapal perang (KRI) pencari dan penghancur kapal selam untuk mencari dan menghancurkan kapal selam musuh. Salah satunya ialah KRI REM yang telah menangkap pancaran gelombang elektromagnetik radar permukaan
Sesudah dipantau pengawas, ternyata kapal selam musuh mengetahui kehadiran KRI REM untuk menghancurkan mereka yang akhirnya berupaya melarikan diri. Hal ini dilaporkan kepada Pangkogaslagab yang segera memerintahkan untuk mengejar dan mencari kapal selam musuh tersebut
KRI REM segera melaksanakan pencarian melalui deteksi sonar, dan juga memberangkatkan heli Panther untuk mendeteksi posisi musuh lewat udara. Alhasil kapal selam musuh berhasil terdeteksi sonar kapal, selanjutnya KRI REM -331 menembakan torpedo yang langsung dengan tepat mengenai sasaran. Kapal selam musuh pun hancur dan tenggelam ke dasar laut.
“Simulasi Peperangan Anti-Kapal Selam ini merupakan kesiapsiagaan kita untuk menghadapi ancaman-ancaman yang bisa mengganggu pelaksanaan geladi lapangan Latopslagab. Karenanya setiap personel harus tahu tugas dan tanggung jawabnya dengan benar, dan melaksanakannya secara profesional,” kata Komandan Guspurla Koarmada II selaku Pangkogaslagab, Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo.
Laksma TNI Rahmat yang sejak awal on board di KRI REM-331, menambahkan, setelah melaksanakan simulasi, nantinya jajarannya akan melanjutkan dengan kaji ulang TFG (Tactical Floor Game) terhadap rencana-rencana operasi yang telah dibuat saat geladi Posko.
Luncurkan dua kapal perang
Sementara itu, Armada tempur TNI Angkatan Laut (AL) kembali diperkuat dua kapal perang baru yakni, KAL Pandang I-1-72 dan KAL Sarudik I-2-18. Kedua kapal tersebut siap menjaga keamanan dan menegakan hukum di laut.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, pembangunan dua unit Kapal Angkatan Laut (KAL) 28 meter merupakan bagian integral dari pembangunan kekuatan TNI AL. ”Kedua kapal tersebut siap menjaga keamanan dan melaksanakan penegakkan hukum di laut, sebagai perwujudan dari tugas prajurit TNI AL yang profesional, modern dan tangguh,” ujar Laskamana TNI Yudo Margono, didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny Vero Yudo Margono saat meresmikan shipnaming dan launching kedua kapal itu di Halte Slipway PT Palindo Marine, Batam, Senin (5/4/21) lalu.
Kegiatan shipnaming dan launching dua unit KAL 28 meter ini momentum strategis sekaligus bukti galangan kapal Indonesia dalam hal ini PT Palindo Shipyard Marine Batam mampu mendukung industri strategis di bidang pertahanan negara di laut. PT. Palindo telah mampu melaksanakan tugas sebagai pengembang teknologi industri pertahanan dan pendukung kebijakan industri pertahanan dalam rangka menekan ketergantungan dari luar negeri yakni pengadaan kapal, sekaligus mewujudkan kemandirian industri pertahanan.
Disebut Yudo, shipnaming dalam pembangunan kapal perang, merupakan bagian dari rangkaian seremonial pembangunan kapal perang. Secara lengkap, seremonial pembangunan kapal meliputi first steel cutting, keel laying, shipnaming, launching, delivery and receiving, commissioning dan terakhir ialah pengukuhan. Selain itu, pembangunan kapal merupakan salah satu upaya dalam pembangunan kekuatan TNI AL.
“Melalui kegiatan ini, saya sampaikan bahwa kehadiran KAL Pandang dan KAL Sarudik dapat meningkatkan performa pelaksanaan tugas-tugas TNI AL. Untuk itu, KAL 28 meter ini agar diawaki oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan tangguh sehingga pengoperasian sekaligus perawatan KAL 28 meter ini dapat terlaksana secara optimal yang disertai manajemen pangkalan yang baik dalam hal pemeliharaan dan perawatan agar dapat beroperasi secara berkesinambungan” tegasnya, seperti dilansir Sindonews.com.
Seratus persen bikinan Imdonesia
Peresmian shipnaming dan launching KAL Pandang dan KAL Sarudik ditandai dengan pemotongan pita yang terhubung dengan kendi dalam proses pemecahan kendi ke badan kapal oleh Ketua Umum Jalasenastri dan penekanan tombol sirine oleh KSAL bersamaan bunyi sirine KAL Pandang ditarik oleh Winch Slipway keluar Dock dengan diiringi mars TNI AL.
Selanjitnya, penandatanganan berita acara serah terima dua unit KAL 28 M oleh Kepala Dinas Material Angkatan laut (Kadismatal), Laksamana Pertama TNI Budi Sulistyo, CHRMP dan Dirut PT Palindo Marine Batam Harmanto yang disaksikan langsung KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
Dua unit KAL 28 M 100 persen buatan Indonesia ini memiliki spesifikasi panjang 28 meter, lebar 6,2 meter dengan berat 90 ton terebut memiliki kecepatan maksimal 28 knots, kecepatan jelajah 18 knots dengan jumlah ABK 15 ini mampu berlayar dengan endurance selama tiga hari.
Selain itu, juga dua KAL ini dilengkapi dengan persenjataan 1x Meriam Kaliber 20 mm dan 2x Mitraliur Kaliber 12.7 mm yang berlayar menggunakan mesin pokok 2x 1.397 kW (MAN 12V D2862 LE476 @ 2.300 RPM) dan diesel generator 2x 63 kW, 50 Hz, 380 VAC (Perkins PDM 63 @ 1.500 RPM).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut para pejabat utama Mabesal, para pimpinan Kotama TNI AL, para Kepala Dinas jajaran Mabesal, dan para Pengurus Jalasenastri serta para pejabat terkait lainnya. (B-VN/SN/jr)