BENDERRAnews.com, 24/4/20 (Jakarta): Wacana sekolah dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 di Jakarta banyak menuai kontroversi.
Sikap tegas dilakukan Persatuan Alumi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Jakarta Raya menolak kebijakan Pemerintah DKI Jakarta tersebut.
Kebijakan ini dinilai akan membahayakan anak didik ketika sekolah akan kembali dipakai untuk aktivitas belajar mengajar.
“Keberadaan virus corona yang sulit terdeteksi, akan menjadi kendala besar untuk siswa saat waktu sekolah sudah dimulai lagi. Siswa yang sekolahnya digunakan sebagai tempat isolasi akan mudah terkena Covid-19. Jika hal ini terjadi, sangat besar kerugian yang ditanggung oleh bangsa ini,” demikian bunyi pernyataan sikap PG GMNI Jakarta Raya yang ditandatangani Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Made Baskara, sebagaimana dilansir BeritaSatu.com di Jakarta, Kamis (23/4/20) kemarin.
Gunakan RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran
Lebih lanjut disebutkan, “Daya tahan tubuh siswa yang masih masa pertumbuhan tidak sama dengan orang dewasa, masih rentan dengan penyakit. Kurangnya kehati-hatian siswa dalam menyikapi Covid-19 saat di sekolah, tidak bisa disalahkan karena mereka masih butuh bimbingan guru. Di sisi lain guru pun sangat sulit memberi kepastian apakah sekolahnya aman dari virus Covid-19.”
Daripada menggunakan gedung sekolah, PA GMNI Jakarta Raya menilai, seharusnya Pemprov DKI dapat menggunakan RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran secara optimal sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
“Pemda DKI seharusnya juga bergotong royong dengan Pemerintah Pusat dalam mencegah penyebaran Covid-19, bukan dijadikan alat untuk manggung. Toh, masih sangat banyak kamar di setiap tower Wisma Atlet dan keberadaannya juga di ibukota Jakarta, bukan malah membuat tempat isolasi pasien sendiri yang malah akan merugikan generasi penerus bangsa,” tandas Made Baskara. (B-BS/jr)