BENDERRAnews, 27/10/18 (Lippo Village): Universitas Pelita Harapan terus menggodok para akademisi di Kampus UPH Lippo Village, dengan membuka pikiran setiap student leader untuk menjadi pemimpin yang berjalan bersama Tuhan.
Sebab, sebagai universitas yang secara jelas mendeklarasikan diri sebagai “Protestant Christian University”, setiap student leader (pemimpin mahasiswa) di Universitas Pelita Harapan (UPH) harus menerapkan Christ-centered leadership.
Dan ini bukan hanya dalam kehidupan berkuliah di UPH, tapi juga di setiap interaksi dan aktivitas yang dilakukannya.
Demikian cuplikan pesan kegiatan Cornerstone Initiative, yang berlangsung di Kampus UPH Lippo Village, Karawaci, Kota Tangerang, Banten, pada Jumat (19/10/18) dan Sabtu (20/10/18) pekan lalu.
Cara buka pikiran
Pihak penyelenggara yang juga para pemimpin mahasiswa menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu cara membuka pikiran setiap student leader di UPH untuk menjadi pemimpin yang berjalan bersama Tuhan.
Karena itu, Cornerstone Initiative kembali diadakan untuk ketiga kalinya pada di Gedung D UPH Lippo Village.
Salah satu pembicara, Yohanes Halim, dalam acara ini mengungkapkan pentingnya keberadaan dan karakter yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
“Pemimpin sangat penting peranannya. Setiap pemimpin harus menyadari kepada siapa ia harus bersandar. Karena seperti yang ada di dalam Alkitab, ketika pemimpin berbuat dosa, maka seluruh bangsa dihukum, dan ketika pemimpin taat kepada Tuhan, maka seluruh bangsa diberkati,” ujar Yohanes.
Selain Yohanes Halim, pembicara lain dalam Cornerstone Initiative 3 lainnya, ialah Thomas Purnawan Suhardja, Tony Antonio, Raymond Liu, dan Pendeta Yung Tik Yuk.
Masih menurut Yohanes, merupakan hal penting untuk menciptakan sinergi antara pemimpin, dosen, maupun mahasiswa UPH, agar memiliki pemikiran yang sama terkait Christ-centered leadership. “Dan salah satu caranya, ialah, dengan mengadakan Cornerstone Initiative yang akan membentuk pola pikir student leader sebagai pemimpin yang berlandaskan Kristus,” paparnya, seperti dilansir ‘suarakristen.com’.
Diharapkan, lanjutnya, setelah mengikuti Cornerstone Initiative, setiap mahasiswa yang menjadi pemimpin maupun calon pemimpin dapat menggumuli arti penting Christ-centered leadership dalam hidup mereka.
Mengubah sudut pandang
Hal ini ternyata dirasakan oleh Jeremy Emmanuel, mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen angkatan 2015. Ia mengikuti Cornerstone Initiative pada tahun 2016 saat menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPH.
Disebutnya, dengan mengikuti Cornerstone Initiative, bisa mengubah sudut pandangnya terhadap menjadi seorang pemimpin.
“Di UPH, seorang pemimpin organisasi adalah seorang pelayan Tuhan, sama seperti ketika kita melayani di gereja, misalnya. Dalam Cornerstone Initiative saya diingatkan bahwa pemimpin harus berjalan bersama Tuhan, dan bukan mengandalkan diri sendiri. Aktif di organisasi juga seharusnya bukan sekadar untuk aktualisasi diri, tapi memandangnya sebagai bentuk pelayanan,” ungkap Jeremy.
Dari kegiatan Cornerstone Initiative, ia juga semakin mengerti tentang calling dalam hidupnya. Yaitu, ingin melayani anak-anak muda. Karena itu, ke depannya, Jeremy berharap bisa aktif dalam pelayanan di Departemen Student Life UPH.
Produk ‘Cornerstone Initiative'”
Sama seperti Jeremy, Rachel Kumendong, mahasiswa Prodi Hubungan Internasional angkatan 2015, mengaku sebagai salah satu produk Cornerstone Initiative.
Ternyata, menurut Rachel, lewat ajang penggodokan ini, dirinya bisa mengetahui panggilannya. “Saya bersyukur bisa mengikuti dan menjadi salah satu produk Cornerstone Initiative,” ungkapnya.
Sebagai peserta Cornerstone Initiative pertama yang pernah menjabat Ketua Spiritual Growth, Rachel mengaku ingin melakukan penginjilan dalam bentuk tim misi yang menjangkau banyak orang di luar UPH.
“Dalam Cornerstone Initiative saya pernah menjadi peserta, mentor, dan kini menjadi panitia. Saya melihat bahwa seorang pemimpin adalah seorang yang mau melayani. Setelah aktif dalam Cornerstone Initiative, saya kemudian mengubah pola pikir saya untuk terus menjadikan Kristus sebagai landasan saya sebagai pemimpin sekaligus pelayan Tuhan,” ujar Rachel.
Kini, Rachel sebagai panitia, mengungkapkan, Cornerstone Initiative tahun ini memiliki empat topik utama.
Yaitu Presented Leadership, Servant Steward Shepherd, Transformational Leadership, dan Go and Make Disciple.
Secara keseluruhan, Cornerstone Initiative 3 ingin menyampaikan pesan, Kristus merupaan landasan kepemimpinan. Sehingga hidup seorang student leader di UPH harus bertransformasi, lalu ke luar melayani dalam masing-masing organisasi atau lembaga yang dipimpinnya. Demikian Rachel Kumendong. (B-SK/jr)