BENDERRAnews.com, 26/11/20 (Vatkan): Pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus turut mendoakan kepergian legenda sepak bola Argentina dan dunua, Diego Armando Maradona.
Sejak Paus Fransiskus mulai menjabat pada 2013, pemuka agama Katolik pertama dari Amerika Latin itu sempat beberapa kali menemui Maradona yang berkunjung ke Vatikan.
“Paus mendapat kabar kepergian Diego Maradona, beliau begitu mengenang beberapa pertemuan dengan mendiang dalam beberapa tahun terakhir,” kata juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, dilansir Reuters.
“Beliau terus mengingatnya dalam setiap doa, sebagaimana dilakukannya beberapa hari terakhir karena perkembangan kondisi kesehatan Maradona,” ujarnya menambahkan.
Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina, merupakan suporter klub sepak bola Buenos Aires, San Lorenzo.
Maradona meninggal pada usia 60 tahun karena serangan jantung dalam perawatannya di rumah rehabilitasi di Tigre, sebelah utara Buenos Aires.
BACA JUGA
Sementara itu, bintang lapangan hijau yang saat ini tengah bersinar, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo menyampaikan penghormatan terakhir untuk Maradona.
Messi, yang meneruskan obor perjuangan Maradona di tim nasional Argentina, menyebut sang legenda tak pernah pergi, karena sosoknya akan selalu abadi dalam dunia sepak bola.
Messi juga pernah merasakan sentuhan kepelatihan Maradona saat sang legenda menangani Timnas Argentina termasuk di putaran final Piala Dunia 2010.
BACA JUGA
“Hari yang menyedihkan bagi seluruh warga Argentina dan dunia sepak bola. Ia meninggalkan kita semua tetapi tidak pernah betul-betul pergi, sebab Diego kekal,” tulis Messi dalam instagram pribadinya, @leomessi.
“Saya mengingat momen-momen menyenangkan yang saya lewati bersamanya dan saya turut mengirimkan bela sungkawa untuk keluarga dan kerabatnya. Beristirahatlah dalam damai,” tulis Messi sembari menyematkan dua foto saat ia bersama Maradona. Demikian ANTARA.
Berkabung tiga hari
Presiden Argentina Alberto Fernandez menetapkan tiga hari masa berkabung menyusul berpulangnya legenda sepak bola mereka, Diego Maradona, pada Rabu waktu setempat.
Sejumlah suporter sang legenda berkumpul di jalan-jalan kota Buenos Aires, menyusul kabar kepergian Maradona pada usia 60 tahun akibat serangan jantung.
Di dekat markas bekas klub Maradona, Buenos Aires, tampak sejumlah penggemar menaruh karangan bunga duka cita.
Sebagian lainnya turut berkerumun di San Andres dekat rumah Maradona juga di La Plata, kota yang tak jauh dari Buenos Aires, di mana sang legenda menghabiskan waktu sebagai direktur teknis klub Gimnasia y Esgrima.
Sementara itu, sebuah banner digital yang biasanya digunakan untuk informasi transformasi publik kini dihiasi ucapan “Terima kasih, Diego.”
“Diego adalah yang terbaik di sini, selamanya. Saya bertemu istri saya pada 1986 ketika Diego mencetak gol Tangan Tuhan-nya,” kata Jose Luis Shokiva, warga Buenos Aires berusia 53 tahun, merujuk pada gol Maradona ke gawang Inggris pada Piala Dunia 1986 di Meksiko.
“Sejujurnya, bagi saya Diego adalah segalanya. Sebagai suporter Boca dan Argentina, ia adalah sosok terhebat. Apa yang terjadi menimbulkan kesedihan mendalam,” ujar Shokiva yang mengenakan kaos bersematkan wajah Maradona.
Maradona merupakan salah satu pesepak bola terhebat sepanjang masa, tetapi di tanah kelahirannya ia dipuja-puja tak ubahnya tuhan.
El Dios atau Tuhan merupakan julukan sebagaimana disematkan kepadanya dari penggemar lokal Argentina, yang kebetulan bisa dipelesetkan dari El Diez atau 10, nomor punggung Maradona.
“Saya sangat sedih, ia mewarnai masa kecil saya hingga dewasa,” kata Mariela Barg seorang pengacara di Buenos Aires.
“Ia begitu lekat dengan sesuatu yang amat identik dengan Argentina, sepak bola, dan kini ia telah pergi,” katanya.
Kembalikan tangan Tuhan
Sementara itu, dari Buenos Aires, dilaporkan, sebuah karikatur brilian dibuat dan diterbitkan Ole, menyusul meninggalnya megabintang sepakbola Argentina, Diego Armando Maradona dalam usia 60 tahun di kediamannya di Buenos Aires, Rabu 925/11/20) waktu setempat.
Karikatur ini memperlihatkan, Maradona mengembalikan tangan Tuhan yang dipinjamnya pada Piala Dunia 1986. Sebagaimana dikutip dari Marca.com, digambarkan, seorang kakek tua berjenggot panjang dan kepala botak menyambut kedatangan seseorang yang mengenakan seragam Timnas Argentina bernomor punggung 10.
Sang kakek merentangkan tangan, tetapi pergelangan tangan kanananya buntung sambil mengucapkan, “Bienvenido” (selamat datang). Pria bernomor punggung 10 tadi menyerahkan pergelangan tangan kepada sang kakek sambil mengucapkan, “Gracias” (terima kasih).
Maradona terkenal dengan gol tangan Tuhan pada Piala Dunia 1986 ke gawang Inggris. Ia mencetak gol pertama dengan tangan kirinya ke gawang Inggris sebelum mencetak gol kedua dengan cara yang sensasional.
Ia menggiring bola dari tengah lapangan melewati lima pemain serta kiper Inggris. Pemain Inggris saat itu, Gary Lineker mengaku tidak percaya dengan gol tersebut dan nyaris bertepuk tangan di lapangan menyaksikan gol kedua Maradona tersebut. (B-ANT/jr)