BENDERRAnews, 16/11/18 (Jakarta): Baku lempar pernyataan akhirnya menggema, terutama di media sosial, juga di sejumlah media mainstream antara para pentolan Partai Gerindra versus boss Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebagaimana diketahui, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menagih janji Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra, Ahmad Muzani menyebut, SBY pernah berjanji akan mengampanyekan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi).
Namun, komitmen SBY tersebut dianggap Muzani belum terealisasi hingga sekarang.
Respons SBY
SBY pun akhirnya angkat bicara melalui akun Twitternya @SBYudhoyono.
Awalnya, SBY enggan menanggapi sindiran Muzani, namun akhirnya buka suara. Sebab, SBY menilai tudingan Muzani terkesan negatif.
“Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik dan terus digoreng, terpaksa saya respons *SBY*,” cuit SBY pada Kamis (15/11/18) dikutip, Jumat (16/11/18) oleh Suara Pembaruan.
Diketahui, PD merupakan salah satu partai koalisi pengusung Prabowo-Sandi pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019. Tapi, SBY berharap agar tidak ada ungkapan menuding.
“Daripada menuding & menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan politik yg “sembrono”, justru merugikan *SBY*,” lanjut SBY dalam cuitannya.
“Saya tak pernah salahkan Ketum Parpol”
Presiden Keenam RI tersebut menjelaskan, ia pernah menjadi calon presiden (Capres) pada 2004 dan 2009. “Saya pernah 2 kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung utk kampanyekan saya *SBY*,” tulis SBY.
Disebutnya, sosok Capres sebenarnya paling menentukan dalam kampanye Pilpres. Capres sepatutnya mempunyai narasi dan gaya kampanye yang tepat.
“Dlm pilpres, yang paling menentukan “Capres-nya”. Capres adalah “super star”. Capres mesti miliki narasi & gaya kampanye yang tepat *SBY*,” demikian SBY.
Rakyat, masih kata SBY, sangat ingin mendengarkan konsep Capres. Solusi, kebijakan dan program yang akan dijalankan untuk Indonesia lima tahun ke depan.
“Kalau “jabaran visi-misi” itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi *SBY*,” singgung SBY.
SBY juga menekankan, setiap partai yang tidak mengusung kader dalam Pilpres, cenderung mengampanyekan partai masing-masing.
“Terakhir, saya pikir tak ada satu pun partai politik (yang tak punya capres dalam pemilu serentak ini) yang tak utamakan partainya *SBY*. Kalau Partai Demokrat yang terus diributin, para kader Demokrat tak perlu gusar & kecil hati. Go on. Kita tak pernah ganggu partai lain *SBY*,” demikian SBY menegaskan. (B-SP/BS/jr — foto ilustrasi istimewa)