BENDERRAnews, 3/11/18 (Jakarta): Kendati nuansa duka kelihatan menyelimuti keluarganya, tetapi paras muka ayah dan ibunda almarhum Hizkia Jorry Saroinsong, 23 tahun, tampak tetap bersinar memancarkan rasa syukur kepada TUHAN.
Sila Fenita, 40, ibu dari jenazah korban Lion Air PK-LQP ini, tampak tegar menerima kondisi anaknya yang telah berada dalam peti jenazah berbahan kayu.
Bersama sang suami, Johan Hary Saroinsong, dia mendatangi RS Bhayangkara Polri Kramat Jati dan menerima penyerahan jenazah anaknya.
“Buat saya itu suatu mujizat .. di antara sekian banyak hanya satu tangan saja teridentifikasi. Itu menyatakan TUHAN baik buat saya, buat keluarga saya. Jadi terpuji nama TUHAN YESUS,” ucap Sila bersama Johan di RS Polri, Jumat, (2/11/18) tadi malam.
Bagaimana pun, Sila dan Johan yakin, hasil dengan kerja keras Tim DVI Polri dan semua pihak terkait untuk membuktikan anaknya.
“Kami sudah enggak lihat lagi, tapi kami percaya dengan informasi yang ada dan kami mengamini itu saja,” kata Sila.
Sementara sang ayah, yang turut mendampingi proses penerimaan jenazah putranya, mengatakan, jenazah Hizkia dibawa ke rumah duka di kawasan Cikini esok hari (hari Sabtu ini, Red).
“Besok siang akan ditaruh di rumah duka,” paparnya.
Lengan dan lima jari masih utuh
Jenazah Hizkia sendiri berhasi teridentifikasi oleh Tim DVI Polri setelah dilakukan rekonsiliasi pada pukul 16.00 WIB tadi sore, melalui proses sidik jari antara postmortem dengan antemortem lewat data E-KTP dari Disdukcapil.
Sementara jenazah Hizkia, menurut Kepala RS Bhayangkara Polri Kramat Jati, Kombes Pol dokter Musyafak, diketahui dari sidik jari yang masih utuh.
“Bagian tubuh korban, yaitu lengan kanan, dan kelima jari masih utuh, namun yang dapat dikenali hanya ibu jari, telunjuk, serta jari manisnua. Sedangkan sisanya sudah tidak dapat diproses identifikasi,” ungkapnya.
Selanjutnya, petugas menggunakan dua alat, di mana dari jari-jari yang masih ada tersebut ditempelkan ke alat tersebut, sehingga terhubung langsung dengan data Dukcapil, sehingga keluar identitas korban sesungguhnya.
“Dari alat itu, muncul identitas seorang laki-laki yang data base di KTP dan sidik jari jenasah kami cocokkan, dan keluar nama seorang laki-laki-, Hizika Jorry Saroinsong. Itu data yang dari e-KTP,” beber sang dokter, seperti juga dilansir Koran ‘Warta Kota’, edisi Sabtu (3/11/18), dan Tribunnes.com.
Hizkia disemayamkan di Rumah Duka Ciniki
Jenazah Hizkia Jorry Saruinsong yang berhasil diidentifikasi melalui sidik jari inafis, sudah dipindahkan ke Rumah Duka Cikini sejak dini hari tadi.
Jenazahnya dibawa dari Rumah Sakit Bhayangkara Polri Kramat Jati dan tiba di lokasi tepat pukul 01.00 WIB, dini hari tadi untuk menjalani prosesi ibadah pemakaman.
Demikian diungkapkan sang paman, Franky saat berbincang dengan Grid.ID di Rumah Duka Cikini, Jakarta Pusat.
“Jam 01.00 WIB saya bawa ke sini, atas izin kedua orang tuanya. Mereka capek jadi saya yang urus,” ungkap Franky. (B-WK/TN/GR/jr)