BENDERRAnews, 11/6/18 (Jakarta): Ternyata, kiprah, manuver dan sepak terjang Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional, Amien Rais yang getol mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo semakin banyak menuai sorotan.
Pasalnya kritik Amien dinilai tidak membangun dan lebih banyak dilatari kepentingan politik.
Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Nasyirul Falah Amru menyampaikan, sebagai orang yang sudah sepuh, Amien sebaiknya lebih banyak beribadah dan melakukan hal positif.
Pria yang akrab disapa Gus Falah itu, menuturkan, kritik Amien terhadap pemerintah beraroma kebencian dan berpotensi memecah belah.
“Mbah Amien itu sampun sepuh, kalau kritis boleh tapi bikinlah kritik yang membangun, kritik yang tetap adem,” kata Gus Falah, kepada wartawan, Minggu (10/6/18).
Gus Falah mengatakan, banyak kritik Amien tak berdasarkan data dan bukan untuk kepentingan rakyat, tetapi hanya kepentingan politik. Salah satu contohnya, saat Amien mengatakan Presiden Joko Widodo berbohong saat memberikan sertifikat tanah di Yogyakarta.
“Padahal, masyarakat sangat gembira menerima sertifikat tanah yang sudah dinantikan sejak lama,” ungkapnya.
Gus Falah juga menilai Amien Rais bersikap aneh ketika meminta warga korban gusuran Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, berdoa agar ganti presiden pada 2019. Doa Amien itu dianggap keliru karena seharusnya doa dipanjatkan untuk kebaikan bangsa.
“Berdoa itu kan harusnya yang positif, yang baik-baik. Jadi siapa yang meludahi langit pasti akan kembali terpercik ke muka sendiri. Siapa yang berdoa baik akan kembali baik pada dirinya sebaliknya pun seperti itu,” tutur Sekretaris Baitul Muslimin Indonesia (BMI) tersebut.
Dia menyampaikan, Amien punya kepentingan politik memenangkan jagonya pada Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Salah satu calon yang didukung pada Pilkada 2018, ialah calon gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah, sedangkan untuk Pilpres, Amien merapat ke gerbong Prabowo Subianto yang dicalonkan Partai Gerindra.
“Kami tahu Mbah Amien di belakangnya Khofifah. Sudahlah, sebagai orang sepuh sebaiknya berbuat baik dan menyampaikan yang adem-adem saja,” pungkas Gus Falah.
Sudah ‘over dosis’
Sementara itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD menilai, kiprah pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, sudah melebihi batas, terutama dalam menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sebenanya sih kalau kita mempelajari perilaku poltiknya Pak Amien, orangnya memang keras sejak dulu. Tapi menurut saya yang belakangan ini agak ‘overdosis’,” kata Mahfud dalam program Special Interview with Claudius Boekan di Beritasatu News Channel, tayang Jumat (8/5/18) malam lalu.
Kemudian pakar hukum itu menunjukkan salah satu contoh ucapan Amien yang menurutnya sudah keterlaluan.
“Overdosis itu nampaknya di berbagai tempat Pak Amien hanya selalu menyerang Jokowi saja, misalnya yang terakhir dia menunjuk gambarnya Jokowi, ‘ini orang sebentar lagi akan dilengserkan oleh Allah’.”
“Menurut saya ‘overdosis’ itu, karena implikasinya tidak bagus bagi Pak Amien. Kalau ternyata misalnya Jokowi tidak lengser, berarti Allah tidak percaya pada omongan Pak Amien. Kan gitu kalau dibalik (logikanya) ya.”
“Iya kalau lengser, kalau enggak kan berarti Allah enggak sama dengan Amien, lebih dipercaya oleh Allah itu Jokowi, kan gitu.”
Claudius, Pemimpin Redaksi Beritasatu, bertanya: “Mungkin bagian dari taktik politik?”
“Mungkin juga. Oleh karena itu saya anggap overdosis. Tapi ya silakan saja, Pak Amien kan punya caranya sendiri untuk menjelaskan,” jawab Mahfud.
Dalam perkembangan politik sekarang, Mahfud juga menilai, wacana pertemuan Amien dengan Jokowi patut didukung.
“Bagus kalau ada ide Pak Amien dan Pak Jokowi itu bertemu, entah di mana terserah gitu,” ujarnya.
Sumber: BeritaSatu TV
Lain lagi Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi yang menyatakan keseriusan partainya untuk mencalonkan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais sebagai calon presiden (Capres) di Pemilu 2019 mendatang.
“PAN serius mencalonkan Pak Amien Rais sebagai capres 2019,” ujar Viva kepada wartawan, Minggu (10/6).
Beberapa alasan yang dikemukakan karena menurutnya, Amien memiliki integritas sebagai pemimpin nasional, cinta NKRI dan cinta rakyat Indonesia. Tidak hanya itu, ia juga menilai jika Amien memiliki konsep dan kapasitas leadership dalam memimpin perjuangan bangsa Indonesia.
“Pak Amien masih memiliki fisik kuat dan stamina prima dalam beraktivitas sesuai tuntutan kerja. Usia tidak menghalangi dalam menjalankan tugas pokok pekerjaan,” jelasnya.
Selain Amien Rais, katanya, PAN juga mengusulkan tokoh-tokoh partai lainnya seperti Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Penasehat PAN, Soetrisno Bachir, dan Hatta Rajasa mantan Ketua Umum PAN.
Namun untuk menentukan siapa yang akan maju nantinya, pihaknya akan memutuskan berdasarkan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN. Rakernas itu sendiri rencananya akan diselenggarakan usai Pilkada pada 28 Juni 2018.
Sebelumnya, Amien Rais telah menyatakan diri siap maju ke arena pertarungan Pilpres 2019 mendatang. Berkaca dari Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Muhammad yang kembali terpilih, Amien pun optimistis dirinya bisa maju dan melakukan hal yang sama. Demikian Suara Pembaruan seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Selanjutnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar menegaskan, dirinya lebih memilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon presiden dibandingkan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais. Namun, Cak Imin tidak menjelaskan alasannya secara pasti.
“Saya tidak bisa komentar Pak Amien Rais, tetapi saya pilih Pak Jokowi daripada Pak Amien Rais,” ujar Cak Imin seusai melepas 1000 peserta Mudik C1nta di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu (10/6/18).
Ketika ditanya alasannya lebih memilih Jokowi, Cak Imin hanya menjawab, dirinya merupakan calon wakil presiden Jokowi.
“(Alasannya), saya Cawapres Jokowi,” tutur Cak Imin sambil tertawa.
Cak Imin menilai Amien Rais bisa saja mempunyai peluang menjadi Capres. Bahkan, dia menilai Amien Rais lebih kuat daripada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
“Jangan-jangan Pak Amien dan Pak Prabowo, kuatan Pak Amien, jangan-jangan yah,” tandas Wakil Ketua MPR ini.
Alasannya, lanjut Cak Imin, Amien Rais merupakan mantan Ketua Umum Muhamadiyah dan baru aja ikut bertanding menjadi Capres.
“Pak Amien Mantan Ketum Muhammadiyah. Pak Prabowo sudah tanding, mungkin butuh yang baru tanding. Analisa saja,” demikian Cak Imin.
Sebelumnya, diberitakan, Partai Amanat Nasional (PAN) menjaring empat nama untuk maju sebagai calon presiden 2019. Salah satu namanya Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais. Sementara tiga nama lainnya ialah Zulfikli Hasan, Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa. Namun, nama Capres dari PAN akan diputuskan saat Rakernas yang akan digelar pertengahan tahun ini.
Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi menyatakan, keseriusan partainya untuk mencalonkan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais sebagai calon presiden (Capres) di Pemilu 2019 mendatang.
“PAN serius mencalonkan Pak Amien Rais sebagai capres 2019,” ujar Viva kepada wartawan, Minggu (10/6/18).
Koalisi keumatan sulit
Sementara itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar menilai, peluang koalisi kerakyatan yang digulirkan Partai Demokrat sulit terbentuk. Pasalnya, Partai Demokrat harus gandeng dua partai tambahan untuk bisa mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019.
“Saya kira untuk terbentuk sangat sulit karena masih membutuhkan minimal dua partai tambahan untuk Demokrat dan yang kedua siapa presiden serta siapa cawapresnya juga belum jelas,” kata Muhaimin, Minggu (10/6/18).
Lebih lanjut pria yang akrab disapa Cak Imin ini mengaku belum pernah mendengar langsung koalisi kerakyatan dari Partai Demokrat dan PAN. Namun, menurut dia, sah-sah saja jika Partai Demokrat mewacanakan koalisi kerakyatan.
“Kalau ada inisiatif membuat poros kerakyataan, saya mengucapkan welcome-welcome saja,” ungkap dia.
Meskipun, kata Cak Imin, dirinya dan PKB masih berkonsentrasi penuh pada Jokowi- Imin atau JOIN. Pihaknya, lanjut dia, sedang fokus mensosialisasikan posko JOIN ke seluruh Indonesia.
“Pilihan final kami sampai nanti, sampai perkembangan terakhirnya, tetapi welcome saja demokrasi membolehkan supaya lebih dinamis ada koalisi kerakyataan, ada koalisi keumatan dan ada koalisi JOIN, kita tunggu saja perkembangan,” terang dia
Sebelumnya, Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyatakan, partainya tengah berupaya membangun Koalisi Kerakyatan. Koalisi merupakan ide dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Disebutnya lagi, SBY menginginkan adanya koalisi yang fokus memikirkan kesejahteraan rakyat ke depannya. (B-SP/AN/BS/jr)