BENDERRAnews, 19/11/18 (Lamongan): Stabilitas harga 17 (bukan sembilan lagi seperti di era sebelumnya, Red) dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
PakDe Karwo, demikian panggilan populernya, menyatakan dengan gamblang harga kebutuhsn pokok di daerahnya stabil.
“Ini penting bagi kami. Kami laporkan kuartal I-2017 sampai kuartal III-2018. Berdasarkan Perpres 71/2015, bahan pokok bukan sembilan lagi, tapi 17,” kata Soekarwo di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lamongan, Jatim, Senin (19/11/18).
Ia menuturkan, harga beras bengawan mentik dan IR 71 stabil. Hingga September 2018, angka inflasi di Jatim hanya 1,78 persen. “Kalau inflasi 1,78 persen, barang naik dari mana? Enggak ketemu, itu laporan kami,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan, harga gula pasir dan minyak goreng stabil. Begitu halnya harga daging sapi hanya naik Rp1.000 dari Rp105.000 ke Rp106.000.
Lebih lanjut dikatakan, harga ayam broiler naik tipis dari Rp28.000 menjadi Rp29.000. Sedangkan harga ayam kampung turun. “Telur ayam ras turun, susu kental manis stabil, susu bubuk instan stabil. Jagung pipilan kering alhamdulilah naik sedikit, karena penting bagi petani,” ungkapnya.
Sementara garam beryodium mengalami deflasi.
Adapun harga tepung terigu mulai kuartal I-2017 sampai sekarang stabil. “Kami cek cek langsung di 110 pasar,” kata manan Ketua Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Adapun kacang kedelai impor lokal dan mi instan stabil. “Sedangkan bawang merah naik,” kata dia.
“Ikan teri stabil kacang ijo stabil, kacang tanah dan ketela pohon turun. Sayur mayur yang naik kol, wortel dan buncis,” tandas Ketua DPD Partai Demokrat Jatim tersebut., sebagaimana dilansir Suara Pembaruan.
“Saya tadi sangat senang sekali dapat laporan dari Gubernur Jawa Timur. Memang di tahun-tahun politik seperti ini perlu penjelasan-penjelasan yang lebih kongkret,” kata Jokowi di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lamongan, Jatim, Senin (19/11/18).
Jokowi pada kesempatan itu meresmikan Masjid Kampus Ki Bagus Hadikusumo, perubahan status enam Perguruan Tinggi Muhammadiyah serta peletakan batu pertama pembangunan menara Universitas Muhammadiyah Lamongan.
“Kalau yang menjelaskan itu pimpinan provinsi, gubernur, itu akan memberikan lebih keyakinan bahwa memang angka inflasi itu pasti hubungannya kepada stabilitas harga-harga,” ujar Jokowi.
Diungkapkan, secara nasional angka inflasi di bawah 3,5 persen. Artinya harga-harga terkendali. Empat tahun yang lalu, inflasi masih berada di angka 8-9 persen. “Sekarang bisa kita tekan dan kontribusi provinsi dan daerah itu amat baik terhadap inflasi nasional,” ungkapnya.
Presiden juga memuji inflasi di Jatim yang hanya 1,78 persen. “Angka yang sangat rendah sekali. Kalau pertumbuhan ekonomi di sini di atas rata-rata nasional hampir mencapai enam persen. Artinya apa? (Inflasi) 1,78 persen kemudian pertumbuhan ekonomi 5,48 persen, artinya ada space, ada ruang, masyarakat mendapatkan keuntungan karena inflasi dan pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan, percuma pertumbuhan ekonomi enam persen tapi inflasi sembilan persen, tekornya tiga persen. “Saya ingin mengucapkan (selamat) kepada gubernur atas tingginya pertumbuhan ekonomi dan rendahnya inflasi di Jawa Timur. Saya kira seperti ini rakyat pasti merasakan.”
Mantan Walikota Solo itu mengaku selalu mengikuti laporan mengenai harga-harga barang. “Saya tuh setiap pagi baca angka-angka. Sarapan pagi saya harga-harga. Harga beras, harga cabai, harga daging, harga daging ayam, harga sayur, semuanya pasti masuk ke meja saya, yang saya baca pertama juga itu. Kalau harga naik sedikit, apalagi beras, Rp100 saja, pasti detik itu juga akan telepon Kepala Bulog. Akan saya telepon, Mendag, Menteri Pertanian, hati-hati, harus ada operasi pasar untuk mengendalikan hal ini,” ujar Presiden Jokowi. (B-SP/BS/jr)