BENDERRAnews.com, 16/7/20 (Padang): Sebuah artikel menarik dan humanis diangkat media ‘online’ sumatraline.com (Junalis Sumbar), edisi 30 Juni 2020, yang menukil kerinduan beberapa warga dan tokoh Sumatera Barat tentang hadirnya fasilitas kesehatan berkualitas seperti RS Siloam.
Kerinduan dan harapan ini merebak di tengah penyebaran virus corona di Indonesia secara umum dan Sumatera Barat (Sumbar) khususnya yang masih terus terjadi.
Dari catatan media itu, hingga Jum’at (26/6/20), menurut Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumbar, Jasman Rizal, jumlah positif Covid-19 tercatat 720 orang. Dengan rincian, total kesembuhan 571 orang (79.31 persen), meninggal dunia 30 orang (4,17 persen) serta dirawat di rumah sakit, karantina dan isolasi mandiri sejumlah 119 orang (16,53 persen).
Sementara dari 720 jumlah positif Covid-19 itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang, jumlah kasus positif Covid-19 di ibukota Sumbar ini hingga hari Selasa (23/6/20) sebanyak 502, meninggal 23 orang, PDP sebanyak 449 orang, ODP ada 1.005 orang.
Pemerintah kewalahan
Untuk menangani jumlah pasien terpapar virus corona atau Covid-19 sebanyak itu, Pemerintah Provinsi Sumbar merasa kewalahan. Karena untuk menangani pasien Covid-19 harus ada izin dari Kemenkes.
Di Sumbar, demikian Gubernur Irwan Prayitno, selama ini penanganan pasien suspect Covid-19 hanya terpusat di RSUP M Djamil Padang. Karena jumlah pasien pasien suspect virus corona terus bertambah membuat pihak rumah sakit M Djamil kewalahan.
Akhirnya pemerintah provinsi menyiapkan tiga rumah sakit untuk menampung rujukan pasien suspect Covid-19, masing-masing, RSUP M Djamil Padang, RSUD Achmad Mochtar dan Rumah Sakit Universitas Andalas (Unand).
Rindu RS seperti Siloam
Melihat fakta ini, sebagian warga Kota Padang, kembali membuka lembaran lama. Mereka malah menyebutkan, bila dahulu pembangunan Superblok Lippo Group yang terdiri dari RS Siloam, mall, dan sekolah yang akan dibangun di kota Padang tidak ditolak, tentu Pemerintah Provinsi Sumbar tidak akan kewalahan seperti ini.
Seperti dikatakan Lusi Febriani, 38 tahun, saat itu ia mengaku sempat kecewa. Sebab pada bulan Mai 2013 Ketua DPD RI Irman Gusman, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Kepala BNPB Syamsul Maarif, Walikota Padang, DR. H. Fauzi Bahar, mantan Gubernur Sumbar Azwar Anas dan Ketua LKAAM Sayuti Malik ikut ramai-ramai menghadiri ground breaking kawasan terpadu Lippo Group Rp1,4 T di Jalan Khatib Sulaiman Padang tersebut.
Wanita jebolan Fakultas Ekonomi Bung Hatta Padang ini, menuturkan lagi, ternyata tak ada yang pernah menyangka bila virus corona mewabah hampir di seluruh dunia, tak terkecuali Sumbar.
“Yang pasti untuk penangan pasien terpapar virus corona ini membutuhkan rumah sakit. Sementara sebagian orang dulu menolak pembangunan rumah sakit yang akan dibangun Lippo Group di kota ini,” kata ibu satu orang putri ini.
Lusi Febriani lebih jauh mengatakan, dari berita yang pernah ia baca, jaringan rumah sakit dan layanan kesehatan terkemuka Siloam Hospitals (RS Siloam) di bawah PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), hingga Kamis (4/6/20) telah merawat lebih dari 1.900 pasien Covid-19 dengan tingkat kesembuhan sekitar 93 persen.
Ia juga mengaku pernah membaca berita, Siloam Hospitals Group merupakan salah satu rumah sakit yang secara aktif membantu pemerintah dalam penyediaan alat bantu pernapasan ventilator, di mana ini sangat dibutuhkan dalam penanggulangan Covid-19 di Indonesia.
“Nah, kalau RS Siloam jadi dibangun di kota Padang, tentu akan berpengaruh pada jumlah penderita virus mematikan ini. Karena penanganannya tentu akan cepat pula,” kata Lusi Febriani, wanita kelahiran Pauah V Kota Padang ini, sebagaimana diberitakan Firman Sikumbang dari Junalis Sumbar. (B-SO/jr)