BENDERRAnews, 28/9/18 (Cikarang): Hingga awal 1980-an, sesungguhnya, kawasan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, seolah dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan.
Namun, langkah Lippo Group dengan positif menyambut tawaran pemerintah ketika itu untuk mengembangkan kawasan itu, ternyata kini berbuah manis. Lippo mendapat izin pengelolaan kawasan Cikarang yang dulunya merupakan area tanah tandus berwarna merah, dan banyak berstatus tadah hujan, serta cuma dipenuhi bangunan-bangunan pengelolaan bata.
Sejak 1984, saat Lippo mulai mengelolanya, secara bertahap namun pasti, kawasan ini menjadi berbeda, karena terus maju pesat, terutama sebagai area industri maupun properti.
Wilayah ini pun menjadi lekat dengan nama Lippo. Dan sejak itu, dikenal dengan istilah kawasan Lippo Cikarang. Baik itu untuk kawasan industri maupun pemukiman.
Pergerakan pertumbuhan signifikan
Kini, jika dibanding wilayah lainnya di Kabupaten Bekasi, pergerakan harga properti di Cikarang lebih menunjukan peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2018, median harga properti di kawasan Cikarang berada pada kisaran Rp7 juta hingga Rp10 juta per meter persegi. Dengan demikian, kawasan Cikarang mengalami kenaikan setiap tahun sekitar 3 persen.
Hal itu terungkap dalam survei yang dilansir dari Rumah.com Property Index. Kenaikan tersebut sangat beralasan, karena Cikarang yang berada di koridor timur Jakarta ini, masuk dengan jumlah penduduk terbanyak nomor empat di Indonesia. Tidak hanya itu, Cikarang juga menjadi pusat kawasan industri terbesar se- Asia Tenggara.
Cikarang dinilai lebih prospektif dalam hal perkembangan di sektor properti. Hal itu didukung dengan terdapat lebih dari empat ribu perusahaan lokal dan asing, 21 ribu ekspatriat dan puluhan ribu pekerja domestik di kawasan ini.
Dengan banyaknya ekpatriat dan pekerja domestik di kawasan tersebut, maka tingkat kebutuhan hunian pastinya sangat tinggi. Bergitu juga, prospek penyewaan hunian akan mudah diminati dan diserap masyarakat.
Langkah tepat Lippo
Fakta itulah yang mendorong pengembang Lippo Group kembali dengan inovasi kerennya, yakni membangun Kota Meikarta.
Lihat saja faktanya. Ribuan unit apartemen telah disiapkan oleh pengembang dengan harga mulai Rp200 jutaan, selalu ludes.
Meikarta memang menawarkan hunian berupa apartemen yang memiliki fasilitas lengkap layaknya kota modern lainnya di Asia, tetapi dengan harga relatif terjangkau untuk semua warga aneka latar.
Apalagi, Meikarta menyediakan aneka fasilitas umum, fasilitas sosial serta fasilitas bisnis berbeda dengan area pemukiman lainnya. Misalnya saja ada Meikarta CBD, Central Park seluas 100 Ha (ada danau, kebon raya, kebon binatang, area olahraga serta seni budaya) serta yang lainya (tersedia rumah sakit, sekolah termasuk perguruan tinggi kelas internasional).
Selain itu, kawasan Meikarta akan jadi sebagai ‘Smart City’, karena juga dilengkap pusat riset ala ‘Silicon Valley’, Gedung Konser seperti di ‘Sidney Opera’, juga stadion olahraga kaliber internasional seperti Gelora Bung Karno.
Infrastruktur bikin unggul
Proyek properti yang unggul pasti mengikuti proyek infrastruktur yang pembangunannya sedang maju.
Nah di sini, sebagaimana dilansir Investor Daily, Pemerintah berencana membangun Light Rapid Transit (LRT) yang terhubung dari Cikarang ke Jakarta. Belum lagi adanya pembangunan jalan Tol Jakarta Cikampek II (elevated toll) sepanjang 36 kilometer yang ditargetkam beroperasi pada 2019.
Akses menuju Cikarang dengan kawasan lain pun semakin membaik dengan dibangunnya sejumlah infrastruktur baru seperti jalan tol, LRT, pelabuhan laut (Patimban Deep Sea International Port) dan banyak lainnya. Tentu jangan dilupakan, dengan telah diresmikannya oleh Presiden Joko Widodo Bandara International Kertajadi, dua bulan silam.
Karenanya tak heran jika sekarang kawasan ini dikategorikan sebagai salah satu kawasan sunrise property paling unggul di Indonesia. (B-ID/jr — foto ilustrasi istimewa)