BENDERRAnews, 3/5/19 (Jakarta): Siapa bilang dinamika revolusi industri 4.0 yang jadi tren belakangan ini hanya menyentuh beragam sektor modern? Pendapat ini keliru.
Sebab, justru revolusi industri 4.0 diyakini akan mampu membantu perkembangan koperasi di Indonesia, termasuk di kalangan anak muda atau milenial.
Jadi, sekali lagi, menurut Ketua Umum Koperasi Pakasaan Matuari Tombulu, Revli Orelius Mandagie, tidak benar jika kehadiran revolusi industri 4.0 akan membuat koperasi mundur.
“Sebaliknya, dengan revolusi industri 4.0 yang ditandai oleh kemajuan teknologi, akan membuat koperasi semakin maju dan kian dikenal kalangan milenial,” ujarnya pada cara “Kawanua Fair” dan seminar bertema “Peran Koperasi Zaman Now di Era Revolusi Industri 4.0”.
Gelaran di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Jakarta, Kamis (2/5/19( ini, merupakan rangkaian Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi “Pakasaan Matuari Tombulu”, dihadiri sekitar 600 anak muda dari kalangan pelajar, mahasiswa, pelaku usaha, dan masyarakat.
Selain itu, hadir pula Deputi Bidang Kelembagaan Kementeria Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Rully Indrawan, dan Ketua Badan Pengawas Koperasi Pakasaan Matuari Tombulu, Roy Sembel.
Semakin menumbuhkan kebersamaan
Revli melanjutkan, dengan revolusi industri 4.0 yang ditandai kemajuan teknologi, sehingga koperasi justru semakin diuntungkan, karena ada nuansa kian menumbuhkan kebersamaan. Dan Ini bisa terjadi karena saat ini hampir semua masyarakat Indonesia menggunakan media sosial untuk berkomunikasi satu sama lain
“Nah, dengan media sosial itu, bisa kemudian terbentuk komunitas dalam wadah koperasi yang saling bertukar informasi atau produk yang lantas difasilitasi oleh koperasi. Misalnya, kain tenun dan bisnis daring yang lainnya, bisa dijual melalui media sosial tersebut,” jelasnya.
Karena itu, Revli meyakinkan masyarakat, khususnya anggota koperasi di seluruh daerah Indonesia, agar memanfaatkan media sosial sebagai sarana positif untuk memajukan koperasi secara bersama-sama. Termasuk, pada generasi anak muda atau milenial sekarang ini, agar ketika mereka lulus tak lagi memikirkan ingin melamar pekerjaan.
Kalangan milenial, ujar Revli, justru harus memikirkan cara-cara menciptakan lapangan kerja. “Hal itu bisa dilakukan dengan menciptakan industri kecil dan menengah, yang kemudian difasilitasi oleh koperasi, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini,” demikian Revli Mandagie yang juga Tim Satkersus DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP). (B-BS/r/jr)