BENDERRAnews, 22/4/19 (Cikarang): Mantan Menteri Perumahan Rakyat dan Menteri Tenaga Kerja RI, Theo L Sambuaga didapuk menjadi Presiden Komisaris PT Lippo Cikarang Tbk.
Perseroan berkode emiten LPCK juga meraih restu dari pemegang saham untuk melakukan penambahan modal dengan skema rights issue senilai US$200 juta, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (18/4/19) lalu.
Disebutkan, pemegang saham atau kuasanya yang memiliki kurang lebih 486.483.297 saham dan mewakili 69,897 persen dari saham LPCK, dengan suara sah telah menghadiri RUPST.
Presiden Direktur LPCK, Simon Subiyanto, mengatakan, dana hasil aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk meningkatkan likuiditas dan melanjutkan investasi di proyek Meikarta.
“Secara umum, pencapaian kinerja perusahaan pada tahun 2018 meningkat signifikan dibanding 2017. Sepanjang 2018, perusahaan mencatat pendapatan operasional sebesar Rp2,21 triliun, naik 47 persen dibandingkan dengan 2017. Sebagian besar kenaikan disebabkan penjualan tanah komersial dan ruko yang naik signifikan,” ujar Simon Subiyanto, sebagaimana dilansir BeritaSatu.com.
Keberlanjutan mega-proyek Meikarta
Simon mengatakan, dengan mempertimbangkan rencana rights issue dan keberlanjutan pembangunan mega-proyek Meikarta, pemegang saham telah menyetujui tidak ada pembagian dividen dari laba bersih yang telah dikurangi pajak untuk tahun buku 2018.
“Setelah persetujuan pemegang saham dalam RUPST, rights issue ini akan dilaksanakan setelah pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rights issue ini diharapkan selesai pada kuartal ketiga tahun 2019,” tambah Simon Subiyanto.
RUPST Lippo Cikarang juga mengumumkan susunan anggota dewan komisaris dan direksi perseroan.
Selain Theo Sambuaga sebagai Presiden Komisaris, ada Ali Said selaku komisaris. Kemudian, Sugiono Djauhari, Didik Junaedi Rachbini, dan Hadi Cahyadi ditunjuk sebagai komisaris independen.
Sedangkan Simon Subiyanto sebagai Presiden Direktur. Kemudian, Hong Kah Jin, Ju Kian Salim, Alexander Yasa dan Lora Oktaviani sebagai direktur. Serta jabatan direktur independen ditempati oleh Sony.
Sejumlah pengamat properti menilai, komposisi Dewan Komisaris dan Dewan Direksi sudah sangat tepat. “Ini orang-orang yang pas dengan rekam jejak bagus untuk menempati job yang sesuai dengan kapasitas serta kompetensi. Apalagi Preskom-nya pak Theo yang dikenal memiliki jejaring luas, sosok pemikir dan pekerja keras, dan masih juga sering didaulat ikut menanangani berbagai organisasi serta asosiasi,” ujar Dadiet Waspodo, praktisi bisnis properti di Tangsel.
Diketahui, figur Theo Sambuaga memang tercatat piawai dalam membina juga organisasi dan komunitas, di antaranya Dewan Penasihat DPP Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Ketua Umum DPP Badan Veteran Tenis Indonesia (Baveti), Ketua Dewan Penasihat DPP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP), Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Golkar serta Asosiasi Politik dan Bisnis Internasional. (B-BS/jr — foto ilustrasi istimewa)