BENDERRAnews, 17/12/18 (Lippo Village): Yayasan Pendidikan Harapan Papua bersama Fakultas Teknik Elektro Universitas Pelita Harapan terus berkomitmen memajukan pendidikan bagi anak-anak di Tanah Papua, Indonesia.
Sebagaimana dirilis Tim Media Universitas Pelita Harapan (UPH) dari Kampus UPH Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Yayasan Pendidikan Harapan Papua (YPHP) membantu akses penerangan untuk pendidikan anak di Mamit, Papua.
“Dalam rangka memajukan kualitas pendidikan di Papua, Teknik Elektro UPH melalui Yayasan Pendidikan Harapan Papua (YPHP) memberikan bantuan akses penerangan berupa lima set unit lentera solar untuk Sekolah Lentera Harapan (SLH) Mamit, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua,” demikian Henri Uranus, Ketua Program Studi (Prodi) Fakultas Teknik Elektro UPH, dalam rilis yang dikirim Senin (16/12/18).
Disebutkan, YPHP merupakan sebuah yayasan non-profit yang bergerak di bidang pendidikan bagi anak-anak di pedalaman Papua untuk mengupayakan pendidikan Kristiani holistik berkualitas.
“Karenanya, pihak YPHP menyambut baik bantuan ini, mengingat masih sangat rendahnya akses listrik di daerah ini,” demikian Perwakilan Yayasan, Alexandra Yasa dan Nursari Dewi Lugito, Direktur YPHP, seperyi dirilis
Bangun enam SD
Saat ini, pihak YPHP telah memfasilitasi pembangunan enam unit Sekolah Dasar yang berada di daerah sulit dijangkau, seperti Mamit, Daboto, Karubaga, Korupun, Nalca dan Danowage.
Dilaporjsn, di Mamit ada satu sekolah tingkat TK sampai SD dengan 210 Siswa. “Karenanya diharapkan bantuan ini tidak saja dapat digunakan menjadi lampu penerangan, tetapi juga untuk pembelajaran sains bagi murid-murid di kelas 6 SD,” demikian pihak yayasan.
Penyerahan unit penerangan berlangsung di kantor YPHP pada 29 November 2018, oleh Henri Uranus bersama tiga mahasiswa Fakultas Teknik Elektro UPH, yang diterima Kepada Perwakilan YPHP Alexandra Yasa dan Nursari Dewi Lugito, Direktur YPHP.
Lentera ini kemudian nantinya akan dibawa oleh tim YPHP untuk diberikan kepada Kepala Sekolah di Mamit, Gerald Sereh.
Dirakit dari bahan sisa
Henri menjelaskan, ide membuat lentera solar ini berawal dari kegiatan tahunan mahasiswa elektro bertajuk “Electro Mega Project”.
Ketika itu, para mahasiswa diajak mengikuti workshop pembuatan lentera solar yang merupakan sebuah perangkat sederhana.
Lenyeta ini dirakit menggunakan bahan-bahan di sekitar seperti botol plastik, lunch box, pipa paralon dan powerbank.
“Dengan lentera solar ini, diharapkan anak-anak di sana bisa lebih produktif, terutama untuk membantu proses belajar mereka. Selain itu lentera solar ini lebih aman, karena tidak menghasilkan uap yang berbahaya,” ujarnya.
Transfer teknologi tenaga surya
Puhaknya berharap, pemberian kecil ini dapat berdampak bagi kehidupan masyarakat di sana. “Memang lentera yang disumbangkan baru lima buah, karena adanya beberapa keterbatasan, dan kami sadar ini masih jauh dari kebutuhan yang ada,” kata Henri.
Namjn untuk ke depannya, YPHP akan menjajaki kerjasama Prodi Fakultas Teknik Elektro dengan Teachers College UPH dalam program transfer knowledge teknologi tenaga surya sederhana. Sehingga, para guru dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut di tempatnya mengajar dalam bentuk pengajaran maupun pemenuhan kebutuhan-kebutuhan penerangan di loaksinya bertugas.
“Guru dapat mempraktekkan pembuatan penerangan secara sederhana dan menumbuhkan rasa ingin tahu dan ingin belajar, karena mereka sangat kagum pada hal-hal baru,” demikian Henri Uranus. (B-tm/jr)