BENDERRAnews.com, 9/1/21 (Washington): Kini Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akhirnya mengakui kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden 2020 lalu. Pada Jumat (8/1/21) waktu setempat, Trump menyampaikan pidato nasional sehari setelah kerumunan pendukungnya menyerang Capitol AS.
“Saya ingin memulai dengan membahas serangan keji di Gedung Kongres Amerika Serikat. Seperti semua orang Amerika, saya marah dengan kekerasan, pelanggaran hukum, dan kekacauan,” katanya.
Trump mengaku segera mengerahkan Garda Nasional dan penegak hukum federal untuk mengamankan gedung serta mengusir para penyusup. Dia menyakini Amerika harus selalu menjadi negara hukum dan ketertiban.
“Kepada para demonstran yang menyusup ke Capitol: Anda telah mencemari kursi demokrasi Amerika. Kepada mereka yang terlibat dalam tindakan kekerasan dan perusakan: Anda tidak mewakili negara kami. Dan bagi mereka yang melanggar hukum: Anda akan membayar,” tambahnya.
Lebih jauh, Trump mengatakan, AS harus mereformasi undang-undang Pemilu untuk memverifikasi identitas dan kelayakan semua pemilih. Juga untuk memastikan keyakinan dan kepercayaan dalam semua Pemilu mendatang.
“Sekarang, Kongres telah mensertifikasi hasilnya. Pemerintahan baru akan diresmikan pada 20 Januari. Fokus saya sekarang beralih ke memastikan peralihan kekuasaan yang mulus, teratur, dan tanpa hambatan. Momen ini membutuhkan penyembuhan dan rekonsiliasi,” ujarnya.
Tahun 2020, kata Donald Trump, telah menjadi waktu yang menantang bagi rakyat AS, pandemi yang mengancam telah menjungkirbalikkan kehidupan warga AS, jutaan orang yang terisolasi di rumah mereka merusak perekonomian, dan merenggut nyawa yang tak terhitung jumlahnya. Demikian Suara Pembaruan.
Perusuh Capitol diburu
Sementara itu, dua hari pasca-kerusuhan di Gedung Capitol, Washington DC, yang mengguncang Amerika Serikat, foto-foto para pelaku mulai beredar dan banyak yang telah diidentifikasi, sebagian langsung dipecat oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
Ribuan pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung Capitol, Washington DC, dan bertindak anarkistis pada 6 Januari 2021. (Foto: AFP)
Biro Penyidik Federal (FBI) sebelumnya meminta bantuan masyarakat untuk mengidentifikasi para pelaku atau mengirim foto dan video terkait insiden tersebut agar aktor utama bisa segera ditangkap.
Perusahaan pemasaran Navistar di Maryland mengumumkan, satu karyawannya telah dipecat setelah beredar foto dia di antara para perusuh — dengan memakai kartu pengenal perusahaan.
“Meskipun kami mendukung hak karyawan untuk menyatakan kebebasan berpendapat secara damai dan legal, namun karyawan yang membahayakan kesehatan dan keselamatan orang lain tidak akan mendapat peluang pekerjaan di Navistar Direct Marketing,” bunyi pernyataan perusahaan.
Seorang pengacara asal Texas bernama Paul Davis juga kehilangan pekerjaan di Goosehead Insurance, setelah videonya muncul di media sosial yang memastikan keterlibatan dia.
“Kami semua berusaha masuk ke Capitol untuk menghentikan ini,” kata Davis dalam video tersebut.
Saat massa yang merupakan pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Capitol, Kongres sedang melakukan sidang penetapan hasil pemilihan presiden di mana Joe Biden menang telak.
Dalam unggahan berikutnya, Davis mengklaim, dia hanya melakukan aksi damai dan tidak menerobos masuk ke Gedung Capitol.
“Saya mengatakan ‘berusaha masuk ke Capitol,’ maksudnya menyuarakan protes, bukan dengan cara kekerasan,” tulisnya.
Namun, hari berikutnya, perusahaan mengumumkan di akun Twitter: “Paul Davis, konsultan umum, tidak lagi dipekerjakan oleh Goosehead.”
Rick Saccone, mantan anggota DPRD Pennsylvania, menyebarkan fotonya saat berada di luar gedung Capitol. Sesudah itu, Saint Vincent College tempatnya mengajar selama 21 tahun segera melakukan penyelidikan internal.
“Atas hasil investigasi, Dr Saccone akhirnya menyampaikan surat pengunduran diri dan kami terima, berlaku secepatnya. Dia tidak bisa lagi dikaitkan dengan Saint Vincent College dalam kapasitas apa pun,” kata Michael Hustava, direktur komunikasi sekolah tersebut.
Saccone mengklaim dia dan teman-temannya melakukan aksi damai. Namun, senator negara bagian Pennsylvania, Lindsey Williams, menyebarkan video lain yang sebelumnya dihapus dari laman Faebook milik Saccone.
Dalam video itu, Saccone mengatakan: “Mereka merubuhkan pagar. Kami berusaha mengusir semua orang jahat di sana dan mengusir semua RINO yang telah mengkhianati presiden kita. Kami akan usir semua dari kantor mereka.”
RINO, atau Republican in Name Only, menyatakan julukan bagi anggota Partai Republik yang dinilai tidak bekerja sungguh-sungguh untuk partai mereka. Oleh para pendukung Trump, julukan itu banyak disematkan kepada mereka yang berseberangan dengan presiden.
Kisah-kisah ini hanya sebagian kecil dari para pelaku kerusuhan yang mulai menerima konsekuensi baik dari penegak hukum, masyarakat, atau tempat mereka mencari nafkah. Demikian CNN. (B-SP/CNN/jr)