BENDERRAnews.com, 4/5/20 (Washington): Pihak Intelijen AS menuding Tiongkok menutup-nutupi data virus corona atau Covid-19 supaya bisa mengamankan stok peralatan medis saat wabah mulai merebak.
Kantor berita Associated Press berhasil mendapatkan laporan intelijen Kementerian Pertahanan Dalam negeri (Homeland Security) setebal empat halaman tertanggal 1 Mei. Laporan tersebut tidak bersifat rahasia (classified), tetapi untuk kalangan terbatas (for official use only).
Di dalam laporan tersebut, intelijen AS menduga kuat Tiongkok menutup-nutupi seberapa parah dampak Covid-19 dan pada saat yang bersamaan meningkatkan impor serta mengurangi ekspor alat kesehatan. Tiongkok menutup-nutupi fakta sebenarnya dengan membantah melakukan pembatasan ekspor dan mengaburkan atau menunda-nunda laporan perdagangan mereka.
Laporan tersebut juga menyebut Tiongkok tidak memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang Covid-19 bisa menular di awal penyebaran (Januari) supaya bisa mengimpor lebih banyak alat medis.
Impor meningkat drastis
Data intelijen AS menunjukkan dalam periode tersebut impor masker, sarung tangan, dan pakaian operasi meningkat drastis. Data juga menyatakan, ada 95 persen probabilitas yang mengindikasikan perubahan ekspor-impor Tiongkok di luar batas normal.
Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo selama ini gencar menuding Tiongkok ada main dalam kasus penyebaran Covid-19.
“Ingat, Tiongkok punya sejarah menyebarkan infeksi ke dunia dan laboratorium mereka banyak yang di bawah standard. Ini bukan pertama kalinya dunia terekspose virus dari kegagalan laboratorium di Tiongkok. Biarkan intelijen bekerja, tetapi saya yakin ada bukti signifikan semua ini berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan,” kata Mike Pompeo kepada ABC, Minggu. Pernyataan Pompeo mengacu kepada penyebaran SARS yang juga berasal dari Tiongkok. Demikian BeritaSatu.com melansir dari AP, CNBC.com dan ABC. (B-BS/jr)