BENDERRAnews.com, 9/3/20 (Cikarang): Uce Lapian, 50 tahun, seorang ibu rumah tangga dan pengelola warung UMKM di kawasan Jababeka, kini tak merasa lagi seperti tinggal di teritori yang ‘terisolasi’ dari kehidupan aneka komunitas.
Bagaimana tidak, dia bersama keluarga, juga para tetangga di salah satu perumahan, kini hanya butuh sekitar 15 hingga 20 menit menuju arena ‘hangout’ yang mulai tersedia beragam di area Kota Meikarta, di kawasan Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi. “Anak perempuan saya jika datang dari Italia, juga senang jalan-jalan ke pusat kuliner di ‘Distrik I’ Meikarta, yang bersebelahan dengan Central Park,” kata ibu Uce.
Ia pun terus terang tak sabar lagi menantikan unit yang dibelinya di kawasan tersebut. “Lokasinya di Distrik II, yang letaknya tak begitu jauh dari ‘Distrik I’. Mudah-mudahan sesuai target, bisa tuntas tahun depan,” ujarnya, Jumat (6/3/20) lalu.
Lain lagi dengan Risha, 22, yang sesekali menyeruput kopi hangatnya sambil bersenda gurau dengan dua rekan kerjanya di Distrik I. Tiga pria ini terlihat semringah menikmati jam istirahat kantor District 1 Commercial Area Meikarta, Selasa (18/2/20) siang lalu. Keperluan makan dan minum telah tersedia di lokasi ini. Tak hanya itu, lokasi didesain khusus untuk kenyamanan pengunjung. Meskipun berada di luar ruangan, pengunjung tak perlu takut kepanasan akibat terik matahari.
Selain Risha dan rekan kerjanya, banyak para karyawan Lippo Cikarang lainnya, termasuk para eksekutif yang bekerja di berbagai kawasan sekitarnya, bahkan warga di lingkungan Meikarta juga sangat terbantu dengan hadirnya banyak tenant di District 1.
“Dahulu sebelum ada District 1, kami hangout ke Jakarta, tetapi sekarang tidak perlu jauh-jauh lagi,” ujar Risha bersemangat.
Dia menjelaskan selain kebutuhan makan dan minum, pengunjung juga disuguhkan hiburan musik di panggung utama District 1 saat akhir pekan.
Ada kuliner angkringan
District 1 telah dibuka sejak Februari 2019 dengan lebih dari 20 tenant yang telah bergabung, seperti Maxx Coffee, Imperial Kitchen, Cinepolis Cinema, Porter, Sang Pisang, KOI The, Kopi Kenangan, dan Solaria, tak kalah serunya Rumah Makan ‘Alila Manado’dengan beragam menu hebatnya.
Kuliner tradisional seperti angkringan juga tak ketinggalan meramaikan District 1. Nanda, penjaga angkringan ‘Nimata’ mengatakan, telah berjualan kuliner angkringan sejak sembilan bulan lalu. Selama itu, terjadi kenaikan jumlah pelanggan yang cukup signifikan.
Pada hari biasa, pendapatannya bisa mencapai Rp500.000 per hari. Saat akhir pekan, omzet melonjak hingga dua kali lipat. “Ramainya pas akhir pekan, pendapatan bisa dua kali lipat,” tuturnya.
Lonjakan jumlah pengunjung memang terlihat di saat akhir pekan. Warga memanfaatkan hari libur kerja untuk kongko bersama keluarga maupun kolega.
Favorit para milenial
District 1 kini telah menjelma menjadi lokasi favorit untuk berkumpul bagi kaum milenial Cikarang dan sekitarnya.
Tak jauh dari District 1, terdapat ruang terbuka hijau, yakni danau seluas 100 hektare, di Central Park Meikarta. Warga dapat menikmati pergantian waktu dari sore menjelang malam, sambil menikmati sejuknya pemandangan hamparan rumput hijau dan pepohonan rindang. Danau buatan ini juga menjadi lokasi favorit warga mengisi akhir pekan mereka.
Kehadiran District 1 dan Central Park Meikarta telah mengubah wajah Kabupaten Bekasi menjadi lebih modern. Warga Kabupaten Bekasi yang dahulu sulit mencari tempat bersantai yang representatif, kini semakin mudah mendapatkannya. Para warga lanjut usia (lansia) dapat melakukan joging atau senam santai di sekitar danau, kawula mudanya menikmati hiburan live music, sedangkan keluarga dapat menikmati kuliner di area District 1.
Juga perlu diingat, kehadiran kota mandiri Meikarta menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal. Tenaga kerja asing di proyek ini terbatas pada jabatan tertentu. Warga lokal juga banyak direkrut menjadi pegawai pengembang Meikarta.
Berdasarkan data Imigrasi Kelas II Non TPI Bekasi, warga negara asing (WNA) pemegang izin tinggal di Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi, antara lain warga negara (WN) Jepang sebanyak 2.205 orang, WN Korea Selatan sebanyak 1.728 orang, WN Tiongkok sebanyak 1.053 orang, WN India sebanyak 293 orang serta WN Taiwan sebanyak 232 orang.
“Data tersebut merupakan gabungan WNA yang terdiri dari tenaga kerja asing (TKA), pelajar, serta rohaniwan,” ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Bekasi, Petrus Teguh Aprianto.
Pihaknya juga selalu melakukan pengawasan terhadap orang asing dalam periode tertentu, sehingga sangat mustahil apabila ada ribuan TKA ataupun WNA ilegal masuk ke Kabupaten Bekasi tanpa sepengetahuan petugas Imigrasi.
“Dengan apa yang sudah dilaksanakan selama ini dan bekerja sama dengan seluruh instansi yang tergabung dalam Tim Pora (pemantauan orang asing), untuk kecolongan TKA ilegal hingga 3.000 orang, itu mustahil,” pungkasnya.
Dorong perekonomian masyarakat
Pusat kuliner dan perbelanjaan Distrik I mega proyek Meikarta kian dipadati para pengunjung. Kegiatan bisnis berjalan dan tentu akan mendorong perekonomian masyarakat di wilayah tersebut.
Distrik I Meikarta menjadi salah satu tempat favorit bagi masyarakat. Kawasan ini menyediakan makanan enak, pusat perbelanjaan, bioskop serta desain interior cukup instagramable.
Kepadatan di Distrik I bisa bertambah dua kali lipat saat akhir pekan. Tingginya animo kunjungan masyarakat tentu menciptakan peluang bisnis.
Ramainya pengunjung diakui Nandya Maulidya, pedagang makanan di Distrik I Meikarta. Penghasilan dari menjual makanan yang seharinya bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Jeffry Kalangi, pengelola Rumah Makan Manado pun kini bisa memperluas usahanya hingga di lantai 2. Pasalnya, pengunjungnya kian meluber. Aneka menu khas Manado tak cuma digemari kalangan WNI. Para ekspatriat pun terutama dari Jepang doyan dengan ikan cakalang rica-rica, ikan woku blanga, mie cakalang, bubur Manado, hingga aneka kue. “Sering kami kewalahan, terutama saat datang rombongan-rombongan karyawan Jepang, dan Korea. Lokasi ini memang menarik untuk kegiatan kuliner,” demikian Jeffry Kalangi. (B-BS/jr)