BENDERRAnews, 21/4/19 (Kolombo): Beragam aksi radikalisme dan intoleransi juga terjafi di Sri Lsnka.
Tahun lalu saja, telah terjadi 86 insiden yang sudah terverifikasi, berupa ancaman-ancaman dan kekerasan terhadap umat Kristen. Demikian The National Christian Evangelical Alliance of Sri Lanka (NCEASL), yang mewakili lebih 200 gereja dan organisasi Kristen.138
Hari Minggu (21/4/19) ini, aksi teror kembali terjadi berupa ledakan-ledakan bom pada Hari Paskah di tiga gereja dan tiga hotel mewah di Sri Lanka.
Dilaporkan, teror ini menewaskan 138 orang dan mencederai lebih 400 orang. Hal itu dikatakan pejabat-pejabat rumah sakit dan sumber-sumber kepolisian.
Tiga gereja di Sri Lanka dan empat hotel menjadi target sasaran serangan bom saat Minggu Paskah (21/4/19). Seperti juga dilaporkan Reuters, (21/4/19), ledakan bom menewaskan 138 orang dan melukai lebih dari 400 orang.
Serangan bom bunuh diri
Beberapa pejabat mengatakan, ledakan itu merupakan serangan bom bunuh diri. Dengan segera, pemerintah menyatakan jam malam dan memblokir akses ke sebagian besar media sosial utama dan situs pengiriman pesan.
Tidak jelas kapan jam malam akan dicabut.
“Lebih dari 50 orang tewas di gereja Katolik bergaya gothik St Sebastian di Katuwapitiya, utara Kolombo,” kata seorang pejabat polisi kepada Reuters.
Foto-foto yang memperlihatkan mayat-mayat bergelimpangan di tanah, darah yang menodai di bangku-bangku dan atap tampak bangunan hancur.
Media melaporkan 25 orang juga tewas dalam serangan terhadap sebuah gereja evangelis di Batticaloa di Provinsi Timur.
Tiga hotel yang terkenal adalah Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel di Colombo dan Cinnamon Grand Colombo. Tidak jelas apakah ada korban di hotel.
Enam ledakan pertama semuanya dilaporkan dalam waktu singkat di pagi hari tepat saat kebaktian gereja dimulai.
“Sembilan orang asing termasuk di antara yang tewas,” kata para pejabat itu.
Menjelang sore, polisi melaporkan ada dua ledakan lagi. Salah satunya di sebuah hotel dekat kebun binatang nasional di daerah Dehiwela dekat Colombo.
Darah berceceran
Seorang saksi mengatakan kepada TV lokal, dia melihat beberapa bagian tubuh, termasuk kepala yang terpenggal, tergeletak di tanah dekat hotel.
“Ledakan bom lainnya adalah di satu rumah di Kolombo,” kata pihak berwenang.
Tidak ada klaim pertanggungjawaban langsung atas serangan bom di negara yang berperang selama beberapa dekade dengan separatis Tamil hingga 2009.
Tetapi kelompok-kelompok Kristen mengaku pernah menghadapi intimidasi yang meningkat, termasuk dari beberapa biksu Buddha ekstremis dalam beberapa tahun terakhir.
Di Gereja St Sebastian di Katuwapitiya, sebelah utara Kolombo, lebih 50 orang tewas, kata seorang perwira polisi kepada Reuters, dengan gambar-gambar yang memperlihatkan jasad-jasad tergeletak di lantai, darah berceceran di bangku-bangku dan atap yang rusak.
Tiga hotel yang diserang ialah Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel, dan Cinnamon Grand Colombo. Belum jelas apakah ada korban di hotel-hotel tersebut.
Sembilan warga negara asing termasuk di antara mereka yang meninggal dalam serangan-serangan tersebut, kata para pejabat itu.
Umat Kristen terus diintimidasi
Sejauh ini belum ada pihak mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut di sebuah negara yang dilanda perang selama beberapa dekade dengan para pemberontak Tamil hingga 2009. Selama perang itu ledakan-ledakan bom terjadi di Kolombo, ibu kota Sri Lanka.
“Saya mengutuk keras serangan-serangan pengecut itu atas rakyat kami hari ini. Saya imbau rakyat Sri Lanka tetap bersatu dan kuat selama masa tragis ini,” kata dia dalam cuitannya di Twitter.
“Mohon hindari untuk menyiarkan laporan-laporan dan spekulasi yang belum terverifikasi. Pemerintah sedang mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi,” tambahnya.
Dari total 22 juta penduduk Sri Lanka, 70 persen di antaranya pemeluk agama Buddha; 12,6 persen Hindu; 9,7 persen Muslim; dan 7,6 persen Kristen; menurut sensus penduduk di negara itu pada 2012. Demikian BeritaSatu.com melansir.
Kecaman PM Sri Langka
Informadi lainnya menyebutkan, serangkaian ledakan di sejumlah hotel dan gereja di Sri Lanka terjadi hari ini, Minggu (21/4/19), menewaskan 138 orang dan dikhawatirkan akan terus bertambah. Sementara itu, korban luka mencapai 560 orang. Korban begitu banyak karena hari ini banyak umat Kristen yang sedang menjalankan ibadah Paskah.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengecam serangan tersebut.
“Saya mengutuk keras serangan pengecut terhadap warga kami hari ini. Saya meminta semua warga Sri Lanka untuk tetap bersatu dan tegar. Pemerintah saat ini mengambil langkah cepat untuk mengatasi situasi,” katanya.
Stasiun berita pemerintah SLRC mengatakan ledakan terjadi di beberapa gereja di Kochchikade, Negombo, dan Batticaloa. Diduga, ledakan mengincar umat Kristen yang menjalani ibadah Paskah. Ledakan juga terjadi di Hotel Shangri La, Cinnamon Grand dan Kingsbury Hotel, semuanya berlokasi di Colombo. Sedikitnya sembilan warga negara asing menjadi korban jiwa. (B-ANT/Rtr/BS/jr)