BENDERRAnews.com, 7/2/21 (Yerusalem): Ternyata dampak positif nyata dari vaksinasi Covid-19 mulai terlihat di negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, Israel.
Dilaporkan, berdasarkan studi terbaru yang dilakukan tim dari Weizmann Institute of Science, Tel Aviv University, kasus baru Covid-19 dan kasus dimana membutuhkan perawatan rumah sakit di Israel menurun tajam pada kelompok yang telah divaksinasi.
Melansir New York Times, Jumat (5/2/21), studi tersebut dilakukan dengan melihat statistik kesehatan nasional untuk orang berusia 60 tahun ke atas, yang telah menerima vaksin Pfizer-BioNTech. Tim peneliti menganalisis data dari enam minggu setelah program vaksinasi dimulai. Mereka menemukan, jumlah kasus Covid-19 baru pada kelompok umur tersebut turun 41 persen dibandingkan dengan tiga minggu sebelumnya.
Keajaiban telah dimulai
Kelompok umur itu juga mengalami penurunan 31 persen jumlah pasien rawat inap akibat virus corona, dan penurunan 24 persen jumlah orang yang sakit kritis. “Kami mengatakan dengan hati-hati, keajaiban telah dimulai,” kata Eran Segal, seorang ahli biologi kuantitatif di Weizmann Institute of Science, yang juga terlibat dalam studi tersebut.
Efek positif vaksin mulai terlihat Penelitian tersebut dinilai penting karena para penulis dapat memisahkan faktor lain, termasuk lockdown, yang juga berpengaruh dalam mengurangi jumlah infeksi. Meski demikian, para peneliti menemukan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, vaksin masih tetap memiliki dampak yang signifikan.
Melansir Financial Times, Jumat (5/2/21), Israel sejauh ini telah memberikan lebih dari 57 dosis vaksin Covid-19 per 100 penduduk.
Sementara itu, 80 persen penduduk Israel yang berusia 60 tahun ke atas telah menerima setidaknya dosis pertama vaksin BioNTech/Pfizer sebelum 15 Januari 2021.
Pada Kamis (4/2/21), 78 persen dari kelompok umur tersebut, tercatat telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Vaksinasi berperan penting
Ketika kasus baru Covid-19 di Israel mulai turun pada paruh kedua Januari, masih belum jelas apakah penyebabnya ialah vaksin atau lockdown.
Akan tetapi, seiring dengan semakin banyak data yang masuk, kian terbukti menunjukkan vaksinasi berperan penting.
“Efeknya lebih kuat (di antara orang yang lebih tua) daripada di populasi yang lebih muda yang kemudian divaksinasi, dan pola ini tidak terlihat pada lockdown sebelumnya,” kata Eran Segal.
Kekebalan meningkat setelah dosis kedua
Lebih lanjut, berdasarkan data dari Maccabi Health Service, seminggu setelah menerima dosis kedua vaksin Pfizer/BioNTech, hanya 254 orang dari 416.900 yang terinfeksi Covid-19.
Maccabi melaporkan, seluruh 254 pasien yang terinfeksi hanya mengalami gejala ringan, dan hanya empat di antaranya dirawat di rumah sakit dalam kondisi sedang.
Data tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak divaksinasi, dimana 12.944 orang dari 778.000 dinyatakan positif virus corona.
Berdasarkan perbandingan data antara kedua kelompok, tingkat efikasi vaksin saat ini diperkirakan 91 persen, pada tujuh hari atau lebih setelah menerima dosis kedua. “Data dengan jelas menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu dari dosis kedua, kemampuan pertahanan sistem kekebalan kita menjadi lebih kuat,” kata Anat Ekka-Zohar, direktur Divisi Data & Kesehatan Digital di Maccabi Health Service.
Meski studi yang dilakukan Weizmann Institute of Science menghasilkan temuan yang memberi harapan, namun mencari tahu apakah vaksin berada di balik penurunan kasus, atau apakah tren itu didorong oleh perubahan perilaku masyarakat, sangat sulit. Melansir Nature, Jumat (5/2/21) hal tersebut disampaikan oleh Ran Balicer, seorang ahli epidemiologi di Clalit Health Services, Tel Aviv.
Dia mengatakan, bisa jadi orang yang memilih divaksinasi terlebih dahulu merupakan kelompok masyarakat lebih waspada terhadap risiko Covid-19.
Sementara itu, Dvir Aran, seorang ilmuwan data biomedis di Technion Israel Institute of Technology di Haifa, mengatakan, vaksin tidak boleh dilihat sebagai “peluru ajaib” yang dapat mengakhiri pandemi seketika. Aran mengatakan, sejauh ini, tidak ada bukti orang yang divaksinasi (sekitar 40 persen dari total populasi Israel) secara tidak langsung melindungi orang yang belum divaksinasi. “Anda perlu memvaksinasi lebih dari sepertiga populasi untuk benar-benar melihat penurunan penularan,” kata Dvir Aran, seperti dilansir Kompas.com. (B-KC/jr)