BENDERRAnews, 24/2/19 (Jakarta): Kini gaya hidup ramah lingkungan (eco living) bukan hanya menjadi tren baru di dunia. Akan tetapi, gaya hidup ini sudah menjadi kebutuhan, lantaran diyakini mampu meningkatkan kualitas hidup.
Bagi masyarakat urban, eco living merupakan pilihan utama sebagai aktualisasi kepedulian terhadap lingkungan keberlanjutan. Di sisi lain, mereka juga menerima manfaat karena dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dapat mencegah paparan polusi yang semakin meningkat.
Praktisi Lingkungan dari Inner Cicrcle Management, Kadek Biantara menjelaskan, konsep eco living di bidang arsitektur dan interior, dapat diwujudkan melalui desain yang mengutamakan keseimbangan alam dan lingkungan.
“Konsep arsitektur yang merujuk konsep eco living antara berupa desain yang diatur sedemikian rupa, sehingga sirkulasi udara dan cahaya bisa leluasa. Sehingga mendukung kesehatan penghuni dan meminimalisasi penggunaan alat-alat elektronik, yang mengandung zat kimia berbahaya bagi manusia dan lingkungan,” jelasnya di Jakarta, seperti dilansir Investor Daily, edisi Minggu (24/2/19).
Bahan tidak berbahaya
Disebutkan, material bangunan arsitektur dan interior dibuat dari bahan yang tidak berbahaya bagi manusia serta lingkungan sekitar.
Sementara elemen arsitektur dan interior terbuat dari bahan yang mudah didaur ulang.
Selain itu, kawasan hunian dilengkapi dengan tanaman, pohon, rumput, kolam ikan dan sebagainya.
“Dan tak kalah pentingnya adalah dalam pengelolaan sampah menganut konsep 4R, yaitu Reuse, Reduce, Recycle dan Replant. Konsep tersebut diterapkan bersama-sama dengan 4G yaitu Green City, Green Waste, Green Water dan Green Energy,” ungkap Kadek Biantara.
Terimplementasi di Meikarta
Konsep eco living ini sesunguhnya mulai terimplementasi di berbagai kawasan properti baru, terutama di Meikarta, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Bahkan, dari catatan BENDERRAnews, Meikarta merupakan kawasan kota baru pertama yang mengutamakan adanya Central Park seluas 100 Ha, dimana di dalamnya ada kebun raya mini, mini zoo, danau, kawasan sport outdoor seperti jogging track, outbond area dll, juga tentunya arena bermain keluarga.
Selain itu, pihak pengembang pun kini terus melakukan pengembangan proses penataan sesuai konsep 4G maupun 4R di atas, untuk memenuhi standar eco living modern.
“Beberapa bagian dari kedua konsep itu sudah bisa dilihat terimplementasi di Meikarta,” ungkap praktisi bisnis properti, Teddy Sanjaya secara terpisah.
Ia menilai, konsep kote baru yang modern, terintegrasi dan didukung infrastruktur (utamanya transportasi terlengkap di Asia Tenggara) dan memenuhi standar eco living ada di Meikarta.
PKG juga terapkan
Sementara itu, menurut Assistant Vice President Marketing Podomoro Golf View (PKG), Alvin Andronicus, konsep eco living pun telah diterapkan dalam proyek hunian terpadu PKG.
“Kalau Anda lihat, lokasi PGV saat ini berada di kawasan yang benar-benar hijau. Dikelilingi tiga lapangan golf, serta kawasan hutan yang masih alami,” katanya.
Tiga lapangan golf yang mengelilingi PGV ialah Jagorawi Golf & Country Club, Riverside Golf Club, dan Emeralda Golf Club.
Alvin menambahkan, PGV akan menata aliran Sungai Cikeas sepanjang dua kilometer menjadi sebuah kawasan wisata kuliner sekelas Clark Quay, Singapura atau San Antonio, Texas, Amerika Serikat.
“F&B Riverside ini akan dikelola dengan baik, sehingga bisa menjadi pilihan bagi penghuni PGV maupun masyarakat sekitar untuk berwisata. Kami akan kembangkan dengan menggabungkan merek lokal ternama dan merek-merek internasional,” jelasnya.
Lahan pembibitan tanaman
Elemen penting lain yang akan diwujudkan dalam konsep eco living PGV ialah mengalokasikan lahan untuk pembibitan tanaman (nursery) seluas satu hektare, taman, sarana olahraga outdoor, jogging track, sport center, dan instalasi-instalasi pengelolaan lingkungan yang berorientasi pada 4R.
Selain itu, bukti komitmen menghadirkan kawasan eco living seperti diungkapkan Alvin Andronicus, ialah, juga melalui alokasi lahan sebesar 40 persen untuk kawasan hijau.
Selain itu, PGV juga menerapkan sistem transportasi publik terpadu, sehingga kian melengkapi gaya hidup eco living.
Disebutkan, dalam areal PGV saat ini sedang tahap penyelesaian transfer point LRT yang menghubungkan kawasan ini hingga Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Terus berkembang
Alvin menyebut, negara-negara maju telah menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia, gerakan eco living atau hidup ramah lingkungan terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Gejala meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia bergaya hidup ramah lingkungan terlihat dari dukungan terhadap program diet kantong plastik, diet sedotan, gerakan hemat energi hingga penghijauan. Bahkan, dalam memilih tempat tinggal pun, masyarakat urban lebih menyukai hunian yang dekat dengan alam. “Maka tugas kami sebagai pengembang menjawab kebutuhan tersebut,” ungkap Alvin Andronicus.
Sedangkan General Manager PT Graha Tunas Selaras, Rubby I Widjaja, mengatakan, Superblok Podomoro Golf View dikembangkan anak perusahaan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), di atas lahan seluas 60 hektare. Selain apartemen, juga akan dibangun rumah tapak Podomoro River Side, kawasan komersial, tempat wisata kuliner, fasilitas pendidikan, dan sarana penunjang lainnya. (B-ID/jr)