BENDERRAnews, 3/6/18 (Brastagi): Prof Din Syamsuddin, Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog Antar Agama dan Peradaban, mengungkapkan, umat Islam acap kali tersinggung terhadap perkembangan misi Kristen di Indonesia.
Ia menyebut, beberapa penelitian menunjukan, tingkat pertumbuhan pemeluk Kristen Protestan per tahunnya meningkat, terutama di beberapa kantong Muslim, di antaranya Yogyakarta dan Sumatra Barat.
“Data seperti ini mengentalkan berkembangnya isu kristenisasi, yang pada gilirannya turut memengaruhi berkembangnya radikalisme Islam di Indonesia,” ujar Din selaku Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP), di hadapan lebih dari 300 pemuka agama Kristen peserta Konferensi Pekabaran Injil 2018 di Brastagi, Sumatra Utara, Jumat (3/6/18).
Sebagaimana diberitakan ‘Republika.co.id’, Din juga menuturkan, dalam Muyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa yang diselenggarakan oleh Kantor UKP-DKAAP di Jakarta pada Februari lalu, telah dibahas bersama dasar relasi hubungan antaragama. Disepakati bahwa pondasi relasi tersebut harus bersandar pada persahabatan berdasarkan kemanusiaan sejati.
Takdir hidup dalam kemajemukan
Dalam pertemuan itu juga disepakati, NKRI berdasarkan Pancasila, final. Din mengingatkan, takdir anak negeri hidup sebangsa di dalam kemajemukan.
“Untuk itu, kita mengaku bahwa bersama kita dari Tuhan, untuk Tuhan dan kemanusiaan. Di dalam Islam, ini yang dimaksudkan dengan rahmatan lil alamin,” kata Din yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Din menegaskan, kerukunan yang diperjuangkan bukan saja berdasarkan kebutuhan bangsa, tetapi juga kebutuhan setiap orang dan kelompok. Dalam kaitan ini, kerukunan tak boleh menghalangi misi dan dakwah. “Sebaliknya juga misi dan dakwah tak boleh mengganggu kerukunan,” ujarnya.
Dakwah menuntun ke jalan benar
Din pun menjelaskan, misi maupun dakwah ada yang berhaluan keras, tetapi juga yang halus. Ada yang membangun pandangan dan tujuan untuk menambah jumlah umat. Tetapi juga ada yang hanya mengajak ke jalan Allah. Dia mengungkapkan jalan Allah dalam pengertian ini merujuk pada kebaikan bersama.
Semua agama, menurut Din, punya persepsi yang sama tentang Sang Pencipta, sekalipun sebutannya berbeda. “Jelas di sini bahwa dakwah itu bukan untuk mengajak orang masuk Islam, tetapi menuntun orang ke jalan yang benar,” kata dia menjelaskan.
Konferensi Pekabaran Injil 2018 diselenggarakan oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) bekerja sama dengan Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI), Persekutuan Gereja-gereja, dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII). Kegiatan ini dilangsungkan selama tiga hari, yaitu dari 29 Mei hingga 31 Mei 2018. (B-RP/jr)