BENDERRAnews.com, 16/2/21 (Jakarta): Satu dari beberapa tapak sejarah penting terkait terbentuknya Negara Republik Indonesia ialah peristiwa Sumpah Pemuda.
Ya, Hari Sumpah Pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa merupakan momentum historis yang teramat penting, dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari mata rantai perjuangan bangsa Indonesia.
Sumpah Pemuda telah memberikan motivasi baru bagi bangsa ini, untuk memperjuangkan nasib dan eksistensinya sebagai sebuah bangsa yang berdaulat, serta memberikan inspirasi terhadap seluruh anak bangsa untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai upaya disintegrasi.
Ketika Sumpah Pemuda berlangsung di Jakarta, ternyata ada pemuda dari Papua ikut hadir dalam Sumpah Pemuda di Jakarta Tahun 1928 mewakili pemuda-pemuda Papua.
Selama ini, kita secara samar-samar menemukan fakta sejarah dari kiprah Jong Papua di perhelatan kaum muda kebangsaan tersebut, kecuali Jong Java, Jong Selebes, Jong Sumatera, Jong Minahasa, Jong Padundan, Jong Ambon dan seterusnya.
Wakil Papua
Ternyata, ada bukti sejarah terkait kehadiran wakil dari Tanah Papua. Hal itu terungkap ketika Komandan Lanud Silas Papare, Marsma TNI Budhi Achmadi, saat mengunjungi kediaman Ketua Barisan Merah Putih Papua, Tokoh Pepera, Dan Ondofolo di Distrik Waena, Jayapura, Ramses Ohee.
“Ayah beliau, Poreu Ohee, adalah Kepala Desa Sentani pada tahun 1927 atas penunjukan Sultan Tidore, sebagai bukti bahwa Papua sudah menjadi bagian dari kerajaan di Nusantara yaitu Tidore pada masa sebelum kemerdekaan,” kata Marsma TNI Budhi Achmadi, Minggu, (31/1/21), sebagaimana dilansir dari Silaspapare oleh MAJALAHCEO.COM.
Dijelaskannya, saat Ramses kecil juga sering diceritakan bagaimana ayahnya mengaku ikut hadir dalam peristiwa Sumpah Pemuda di Jakarta Tahun 1928 mewakili pemuda-pemuda Papua. “Sayangnya era tersebut masih belum ada teknologi kamera untuk mengabadikan momen dengan mudah seperti sekarang. Sehingga cerita bahwa ada pemuda Papua bernama Poreu Ohee ikut Sumpah Pemuda hanya menjadi cerita turun temurun dalam keluarga Ohee di Sentani,” tuturnya.
“Kunjungan ini sangat bermakna untuk mendengar cerita tentang Papua di era pra kemerdekaan RI, dimana beliau lahir di tahun 1931, dan kunjungan ini untuk memberikan perhatian dan rasa hormat kepada sesepuh yang telah ikut merawat NKRI di Papua. Beliau adalah sedikit tokoh Pepera yang tersisa dari total 1025 orang yang dulu memilih NKRI,” tegas Marsma TNI Budhi Achmadi. (B-MCD/jr)