BENDERRAnews, 17/6/18 (Kaliningrad): Timnas Kroasia menang 2-0 atas Nigeria, Sabtu (16/6/18) melalui gol bunuh diri Oghenekaro Etebo dan penalti dari Luka Modric untuk memuncaki klasemen Grup D Piala Dunia, salah satu grup terberat serta paling tidak dapat diprediksi di turnamen ini.
Modric dengan tenang mengeksekusi penalti pada menit ke-71 untuk memastikan kemenangan timnya, namun fakta bahwa Kroasia gagal mencetak gol dari permainan terbuka merupakan pernyataan yang janggal.
Meski mendominasi permainan untuk kurun waktu yang lama, mereka kesulitan untuk melakukan penetrasi terhadap pertahanan Nigeria, dan berulang kali gagal untuk menemukan sasaran dengan tembakan-tembakan spekulatif dari luar kotak penalti.
Gol pertama tercipta setelah menit ke-30 ketika bola tendangan sudut Kroasia dari sisi kanan disundul melintasi kotak penalti dan penyerang Mario Manduzkic menyundul bola untuk kemudian dibelokkan ke gawang oleh kaki Etebo.
Hanya tiga hari berlangsungnya Piala Dunia, gol aneh kelihatannya telah menjadi pola, menyusul gol bunuh diri Maroko yang memberikan kemenangan kepada Iran pada Jumat dan sepakan Paul Pogba yang terdefleksi untuk membawa Prancis menang 2-1 atas Australia pada Sabtu sore.
Sampai saat itu, Kroasia dan Nigeria terlihat seimbang, di mana kiper tim Afrika itu Ikechukwu Ezenwa tidak direpotkan oleh tembakan-tembakan jarak jauh dari Ivan Perisic dan Andrej Kramaric — yang pertama melambung di atas mistar gawang dan yang kedua melebar.
Ketika pertandingan memanas, Kramaric menyundul bola ke bagian atas gawang Nigeria, sedangkan di sisi lain, Alex Iwobi memiliki tembakan yang dapat ditahan dan tembakan Victor Moses melambung di atas mistar.
Nigeria mengawali babak kedua dengan tekad yang lebih baik ketika Leon Balogun menyundul bola yang terlalu keras, namun pola pada babak pertama terulang ketika Kroasia menggaris bawahi otoritas mereka meski gagal mencatatkan tembakan ke gawang.
Peluang terbaik mereka dimiliki Ante Rebic, namun sepakan volinya melebar ketika ia berlari mengejar operan Perisic.
Kroasia kembali harus berterima kasih kepada lawan mereka untuk gol keduanya, setelah William Troost-Ekong menahan Mario Mandzukic dengan merangkulnya dari belakang pada duel ketat, Modric sukses mengeksekusi bola ke sudut kiri bawah gawang, tanpa dapat dibaca oleh Ezenwa.
Kroasia kini memuncaki klasemen Grup D setelah Argentina dan Islandia bermain imbang 1-1 di Moskow pada Sabtu sore. Demikian Reuters, Antara dan ‘Kompas.com’, seperti juga dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Susunan tim
Kroasia: 23-Danijel Subasic, 21-Domagoj Vida, 6-Dejan Lovren, 3-Ivan Strinic, 2-Sime Vrsaljko, 9-Andrej Kramaric (11-Marcelo Brozovic 60′), 10-Luka Modric, 7-Ivan Rakitic, 17-Mario Mandzukic (20-Marko Pjaca 86′), 4-Ivan Perisic, 18-Ante Rebic (8-Mateo Kovacic 78′)
Pelatih: Zlatko Dalic
Nigeria: 23-Francis Uzoho, 6-Leon Balogun, 5-William Troost-Ekong, 2-Bryan Idowu, 12-Abdullahi Shehu, 10-John Obi Mikel (13-Simeon Nwankwo 88′), 8-Oghenekaro Etebo, 4-Wilfred Ndidi, 9-Odion Ighalo (14-Kelechi Iheanacho 73′), 18-Alex Iwobi (7-Ahmed Musa 62′), 11-Victor Moses
Pelatih: Gernot Rhor
Wasit: Sandro Ricci (Brasil)
Laga seru
Sementara itu di Moskow, laga antara Timnas Denmark melawan Peru di Mordovia Arena, Moskow, Sabtu (16/6/18) malam WIB, berlangsung seru dan berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Denmark.
Gol kemenangan Denmark dicetak oleh Yussuf Poulsen pada menit ke-59, setelah memanfaatkan umpan terobosan yang diberikan oleh Christian Eriksen.
Selain itu, kegemilangan dari kiper Denmark, Kasper Schmeichel, membuat Peru gagal menyamakan kedudukan. Berkali-kali penjaga gawang yang bermain di klub Leicester City ini, mengagalkan peluang demi peluang yang diperoleh Peru sepanjang pertandingan.
Dengan kemenangan ini, Denmark menduduki posisi kedua di klasemen sementara Grup C dengan raihan 3 poin. Posisi pertama ditempati oleh Prancis yang berhasil mengalahkan Australia dengan skor 2-1 pada pertandingan sebelumnya.
Denmark langsung berinisiatif melakukan serangan ke jantung pertahanan Peru di menit-menit awal babak pertama.
Peru sendiri mampu mengimbangi permainan tim Dinamit, dan sempat beberapa kali memberikan ancaman lewat skema serangan balik.
Peru mendapat peluang emas pada menit ke-45, lewat titik penalti. Penalti tersebut diberikan wasit asal Gambia, Bakary Papa Gassama, setelah menyaksikan video tayangan ulang atau Video Assistant Referee (VAR). Dalam tayangan ulang, Yussuf Poulsen terlihat menjatuhkan Christian Cueva di dalam kotak penalti.
Sayangnya, eksekusi yang dilakukan sendiri oleh Cristian Cueva gagal membuahkan gol. Tendangan keras yang dilepaskannya melambung ke atas mistar gawang.
Skor tetap tidak berubah 0-0 hingga berakhirnya babak pertama.
Denmark terus melakukan serangan gencar ke jantung pertahanan Peru, yang lebih banyak menempatkan pemainnya di garis pertahanan.
Usaha keras pemain Denmark akhirnya membuahkan hasil di menit ke-59, lewat gol yang dicetak oleh Yussuf Poulsen, setelah memanfaatkan umpan terobosan yang diberikan oleh Christian Eriksen. Skor berubah 1-0 untuk keunggulan Denmark.
Tertinggal satu gol, Peru melancarkan langsung serangan balik ke jantung pertahanan Denmark.
Peluang emas langsung diperoleh Peru pada menit ke-61. Edison Flores yang berdiri bebas di dalam kotak penalti, melepaskan tendangan keras ke arah gawang Denmark.
Sayangnya, bola berhasil diselamatkan oleh penjaga gawang Kasper Schmeichel lewat aksi penyelamatan yang gemilang, sekaligus menghindari gawangnya dari kebobolan.
Keberuntungan nampaknya belum menaungi Peru, saat tendangan yang dilepaskan oleh Luis Advincula pada menit ke-73, kembali berhasil digagalkan oleh Kasper Schmeichel.
Denmark yang sudah unggul, lebih memilih bertahan saat pertandingan memasuki menit-menit akhir pertandingan. Hingga wasit Bakary Papa Gassama meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, skor tetap berubah 1-0 untuk keunggulan Denmark.
Susunan tim
Peru: Pedro Gallese, Luis Advincula, Alberto Rodriguez, Christian Ramos, Miguel Trauco, Renato Tapia (Pedro Aquino 87), Yoshimar Yotun, Andre Carrillo, Christian Cueva, Edison Flores (Jose Paolo Guerrero 63), Jefferson Farfan (Raul Ruidiaz 85).
Denmark: Kasper Schmeichel, Henrik Dalsgaard, Simon Kjaer, Andreas Christensen (Mathias Joergensen 81), Jens Stryger Larsen, William Kvist (Lasse Schoene 36), Christian Eriksen, Thomas Delaney, Yussuf Poulsen, Nicolai Joergensen, Pione Sisto (Martin Braithwaite 67).
Van Marwijk protes
Dari Kazan, dilaporkan Pelatih asal Belanda yang menangani Timnas Australia, Bert van Marwijk, menyesalkan keputusan wasit asal Uruguay, Andres Cunha, terkait pemberian hadiah penalti kepada Prancis dengan menggunakan bantuan teknologi video tayangan ulang atau Video Assistant Referee (VAR).
“Saya harap, suatu saat nanti akan adanya pengadil yang benar-benar jujur dan tidak perlu menggunakan bantuan video tayangan ulang,” kata Van Marwijk, dilansir dari laman AFP, Sabtu (16/6/18).
Disebutnya, wasit awalnya tidak berniat memberikan penalti. Namun, setelah melihat tayangan ulang VAR, keputusanya berubah.
“Saya melihat dirinya berdiri di sana. Dari posisi saya, bahasa tubuhnya menunjukkan sepertinya dia tidak akan memberikan penalti,” kata Van Marwijk.
Penggunaan teknologi VAR ini, merupakan yang pertama kali dalam sejarah Piala Dunia. Gol Griezmann juga menjadi gol perdananya bagi Timnas Prancis di putaran final Piala Dunia.
Prancis menang 2-1 atas Australia berkat gol dari Antoine Griezmann dan Paul Pogba, sementara Australia membalas lewat gol penalti dari Mile Jedinak. Demikian AFP seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’. (B-AN/BS/KC/jr)