BENDERRAnews.com, 28/5/20 (Jakadta): Di tengah pandemi Covid-19 kinerja emiten kesehatan mencatatkan pergerakan positif, salah satunya PT Siloam International Hospitals yang berkode emiten SILO.
Dilaporkan, pada hari perdagangan pertama setelah Lebaran, Selasa (26/5/20) lalu, saham SILO ditutup pada level Rp5.475 atau telah naik 15 persen sejak sebulan terakhir. Bahkan, pada pekan-pekan sebelumnya, saham SILO terus menunjukkan tren positif di tengah ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19.
Wakil Presiden Direktur Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, menyampaikan, keputusan SILO memperkuat jajaran manajemen dari dua tahun lalu telah membuahkan hasil positif.
Sebagaimana diketahui, jajaran manajemen baru yang ditunjuk ialah Varun Khanna sebagai Chief Commercial Officer (CCO), Daniel Phua selaku Chief Financial Officer (CFO), lalu Mona Jonathan pada Chief Talent Management Officer dan Ryanto Martino Tedjomulya di Chief Information Officer (CIO).
Strategi perkuat kinerja jangka panjang
Sejak tahun lalu, SILO membangun strategi untuk memperkuat kinerja jangka panjang. Karenanya, Caroline mengatakan, manajemen akan terus memperkuat SILO untuk menjadi pilihan utama masyarakat dalam layanan kesehatan.
Guna mencapai hal ini, SILO akan fokus pada strategi pertumbuhan yang berkelanjutan, pengembangan SDM unggul, dan pembangunan ekosistem digital yang mendukung.
Saat ini SILO memiliki tim manajemen yang solid dari berbagai latar belakang dengan pengalaman luas, termasuk di tingkat internasional, mulai dari keuangan, manajemen risiko, kepatuhan terhadap peraturan, investasi, serta investor relations.
Dari segi strategi bisnis, SILO akan fokus pada penguatan pendapatan dari asset-asetnya, melalui peningkatan investasi di RS Siloam yang telah menjadi pusat keunggulan. Apalagi kebutuhan akan layanan kesehatan berkualitas di berbagai daerah semakin meningkat.
Pada 2019, perusahaan di bawah Lippo Group ini telah menambah tiga rumah sakit baru untuk lebih menjangkau masyarakat Indonesia. Ketiga RS tersebut ialah Siloam Kelapa Dua Tangerang, Siloam Paal Dua Manado dan RSU Syubannul Wathon (kerja sama dengan pihak PBNU, Red).
Saat ini jaringan rumah sakit SILO telah tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Ke depannya, kami akan melanjutkan upaya penyediaan layanan kesehatan berkualitas ke seluruh penjuru Indonesia,” uhar Caroline dalam keterangannya, Selasa (26/5/20) lalu.
Terjamin di masa ketidakpastian
Sementara itu, Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat menyebutkan, di tengah Covid-19, sejumlah perusahaan masih mencatatkan kinerja yang terefleksikan dalam kenaikan harga saham, misalnya PT Siloam International Tbk (SILO).
SILO mengalami kenaikan sebesar 15 persen ke level Rp5.500. Saham SILO, menurutnya, banyak dipengaruhi oleh sentimen positif dari Covid-19, yakni besarnya kebutuhan terhadap fasilitas kesehatan.
Teguh menambahkan, pergerakan saham dalam sebulan tersebut juga menggambarkan perilaku investor maupun trader yang saat ini lebih berhati-hati. Mereka cenderung memilih saham perusahaan dengan strategi yang lebih aman dan terjamin di masa ketidakpastian.
Produk layanan kesehatan jadi pilihan pertama
Analis Pasar Modal, Sukarno Alatas sebelumnya mengatakan, di tengah ketidakpastian akan vaksin, pandemi Covid-19 menjadi tidak jelas kapan akan tuntas.
Karena itu, prioritas masyarakat akan tertuju bagaimana menjaga kesehatan keluarga sehingga produk layanan kesehatan akan menjadi pilihan pertama dibanding konsumsi lainnya. Karena itu, emiten kesehatan seperti SILO diyakini akan memiliki kinerja positif dalam jangka panjang.
Sukarno menyebut, sektor kesehatan masih menarik karena merupakan segmen bisnis yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Apalagi, sektor rumah sakit menghasilkan pendapatan berulang (recurring income) bagi SILO. Kinerja emiten kesehatan juga didorong oleh kebijakan pembebasan bea masuk yang akan membuat bahan baku obat dan peralatan medis impor menjadi lebih murah.
“Di saat kondisi kesadaran kesehatan dan antisipasi masyarakat terhadap virus corona meningkat, seharusnya sektor kesehatan bisa diuntungkan. Maka ada peluang kinerjanya bisa lebih baik. Untuk jangka panjang, pasti positif,” ucap Sukarno, seperti dilansir KONTAN.CO.ID. (B-KD/jr)