BENDERRAnews.com, 19/11/20 (Wilmington): Hari Selasa (37/11/20) waktu setempat Presiden terpilih Amerika Serikat dalam Pemilu 2020, Joe Biden, tetap menjalankan transisi pemerintahan, meskipun tanpa bantuan Presiden Donald Trump.
Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) itu, menggelar pertemuan virtual sendiri bersama para pakar intelijen, pertahanan, dan diplomatik, tanpa ada satupun terafiliasi dengan pemerintah saat ini.
Dua minggu setelah Pemilu 3 November, Trump tetap menghalangi Biden untuk menerima pengarahan keamanan nasional dari para pejabatnya, sehingga memicu pertanyaan apakah Biden akan mendapatkan informasi terbaru tentang bahaya yang sedang dihadapi negara.
“Saya tidak akan mengkritisi apa yang sudah jelas. Kita tahu bahwa saya tidak bisa mendapatkan pengarahan yang biasanya disampaikan sekarang,” kata Biden dalam upayanya menyiapkan ancaman kesehatan publik dan tantangan keamanan nasional, sembilan minggu menjelang pelantikannya.
Sebanyak 12 peserta yang mengikuti pertemuan itu, yang terlihat di layar video, antara lain mantan deputi direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) David Cohen, jenderal purnawirawan Stanley McChrystal dan deputi penasihat keamanan nasional pemerintahan Barack Obama, Avril Haines. Disebut Biden, dirinya bersiap mewarisi negara yang terpecah belah dan dunia yang berantakan.
“Itu sebabnya saya membutuhkan kalian semua,” kata Biden, seperti dilansir Suara Pembaruan.
Bersembunyi di Gedung Putih
Sementara itu, dari Washington, diterima laporan, sejak kekalahan dalam Pemilu AS, Presiden Donald Trump masih belum menggelar satu pun acara publik dari Gedung Putih. Trump tampaknya ingin ‘bersembunyi’, meskipun dia tidak benar-benar diam, karena terus menyampaikan berbagai tuduhan lewat akunnya di Twitter.
Daftar agenda Trump pada Selasa (17/11/20) menyatakan, “tidak ada acara publik”, pernyataan kesepuluh kalinya sejak pelaksanaan Pemilu yang rutin disampaikan dari agenda pribadinya. Dia tidak menjawab pertanyaan wartawan, tidak mengundang kamera ke Ruang Oval Gedung Putih, dan pergi menjauh untuk bermain golf di Virginia.
Rencana penarikan pasukan AS dari Afganistan dan Irak juga diumumkan Selasa oleh kepala Pentagon yang baru setelah pemecatan Menteri Pertahanan Mark Esper. Sejauh ini, belum ada acara publik yang akan menjamin kemunculan presiden dari pengurungan dirinya.
Trump juga telah membatalkan rencananya untuk mengikuti Thanksgiving di Mar-a-Lago, Florida, sebaliknya presiden dan Ibu Negara AS Melania Trump dijadwalkan tetap tinggal di Washington.
“Rasanya seperti mentalitas bunker (persembunyian),” kata seorang pejabat Gedung Putih.
Saat menghadap ke luar jendela arah utara, Trump bisa melihat tempat yang akan disiapkan untuk pelantikan Biden. Lokasi sama saat dia dilantik empat tahun lalu.
Ketika presiden turun untuk menggelar rapat di Ruang Oval, dia sering berbicara sampai larut malam terkait upaya hukumnya yang kacau. Juga mempertanyakan tidak ada pengacara yang membelanya di televisi.
Pecat staf via Twitter
Hanya dua bulan menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memecat petinggi bidang keamanan, lewat Twitter.
Korbannya kali ini ialah pejabat di Departemen Keamanan Dalam Negeri, Chris Krebs, yang sebelumnya membantah tuduhan presiden, telah terjadi kecurangan meluas dalam pemilihan presiden awal bulan ini.
Krebs merupakan direktur Badan Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber yang salah satu tugasnya menjamin keamanan Pemilu.
Dia sebelumnya membuat pernyataan bersama dengan para pejabat terkait lainnya: “tidak ada bukti kalau sistem pemungutan suara telah menghapus, menghilangkan atau mengubah suara, atau bahwa sistem ini direkayasa dengan cara apa pun”.
Di Twitter Selasa (17/11/20) waktu setempat, Trump menulis: “Pernyataan oleh Chris Krebs tentang keamanan Pemilu 2020 belum lama ini sangat tidak akurat, karena telah terjadi penyelewengan dan kecurangan masif.”
“Oleh karena itu, berlaku segera, Chris Krebs telah diberhentikan sebagai Direktur Badan Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber.”
Krebs sebelumnya mengindikasikan, dia sadar sikapnya “menyampaikan kebenaran” akan berujung pemecatan, demikian dilaporkan CNN.
Tidak lama setelah cuitan Trump, dia merespon di Twitter juga: “Merasa terhormat bisa melayani. Kami bekerja dengan benar. Bertahan hari ini, mengamankan hari esok. #Protect2020.”
Pekan lalu, Trump memecat Menteri Pertahanan Mark Esper, juga lewat Twitter, ditambah sejumlah petinggi lainnya di Pentagon. Dia menempatkan orang-orang yang loyal padanya di Kementerian Pertahanan padahal masa jabatannya tinggal dua bulan lagi. (B-CNN/SP/BS/jr)