BENDERRAnews, 7/12/18 (Jakarta): Ketahanan perekonomian Indonesia menghadapi kelambanan pemulihan ekonomi global dan ekses perang dagang AS-RRT senakun teruji.
Buktupinya, Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa (Cadev) pada akhir November 2018 di posisi US$ 117,2 miliar atau naik US$ 2 miliar dibandingkan akhir September 2018 sebesar US$ 115,2 miliar. Ini merupakan hasil dari upaya keren tim ekonomi kabinet, setelah terus terjadi peningkatan defisit.
Direktur Departmen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Junanto Herdiawan menuturkan, peningkatan cadangan devisa pada November 2018 terutama berasal dari penerimaan devisa imgas, penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah, dan penerimaan devisa lainnya yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah.
Di atas standar kecukupan internasional
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif” jelas dia dalam keterangan resminya, Jumat (7/12/18) seperti dilansir Investor Daily.
Sebagai informasi, posisi cadangan devisa yang menurun sudah terjadi sejak awal tahun 2018.
Pada Januari 2018, Cadev masih di US$ 131,98 miliar dan terus merosot. Untuk pertama kalinya Cadev meningkat per Oktober 2018 mencapai US$ 115 miliar dan kedua kalinya meningkat pada US$ 117,2 miliar pada November 2018.