BENDERRAnews, 10/7/19 (Jakarta): Berdasarkan hasil riset Setara Institute yang dirilis akhir Juni 2019 lalu, ada dua universitas memiliki paling banyak mahasiswa penganut paham fundamentalistis dalam beragama.
Riset itu menyimpulkan, kedua perguruan tinggi itu ialah Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan UIN Bandung, sebagaimana dirilis Minggu (30/6/19).
Peneliti Setara Institute Noryamin Aini, menyebutkan, fundamentalistis beragama bisa menjadi akar eksklusivisme dan perilaku intoleran.
“Fundamentalistis beragama bisa menjadi akar eksklusivisme dan perilaku intoleran jika visi fundamentalisme dipaksakan di ranah kehidupan sosial,” kata Noryamin ketika memaparkan hasil risetnya di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta.
Tidak selalu gambarkan sisi buruk
Dalam penelitian ini, Setara Institute menggunakan metode kuantitatif. Jumlah responden mencapai 1.000 orang dari 10 PTN di Indonesia. Hasil riset pada 10 kampus, kata dia, UIN Bandung mendapat poin 45,0 dan UIN Jakarta mendapat poin 33,0. Lebih lanjut, Universitas Mataram mendapat 32,0 poin; IPB mendapat poin 24,0 poin; UNY mendapat poin 22,0 poin. Kemudian, UGM memperoleh 12,0 poin; Universitas Brawijaya memperoleh 13,0 poin; ITB mendapat 10,0 poin; Unair mendapat poin 8,0; dan UI memperoleh poin 7,0.
Aspek fundamentalistis, jelas Noryamin, tidak selalu menggambarkan sisi buruk beragama. Disebutnya, aspek ini justru menunjukkan kekukuhan dalam beragama.
“Pada sisi tertentu, di ranah pribadi, seorang penganut agama memang harus memiliki visi fundamentalisme seperti keyakinan keagamaan yang kokoh,” jelasnya, seperti diberitakan Media Indonesia.
Setara Institute melakukan survei di lingkungan kampus untuk mengukur kerangka demoratik. Data yang diperoleh akan menjadi pijakan untuk mengatasi kecemasan banyak pihak tentang arus balik indoktrinasi Pancasila dan agar pilihan penanganan yang represif dapat dihindari. (B-MI/jr)