BENDERRAnews, 27/10/18 (Manado ): Mulai Jumat (26/10/18) kemarin hingga Senin (29/10), Kota Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara, menjadi saksi terbentuknya para Juru Bicara lewat pelatihan dan pembekala yang diselenggarakan Komunitas Bela Indonesia.
Dilaporkan, sebanyak 40 peserta dari berbagai elemen di Kota Manado, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan kota-kota lainnya terlibat dalam pelatihan itu.
Dalam rilisnya, Komunitas Bela Indonesia (KBI) menggelar kegiatan tersebut di Hotel Genio. Mereka dibekali materi mengenai menulis, berdebat, dan manajemen media sosial (Medsos).
KBI menggandeng Gerakan Cinta Damai Sulawesi Utara (GCDS) sebagai mitra lokal dalam menyukseskan pelatihan yang diacu pada buku panduan sebagaimana telah dipersiapkan. Salah satunya, buku berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia, yang ditulis oleh Denny JA dan Tim.
Diskusikan isu-isu kontemporer
GCDS merupakan suatu wadah yang menghimpun berbagai organisasi baik lintas iman, gender, maupun orientasi seksual. Organisasi itu resmi berdiri pada 10 Desember 2016 bertepatan dengan hari HAM internasional.
GCDS memiliki agenda bulanan door to door di rumah para anggotanya yang miliki identitas berbeda. Dalam pertemuan itu, mereka mendiskusikan isu-isu kontemporer terkait soal keragaman baik lokal maupun nasional.
Pelatihan Juru Bicara Pancasila berangkat dari kesadaran untuk menumbuhkan dan menguatkan Pancasila sebagai ideologi yang sebenarnya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau negara.
Trauma doktrinasi Pancasila ala Orde Baru harus dijawab dengan membuat penguatan ideologi Pancasila menjadi bagian dari tanggung jawab bersama.
Tak hanya Pancasila, hal-hal terkait keberagaman pun perlu digaungkan kembali karena Indonesia sebagai rumah bersama harus dirawat oleh semua elemen bangsa.
Kagumi Manado kota toleran
Sementara itu, dalam sambutannya, Anick HT, Koordinator KBI, mengungkapkan kekagumannya pada Manado yang dikenal sebagai kota toleran. Disebutnya, Indonesia butuh Orang Manado untuk lebih banyak bersuara.
“Manado menjadi provinsi kedua belas dari rangkaian dari penyelenggaraan Pelatihan Juru Bicara Pancasila di 25 provinsi. Pelatihan diadakan agar orang-orang baik seperti Anda berteriak. Sekarang saatnya orang waras tidak boleh diam karena kebaikan memang harus ditebarkan,” ujarnya.
KBI lewat pelatihan-pelatihan yang diadakan terus mencetak sebanyak mungkin para Juru Bicara Pancasila untuk mengampanyekan konten terkait kebhinnekaan dan antiterorisme.
Mereka memproduksi konten-konten positif berupa video dan meme dari para peserta dari berbagai daerah. Sehingga, setidaknya mencoba menghalau konten-konten negatif seperti ujaran kebencian yang biasanya semakin marak di media sosial, terutama di tahun politik seperti sekarang ini.
Pelatihan juga melibatkan jaringan lintas agama dan lintas elemen dari 34 provinsi di Indonesia. Diharapkan juga akan terbentuk jaringan nasional yang melakukan agenda-agenda yang berorientasi merawat kebinekaan dan toleransi di Indonesia. Demikian ‘BeritaSaru.com’. (B-BS/jr)